Tangisan Warga Desa.

[Di rumah Eden]

Terlihat, banyak sekali orang-orang yang berkunjung kerumah Eden. Bahkan semua orang yang ada disekolah dan pasar, pergi menuju rumah Eden.

"Ada apa ini Paman.?" Tanya Leon terkejut.

"Cepat masuklah." Jawab Arga sambil menurunkan Simon.

"Kenapa banyak orang disini." Kata Simon kebingungan.

Lalu, Leon, Simon, dan Arga berjalan masuk kedalam rumah.

"Ah, itu Leon." Dia sudah terlambat." Dia pasti menangis setelah ini." Kata-kata warga yang melihat Leon berjalan masuk ke dalam rumah.

...

"Hiks, hiks." Suara Violen yang menangis diluar kamar Eden.

"Ibu, apa yang sudah terjadi.?" Tanya Simon sambil menghampiri Violen.

"Simon, Leon." Kata Violen sambil memeluk mereka berdua.

"Ada apa bu, kenapa ada banyak orang disini.?" Tanya Leon dengan panik.

"Leon, Hiks." Kata Violen sambil memeluknya dengan erat.

"Kau sudah datang Nak, kemarilah." Kata Hermes kepada Leon.

Leon pun berjalan menghampiri kamar Eden dengan perasaan yang tidak karuan. Detak jantungnya berdenyut dengan sangat cepat.

"Glegg." Suara Leon menelan ludah sambil berjalan ke kamar Eden.

Lalu, Saat ia sudah didepan kamar, Leon berhenti seketika, dia melihat Eden terbaring di tempat tidurnya dengan raut wajah yang pucat. Dan disampingnya ada Iron yang sedang menangis.

"Tidak, tidak mungkin. Dia pasti bercanda." Kata Leon dengan tercengang.

Semua orang yang melihat Leon hanya terdiam dengan raut wajah yang sedih. Perlahan-lahan Leon pun masuk kedalam kamar.

"Nak, kau sudah terlambat." Kata Iron dengan menangis.

"Apa dia sedang tertidur Tuan.?" Tanya Leon dengan tercengang.

"Kemarilah Nak." Kata Iron sambil berdiri.

"Kakek, kakek, bangunlah kakek." Kata Leon sambil mengoyangkan tubuh Eden.

"Kakek, hiks. Kenapa kau diam saja kakek, Hiks. Bangunlah." Kata Leon yang mulai menangis.

...

Leon mengingat hidupnya bersama Eden.

"Kau akan jadi seorang warrior Leon, Hahaha" Kata Eden.

"Jadilah orang yang baik, dunia ini membutuhkan seseorang sepertimu nak." Kata Eden sambil mengelus kepala Leon saat masih berusia 5 tahun.

"Hahahaha. Kau tidak bisa mengalahkanku Leoon." Kata Eden saat berlatih bersama Leon.

"Makanlah Leon, aku sudah memasakkan makanan untukmu, hehe." Kata Eden

....

"Hiks, Tidak, bangunlah kakek, kakek. HAAAAAAAAAAAAA." Teriakan Leon dengan sangat tepukul sambil menangis.

Tak lama kemudian, Leon pun pinsan ditempat.

"Leon, Leon." Kata Iron yang panik sambil menghampiri Leon.

...

Diluar kamar.

"Hiks, Leoon." Kata Simon sambil menangis.

"Tidak mungkin, Tuan Eden. Hiks." Kata Arga dengan menangis.

"Violen, bawa Leon kerumahmu, dia sangat tepukul." Kata Iron sambil mengendong Leon.

"Hiks, Leoon." Kata Violen sambil menghampiri Leon.

"Biar aku yang membawanya kak." Kata Arga sambil mengendong Leon keluar rumah.

Semua orang sangat sedih melihat Leon yang digendong Arga keluar rumah.

"Hiks, Leoon," Kata Simon yang mengikuti Arga dibelakangnya bersama Violen.

...

Beberapa jam kemudian, tubuh Eden dikuburkan di tempat pemakaman para leluhur desa Ellora. Semua orang yang menghadiri pemakaman itu, menangis dengan sangat sedih.

"Beristirahatlah Eden. Desa ini akan baik-baik saja." Kata Iron yang berdiri didepan makam Eden.

"HORMAT KEPADA TUAN EDEN DAN PARA LELUHUR." Teriak Hermes kepada seluruh hadirin disana.

Semua orang pun memberikan penghormatan terakhir untuk Eden.

...

Dirumah Violen.

Leon pun mulai membuka matanya dengan perlahan-lahan.

"Kakek, kamu dimana.?" Kata Leon dengan lemas.

"Leon, kau sudah bangun Nak." kata Violen dengan berlinang air mata.

"Dimana kakek bu.?" Tanya Leon. Namun Violen hanya terdiam sambil menangis.

"Tuan Eden sudah dimakamkan di tempat pemakaman para leluhur." Jawab Arga dengan sedih.

"Hiks, Hiks." Suara Leon menangis.

"Tenanglah Leon. Kita masih disini bersamamu." Kata Simon dengan sedih sambil menghampiri Leon.

"Hiks, kakek." Kata Leon menangis.

...

Ditempat lain.

[Istana Kerajaan Aldebaren]

"Yang Mulia, Saya mendapatkan laporan dari prajurit perbatasan." Kata salah satu Jendral bernama Dellon.

"Hem, cepat katakan." Kata Raja Philip.

"Baik Yang Mulia. Kepala desa Ellora bernama Eden telah meninggal sore tadi, dan mayatnya sudah dimakamkan disana." Kata Dellon.

"Haa.?" Suara Raja Philip dengan terkejut.

"Hahaha. HAHAHAHAHA." Suara Raja Philip yang tertawa puas.

"Siapkan pasukan kerajaan Jendral. Beberapa hari kedepan, kita akan menyerang desa itu. Tanpa adanya Eden, ini akan lebih mudah untuk merebut desa Ellora. Hehehe." Kata Raja Philip.

"Siap, Laksanakan Yang Mulia." Kata Dellon sambil berjalan menjauh dari sana.

"Hehe, sudah berapa lama aku menunggu moment ini. Kekuasaanku akan semakin kuat, dan wilayah Aldebaren akan semakin luas. Hahahahaha." Kata Raja Philip dengan sangat gembira.

...

3 hari pun berlalu.

Terlihat Leon masih menangis dan suka menyendiri didalam kamar milik Violen.

"Apa dia baik-baik saja bu.? Sudah 3 hari dia tidak keluar kamar." Tanya Simon yang khawatir.

"Sebaiknya kita tunggu saja Nak, Leon masih membutuhkan waktu untuk menenangkan dirinya." Kata Violen.

Lalu, tiba-tiba Leon membuka pintu dan keluar dari kamar dengan raut wajah yang sedih.

"Leon." Kata Simon. Violen pun langsung menghampirinya dan memeluknya.

"Leon, kuatkan hatimu. Kami semua masih ada disini bersamamu." Kata Violen.

"Em, Terimakasih bu, aku hanya ingin menyendiri dulu." Kata Leon sambil melepaskan pelukan Violen dan berjalan keluar rumah.

"Leon. Mau pergi kemana kau.?" Tanya Simon.

"Aku hanya ingin mengunjungi makam kakek." Kata Leon sambil berjalan.

"Leoon." Kata Simon yang khawatir.

"Jangan pulang malam-malam Nak. Dan jaga dirimu dengan baik." Kata Violen dengan tersenyum.

"Kami menunggumu disini Leon. Jadi pulanglah kesini." Kata Simon.

"Em, terimakasih. Aku akan pulang setelah ini." Kata Leon.

...

"Apa perlu aku menemaninya bu.?" Tanya Simon.

"Biarkan saja dia pergi sendiri, Leon hanya ingin menyendiri didepan makam Tuan Eden." Jawab Violen.

"Eem." Kata Simon yang khawatir.

...

[Makam Para Leluhur]

Terlihat, Iron dan Hermes ada disana sambil menaburkan bungah. Lalu, Leon pun datang dengan wajah yang sangat sedih.

"Leoon.?" Kata Iron yang melihat Leon berjalan menghampirinya.

"Apa kau sudah tenang Nak.?" Tanya Iron.

"Ah, Tuan. Aku ingin melihat makam kakek." Jawab Leon.

"Baiklah Nak, jangan bersedih. Semua orang didesa masih ada untukmu." Kata Iron sambil berdiri.

"Leon, pulanglah kerumahku setelah ini, kau bisa tinggal disana bersama Simon." Kata Hermes.

"Jangan berlama-lama disini Nak. Dan segera pulanglah. Kami akan menunggumu di rumah Hermes." Kata Iron sambil berjalan menjauh bersama Hermes.

"Terimakasih Tuan." Kata Leon dengan sedih

Lalu, Leon pun hanya terdiam didepan makam Eden sambil meneteskan air mata.

"Kakek, kau sudah berjanji padaku untuk mengajariku ilmu pedang legendaris." Kata Leon dengan sedih.

"Hikss, Terimakasih atas semuanya kakek. Kau merawatku dengan baik." Kata Leon dengan menangis.

"Aku, aku akan menjaga ilmu pedang ini dengan baik. Terimakasih sudah mengajariku segalanya. Hiks." Kata Leon dengan menangis terseduh-seduh.

"Kakek, Hiks, maafkan aku, maafkan aku. Aku sudah rindu padamu lagi kakek. Hiks." Kata Leon dengan memangis.

...

Beberapa jam kemudian, Leon pun pergi ke balik bukit, tempat latihan rahasia bersama Eden.

"Tempat ini sangat sepi tanpamu kakek." Kata Leon sambil masuk kedalam gua di balik air terjun.

"Maafkan aku semua, aku akan tinggal disini beberapa hari." Kata Leon sambil mengambil pedang besi.

Leon pun berlatih sendirian disana.

...

[Dirumah Hermes]

"Ini sudah larut malam ibu, kenapa Leon belum kembali kesini.?" Tanya Simon.

"Aku akan menyusulnya kesana." Kata Violen sambil berdiri.

Tiba-tiba. BREDOOM. Terdengar suara ledakan yang sangat keras disekitar desa.

"Suara apa itu.?" Kata Iron terkejut.

"Aku akan memeriksanya." Kata Hermes sambil keluar rumah.

"Aku ikut ayah." Kata Violen yang mengikuti Hermes bersama Simon dan Iron.

Lalu, mereka semua pun terkejut dan tercengang melihat warga desa yang sedang di bantai oleh prajurit kerjaan Aldebaren.

"Apa yang sudah terjadi disini.?" Kata Iron dengan terkejut

"Violen, pergilah dari sini bersama Simon." Kata Hermes dengan serius.

"Baiklah ayah, jaga dirimu baik-baik. Ayo Simon kita pergi ke makam leluhur." Kata Violen sambil berlari bersama Simon.

"Apa kakek akan baik-baik saja bu.?" Tanya Simon dengan panik.

Namun, Violen hanya terdiam sambil meneteskan air mata. Simon pun terkejut melihat ibunya menangis tanpa bersuara.

"Ibuu." Kata Simon yang terkejut.

.

.

Terpopuler

Comments

Denyoong

Denyoong

Nah ini yang saya maksud. Alur ceritanya sudah di konsep dengan bagus. Awal perang prajurit kerajaan kalah, karena masih ada Eden. 8 tahun kemudian, eden sudah tidak ada, prajurit kerajaan mulai berani menyetang lagi.

mungkin harapan satu-satunya ada di MCnya.

2022-10-17

3

Denyoong

Denyoong

waah, ini gawat

2022-10-17

2

Denyoong

Denyoong

Wiih langsung pinsan dong

2022-10-17

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!