Tuan muda Rayhan Crowel, dikabarkan kencan dengan seorang model yang tengah naik daun bulan ini. Mereka kepergok menghabiskan waktu bersama di sebuah restoran bintang lima.
Semoga hubungan mereka memang benar dekat,seperti apa yang tengah dirumorkan.Via mendelik sinis mendengarnya.Via sedari tadi sibuk bermain
ponsel, namun tiba-tiba melihat tayangan berita di sosial media bertebaran.
"Berita tidak bermutu." Via mensecrol ponselnya ke atas. Via menghela nafas berat tidak menemukan lowongan kerja yang cocok untuk nya. Ah! kemana lagi ia akan mencari uang.
Tabungannya telah menipis. Via juga tidak ingin meminta uang ke pria itu. Apa kata dunia? pasti dia akan mengatakan dirinya tidak tahu diri dan murahan.
Via merebahkan tubuhnya di atas sofa. Kalau di atas tempat tidur, aroma tubuhnya akan tercium oleh
pria kasar itu, dan ujung-ujungnya Via yang akan lelah mengganti sprei dan mencucinya hingga bersih. Sampai aroma tubuhnya tidak tercium kembali.
"Ya Tuhan! tolonglah! aku ingin bekerja. Kenapa pekerjaan begitu sulit."
Memang lowongan pekerjaan banyak di internet, namun tidak jelas asal usul dan sumbernya.
Drttt! Drttt!
"Via, gue mau bicara sama lo. Kita ketemuan, oke?" terdengar suara di ujung telepon bergetar dengan
nafas tersendat. Ada apa dengan dia? itulah pertanyaan dari Via.
"Lo kenapa? lo sesak nafas?"
"Ah? sampai kedengaran, ya? ngak kok hanya grogi aja."
"Aneh!"
"Lo lagi apa sekarang? ngak sibuk, kan?"
"Lagi nyari kerja. Lo ada teman kenalan ngak, buat jadi barista gitu?"
"Nanti gue kabarin. Lo ngak mau ketemuan sama gue, nih?" Lagi Raja mempertanyakan hal itu, membuat mood Via semakin hancur.
"Gue sibuk. Jadi besok di kampus aja kita bahas, apapun yang ingin lo sampaikan."
"Oke. Gue tutup! Sambungan terputus sepihak, membuat Via menautkan alisnya bingung.Via memperhatikan layar ponselnya, yang masih menyala kembali ke menu utama.
"Ada apa dengan Raja?"
****
"Penandatangan kontrak kerja telah di laksanakan, Nyonya Nacita Jani."
Nacita mengulas senyuman dengan sangat sensual dan angkuh, seakan menarik perhatian Rayhan yang kini memandanginya dengan wajah datar.
"Tuan Muda, Anda tidak memperhatikan tayangan berita di televisi bahkan semua sosial media? mereka tengah memperbincangkan nama kita berdua."
"Maaf, Nyonya Nacita! Anda telah melewati batas," sanggah Glen. Membuat Nacita mendegus mendengarnya.
"Diamlah! saya tidak berbicara denganmu!" tandas Nacita, beralih memandang lembut Rayhan.
"Glen! kita pergi!" ucap Rayhan bangkit dari duduknya dan merapikan jasnya. Nacita juga ikut berdiri dan menjulurkan tangan nya di udara.
"Apa yang kau lakukan, Nyonya?!" ujar Glen, merasa geram dengan wanita ini.
Nacita mengulas senyumannya,memancing Rayhan menyentuh tangannya yang lentik dan menggoda di depannya.Rayhan tidak memperdulikannya.
Rayhan melenggang pergi dari hadapannya. Membuat Nacita menghela nafas pelan dan menurunkan tangannya itu.
"Kau semakin memancing adrenalin ku untuk mendapatkanmu, Tuan muda Crowel."
****
"Ada apa, Bibi Tua?" tanya Via mendengar suara nyaring dan ribut. Via melangkah keluar dari kamar dan berdiri di depan pintu menghadap ke gerbang utama.
"Nyonya sebaiknya Anda segera masuk. Tuan muda akan segera pulang.
"Tapi....
Sebelum ucapannya terselesaikan. Bibi tua telah lebih dulu menarik tangan nya untuk masuk ke dalam kamar.
"Bibi Tua! kenapa pintu nya dikunci?!" teriak Via di dalam sana.
Brak! Brak!
Via tidak menyerah mendobrak pintu tersebut. Via terlalu naif untuk sekedar berhenti memberontak. Via penasaran dengan semua orang yang ada diluar sana. Via yakin itu adalah sekumpulan wartawan.
"Tuan Muda! Nyonya telah saya amankan." Rayhan tidak bereaksi apapun. Via menempelkan telinganya di pintu tersebut, kala mendengar Rayhan telah tiba.
"Dia telah pulang. Tapi kenapa harus mengurung ku di sini?" gumam Via tampak putus asa.
"Sekumpulan wartawan memaksa masuk, Tuan Muda. Mereka tidak ingin beranjak dari tempatnya.
Saya telah mengerahkan anak buah, untuk mengusir mereka."
"Katakan padaku? apa yang tengah wanita itu rencanakan?"
"Nyonya Nacita sepertinya telah merencanakan semuanya sedari awal. Dia menyuruh sejumlah paparazi untuk mengambil gambar sebanyak-banyaknya, ketika Tuan Muda tengah bersamanya."
"Jangan biarkan Via berkeliaran mulai saat ini!! Dan untuk wanita itu... biarkan dia menanggung akibatnya bermain denganku."
Dengan wajah merah padam. Rayhan melangkah keluar dari rumah itu. Bibi tua menjaga Via di depan pintu, sedangkan Glen mengikuti langkah tuan muda.
"Biarkan mereka masuk!"
Dengan ragu, semua wartawan di kumpulkan rapi di depan rumah Rayhan. Mereka sebenarnya takut
untuk memulai ketika melihat tatapan Rayhan yang tajam, seakan ingin memangsa dan menghafal wajah mereka satu persatu.
"Katakan! Tuan Muda tidak memiliki banyak waktu."
"Kami hanya ingin bertanya mengenai hubungan Tuan Muda dengan Nyonya Nacita." Salah satu wartawan berkaca mata berjenis kelamin perempuan, membuka suara.
"Bagaimana tanggapan Tuan Muda? sedangkan Tuan Muda telah kepergok berduaan dengan Nyonya Nacita."
"Kami hanya ingin mengetahuinya."
"Apa urusannya dengan kalian? mencari berbagai macam berita tidak bermutu untuk sesuap nasi?!"
Mereka semua bungkam. Namun menjulurkan tangannya memegang mix semakin maju di depan Rayhan.
"Kami mohon, Tuan Muda. Apakah rumor yang beredar memang benar adanya? dan bagaimana tanggapan tuan dan nyonya Crowel?!"
Berani sekali mereka menyinggung nama kedua orang tua nya.Tatapan Rayhan berkilat tajam.
"Sebaiknya kalian semua pergi dari sini!" tegas Glen, mengusir mereka semuanya. Sepertinya tuan muda
telah marah besar karena pertanyaan yang mereka
lontarkan.
***
"Mengapa Tuan Muda mengurung saya di sini?! Saya juga penasaran."
"Diamlah! kau sangatlah berisik! sekali lagi kau bersuara. Maka aku akan membuangmu ke tengah hutan belantara."
Via mengatupkan mulutnya. Namun ia bergerak gelisah, membuat Rayhan menatapnya dengan tajam.
"Siapkan air hangat untuk ku!"
"Saya telah lebih dulu menyiapkannya. Sebelum Tuan Muda memerintah. Seperti yang Glen jelaskan kemarin malam."
"Ternyata Glen perlahan menyadarkanmu. Kau suka
kepadanya?"
'Pertanyaan macam apa itu? kedua manusia robot tidak mungkin akan bersanding denganku. Amit-amit.'
Jawab pertanyaanku! Kau tuli?!"
"Tidak Tuan Muda. Saya istrimu, jadi tidak mungkin
menghianatimu."
"Baguslah, kalau kau sadar diri."
"Saya telah bersekolah. Jadi tidak akan membangkang. Tenang saja! saya juga tidak ingin dihukum dan diasingkan di benua tidak berpenghuni."
Nanti malam sekolah terakhirnya. Via bernafas lega, ia jadi tidak akan begadang lagi. Terhitung tiga malam ia harus mendengar ceramah Glen.
Rayhan melangkahkan kakinya masuk ke dalam kamar mandi.
Tuan Muda! bolehkah saya bertanya?" tanya Via dengan ragu. Rayhan berbalik dengan wajah datar memandang Via yang kini tampak khawatir.
"Kenapa Tuan Muda mengurung saya?" tanya Via kembali.
Rayhan mengambil nafas dalam. Membuat nafas ia semakin berat.
Tubuh Via mundur dua langkah ketika Rayhan mendekatinya.
"Itu semua urusan ku. Aku tidak ingin semua orang mengetahui diriku telah menikah dengan gadis
sepertimu."
Via merasakan hatinya terbakar mendengarnya. Sengatan panas menjalar di seluruh sendi tubuhnya. Jangan berharap Via! tidak akan ada yang
menginginkanmu di dunia ini.
"Jangan berharap lebih padaku! sampai kapanpun. Aku tidak akan pernah menganggapmu menjadi
seorang istri."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 88 Episodes
Comments