Butuh waktu seminggu, untuk memulihkan kondisi Viona. Dan sekarang Viona sudah berada di rumah tantenya, sekarang dirinya tengah duduk di atas ranjang sambil memandang ke depan dengan tatapan kosong.
Sekarang dirinya sudah berpisah dengan Adrian, meskipun belum resmi. Viona bisa bernafas lega, karena dirinya tidak tinggal bersama suaminya. Ralat, calon mantan suaminya.
Dan Adrian kini mendekam di penjara selama kurang lebih lima tahun penjara. meskipun merasa hukuman Adrian terlalu ringan, tetapi setidaknya ia bisa bernafas lega karena untuk beberapa tahun kedepan dirinya tidak akan ber-urusan lagi dengan lelaki itu.
Dan dia sangat berharap untuk tidak pernah bertemu dengan Adrian lagi. Dirinya ingin menjalani kehidupan yang baru, tanpa adanya bayang-bayang masa lalunya.
"Hei...pendek, ayo turun maka." Lamunan Viona langsung buyar, saat mendengar panggilan itu.
Viona langsung menoleh ke asal suara yang tidak asing baginya.
Senyum Viona langsung berkembang, saat melihat wajah tampan yang hampir satu tahun tak ia temui.
Bagaimana bisa ia temui, semanjak menikah dengan Adrian, Viona belum berkunjung ke rumah paman dan bibinya.
Jika Viona mengajak Adrian untuk mengunjungi paman dan bibinya, Adrian selalu mencari alasan agar tidak mengunjungi paman dan bibinya.
"Kak Varo..."
"Sudah jangan berdiri, kondisimu masih lemah." Varo melarang Viona untuk berdiri dan menghampirinya.
Alvaro Pratama, laki-laki yang berumur dua puluh lima tahun itu berjalan mendekat dan segera memeluk gadis yang sudah dianggapnya sebagai adik kandungnya.
"Bagaimana keadaanmu sekarang? maaf kakak kemaren tidak bisa menjengukmu, karena aku ada pekerjaan."
"Ck...iya deh yang super sibuk!" ucap Viona yang pura-pura merajuk.
"Sudah jangan ngambek, kamu mau di beliin apa?" Varo berusaha merayu adiknya ini.
"he...he..he...gak usah kak, melihat kakak sehat aja udah seneng kok."
"kamu ini, maafkan aku karena tidak bisa menjagamu. Andai saja kakak ada di sana, pasti sudah habis di tanganku lelaki brengsek itu!" ucap Varo geram. jujur dia begitu marah saat mendengar kekerasan yang menimpa adik sepupunya ini.
Jika saja kemarin dia tidak ada keperluan pekerjaan, pasti dia sudah ikut bersama dengan kedua orang tuanya untuk pergi menemui lelaki itu dan akan menghajarnya.
"Sudahlah kak, semuanya sudah terjadi, dan aku ingin memulainya dari awal. Kakak cukup dukung aku saja."
"Tentu kakak akan mendukungmu, karena masa depanmu masih panjang. Jangan pernah merasa sendirian karena kami selalu ada untukmu."
Viona tersenyum lalu mengangguk. Dia sangat bersyukur karena masih memiliki keluarga yang begitu menyayanginya.
"Eh...bukanya tadi kakak kesini mau ngajak aku makan ya."
"Iya, sampe lupa. Ayo kakak bantu turun."
Varo langsung mengangkat tubuh kurus Viona, dan membawanya turun untuk makan malam bersama.
Viona menolak dan meminta untuk di turunkan, tetapi Varo tak menghiraukan ucapan Viona dan membawa gadis itu dalam gendonganya sampai di meja makan.
sungguh Varo tak habis fikir, kenapa Adrian bisa Setega itu terhadap wanita yang terlihat kurus dan lemah ini.
bagaimana bisa, padahal Viona baru saja hamil. tetapi berat badannya bisa begitu seringan ini.
Bukankah orang hamil itu berat badannya akan bertambah? Tetapi kenapa Viona bukanya bertambah malah menjadi semakin kurus.
"Apa suamimu tidak pernah memberimu makan?" tanya Varo, saat menuruni anak tangga.
"Maksud Kaka?"
"Kenapa badanmu terasa lebih ringan sekarang? dan lihat tubuhmu tak ada dagingnya sama sekali."
Viona berdecak sebal, bagaimana tidak sebal? Varo selalu mengomentarinya, walaupun yang di komentari memang benar adanya sih.
"Aku kan habis dari rumah sakit kak, dan selama itu berat badan aku turun."
"Ya sudah, kalau begitu kamu harus makan yang banyak." Varo mengambilkan makanan lalu menyodorkan ke arah Viona.
Viona membelalakkan matanya, saat melihat makanan yang berporsi besar di depannya.
"Kak...."
"Kakak, tak mau tahu kamu harus makan yang banyak agar badanmu lebih berisi."
Viona hanya mengerucutkan bibirnya, sambil memakan makanan yang berporsi besar itu. mau tidak mau dia harus mau, karena Varo tidak mau di bantah.
sementara Bella dan raja hanya terkekeh melihat tingkah kedua anaknya itu.
Mereka sangat senang dengan kehadiran Viona, rumah mereka menjadi ramai dan lebih hidup.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 63 Episodes
Comments