The Darkness King Return

The Darkness King Return

Badai Laut.

[Ditengah Laut Wilayah Kerajaan Aldebaren]

Terlihat seorang nelayan yang terjebak ditengah laut karena badai yang sangat hebat. Ombak dengan tinggi mencapai 7 meter menghantam perahu kecil yang di tumpangi oleh seseorang bernama Eden. Dia adalah seorang nelayan yang sudah berumur 60 tahun.

Hujan deras menguyur lautan, diikuti badai petir yang keluar terus menerus, badai angin yang begitu kencang, dan gelombang laut yang tinggi menerjang perahu kayu itu.

"Ini gawat, sangat gawat." Kata Eden yang berusaha mempertahankan keseimbangan perahunya.

Perahu kecil yang dinaiki Eden terombang ambing tak beraturan. Ia mencoba menguras air laut yang masuk kedalam perahunya.

Dengan kondisi tubuh yang sudah rentang, Ia tidak bisa mempertahankan perahunya itu, bahkan hampir terbalik berkali-kali.

"Sepertinya aku akan menyusulmu Sonia." Kata Eden yang mengingat istrinya yang sudah wafat 30 tahun yang lalu.

"Aku masih belum bisa mewujudkan keinginanmu. Hiks." Kata Eden sambil menangis.

Eden hanya pasrah sambil memegang perahunya.

"Sonia, maafkan aku, Maafkan aku Hiks." Kata Eden yang pasrah menunggu ajalnya.

Lalu, tiba-tiba perahunya berhenti seketika ditengah-tengah badai. "Aaaarrgh." Suara Eden yang terpental kedepan.

"Aaah, Ada apa ini.? Perahunya tiba-tiba berhenti." Kata Eden yang kebingungan.

"Sepertinya aku menabrak sesuatu didepan." Kata Eden sambil berjalan kedepan perahunya.

"Apa ada karang yang besar disini.?" Tanya Eden.

Lalu, ia melihat sebuah peti kayu yang lumayan panjang. Peti itu menabrak perahu tepat didepan perahunya.

"Haaaa, peti apa itu.? Kenapa ada di tengah laut seperti ini.? Apa ada seseorang yang menjatuhkannya." Kata Eden sambil meraih peti itu.

Ditengah-tengah badai yang masih menerjang, perahu yang dinaiki Eden mulai berputar menghindari peti itu. Namun, Eden masih mencoba meraihnya.

"Ini gawat. Aku akan kehilangan peti itu. Aku tidak punya pilihan lain." Kata Eden sambil meloncat kedalam laut dan memegangi Peti kayu itu.

Lalu, perahu yang ditinggalkannya itu terbalik dan diterjang oleh ombak. Hanya dalam sekali terjangan saja, perahu itu hancur berpeking-keping.

"Tidaak, perahuku satu-satunya. Bagaimana aku bisa pergi ke pantai.?" Kata Eden sambil memeluk Peti kayu.

"Aku tidak tau apa yang ada didalam peti ini, tapi peti ini sudah menyelamatkan nyawaku." Kata Eden.

"Ini sangat aneh, kenapa ombak-ombak itu tidak menerjang kesini. Seperti mereka menghindarinya." Kata Eden yang kebingungan.

Peti kayu itu bergerak menjauh dari tempatnya, perlahan-lahan Eden bersama peti itu menuju ke pantai.

"Ini benar-benar mengejutkanku. Ada apa didalam peti ini." Kata Eden.

...

Beberapa jam kemudian, Eden bersama dengan peti kayu sampai di bibir pantai. Cuaca di pantai sangat cerah, berbeda dengan cuaca yang ada ditengah laut.

"Huh, huh, Aku terselamatkan." Kata Eden sambil terbaring di tepi pantai.

"Biarkan aku istirahat sebentar, setelah ini aku akan membuka peti itu." Kata Eden sambil melihat peti kayu.

"Haaah, Sepertinya aku tidak bisa menunggu, aku sangat penasaran." Kata Eden sambil memegang petinya.

Perlahan-lahan Eden membuka peti kayu itu, dan sebuah cahaya bersinar sangat terang keluar dari dalam peti kayu itu.

"Apa ini.?" Kata Eden sambil membuka peti kayu, bahkan matanya sampai terpejam karena kilatan cahayanya.

Lalu, Eden pun membuka peti itu dengan cepat, dan kilatan cahayanya mulai meredup.

"Haaa.?" Suara Eden terkejut melihat isi yang ada didalam peti.

Eden melihat seorang bayi yang tertidur pulas didalamnya. Bayi itu berusia sekitar 3 bulan, dan disebelah kirinya ada sebuah pedang berwarna putih yang lengkap dengan sarungnya. Dan di atas bayi itu terdapat sebuah kertas yang menempel didalam peti.

Eden pun mengambil kertas itu dan membacanya.

"Bayi ini sepertinya sengaja dibuang ke laut. Siapa orang tuanya.? Arjun Leon. Apa itu nama bayi ini.?" Kata Eden kebingungan.

"Lalu pedang ini, Aaah, dia memiliki aura yang sangat kuat." Kata Eden sambil memegang pedang yang ada disebelah bayi itu.

"Apa bayi ini masih hidup.?" Kata Eden sambil mengangkat bayi dari dalam peti

Lalu, tiba-tiba Bayi itu mengangis "Hoe, HOEEE, HOEE." Suara tangisan Leon.

"Aaah, dia masih hidup. Yossh, yossh. Kau akan ikut denganku Leon. Hiduplah bersamaku." Kata Eden sambil mengendong Leon.

Eden pun mengikat peti kayu itu dan menariknya pergi ke desa sambil mengendong Leon.

...

Ditempat lain. Desa Ellora.

"Ah, itu Tuan Eden. Semua Tuan Eden sudah kembali." Teriak Arga, pemuda desa.

"Benarkah.?" Kata Violen, Seorang Janda beranak satu. Suaminya meninggal saat pergi berperang.

"Apa yang dibawanya itu.?" Kata Iron, salah satu petinggi desa Ellora yang seumuran dengan Eden.

...

"Huh, huh, Cepat bantu aku." Kata Eden sambil terengah-engah.

"Tuan, bayi siapa ini.?" Kata Violen sambil mengambil Leon.

"Aku sendiri ingin tau, aku menemukannya ditengah laut. Lakukan sesuatu untuknya Violen, dia mengangis saat aku mengambilnya." Kata Eden sambil terbaring ketanah.

"Yossh, yoossh, tenanglah nak. Pasti kau lapar sekarang." Kata Violen dengan penuh kasih sayang.

"Apa yang terjadi denganmu Eden.?" Tanya Iron sambil menghampiri Eden.

"Iron, aku terjebak ditengah laut karena badai. Perahuku hancur disana." Jawab Eden.

"Hem.? Lalu bagaimana kau sampai disini.?" Tanya Iron.

"Ah, aku menabrak sebuah peti yang isinya bayi itu. Aku memeganginya dan peti itu bergerak menuju ke pantai." Jawab Eden.

"Hee, benarkah Tuan Eden. Apa peti kecil ini yang membawa anda kesini.?" Tanya Arga.

"Sebaiknya kau tidak menyentuh peti itu." Kata Eden kepada Arga dengan penuh ancaman.

"Eeeeh. Maafkan aku Tuan Eden." Kata Arga yang ketakutan.

...

"Hem, syukurlah kau selamat. Kau sudah pergi selama 2 hari, itu membuat kami khawatir. Bangunlah Eden, dan beristirahatlah di rumah. Arga, bantu Tuan Eden berdiri." Kata Iron.

"Siap laksanakan Tuan." Kata Arga sambil membantu Eden berdiri.

...

Mereka pun berjalan kerumah Eden.

"Apa sudah terjadi sesuatu Iron.? Kenapa semua orang tidak ada disini." Tanya Eden sambil berjalan.

"Ah, prajurit Aldebaren datang kesini kemarin." Jawab Iron.

"Haaa.? Apa yang mereka lakukan disini.?" Tanya Eden.

"Seperti biasa, mereka menginginkan desa ini menjadi wilayah kerajaan. Mereka tidak akan berhenti sampai tujuan mereka tercapai." Jawab Iron.

"Aku tau itu. Dalam waktu dekat, mereka pasti membawa pasukan kesini." Kata Eden.

"Hem, Lalu kenapa kau pergi meninggalkan desa.? Kau harus sadar Eden, kau adalah kepala desa disini." Kata Iron dengan emosi.

"Ah, hahaha. Aku hanya ingin pergi memancing sebentar. Aku juga seorang nelayan Iron." Kata Eden dengan tersenyum.

"Hem." Suara Iron yang kesal.

"Tidak perlu takut Tuan, kami pemuda desa akan melindungi desa ini dengan sekuat tenaga. Hehe." Kata Arga sambil membantu Eden berjalan.

"Sebaiknya kita bersiap-siap sebelum mereka datang kesini lagi." Kata Eden serius.

"Itu sudah kita lakukan, bahkan para pemuda disini sudah berlatih 12 jam tanpa berhenti." Kata Iron.

"Mereka sangat bersemangat, jiwa muda memang sangat berbeda dengan kita Iron, hahaha." Jata Eden sambil tertawa.

"Aku hanya tidak ingin terjadi peperangan lagi." Kata Iron dengan sedih.

Iron mengingat anaknya yang meninggal karena perang beberapa bulan yang lalu. Anak Iron adalah suami Violen.

"Hem, sebaiknya kita bicarakan didalam rumah." Kata Eden.

.

.

Terpopuler

Comments

Seila

Seila

Emm, menarik

2022-10-26

0

Denyoong

Denyoong

Janda anak satu. muanteep

2022-10-17

2

Denyoong

Denyoong

Mantaap, cerita awalnya membuat penasaran. Lanjut baca ini. Siap bantu komentar untuk mendukung kerja Author

2022-10-17

2

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!