Sesampainya di rumah Raka, Raka langsung turun terlebih dahulu meninggalkan Aruna
Aruna bingung apakah dia harus masuk atau tidak
"Non Aruna!"seorang asisten rumah tangga memanggil Aruna
"Ya ada apa Bu?"tanya Aruna
"Non nggak usah panggil Bu, panggil Bibi aja non"jawab Bi Astrid
"Oh iya ada apa Bi?"tanya Aruna
"Kata Ibu non Aruna masuk saja soalnya orang tua non sudah ada di dalam"ucap bi Astrid
"Oh iya makasih ya bi"ucap Aruna
"Iya sama-sama non"
Aruna melihat kedua orang tua Raka dan kedua orang tuanya beserta Raka yang menunggu dirinya
"Una sini sayang"panggil Maya lembut
Aruna tersenyum manis dan langsung melangkahkan kakinya menuju ke arah mereka
"Una sini duduk"ucap Maya
Aruna menggunakan kepalanya lalu duduk di dekat Maya
"Ada apa Ya?"tanya Aruna pelan
"Gini loh sayang kalau acara pertunangan kamu itu di majukan jadi acaranya itu besok lusa? ucap Maya
Seketika Aruna dan Raka langsung membulatkan matanya tak percaya
"Apa besok Lusa?"teriak Aruna dan Raka secara bersamaan
"Ma kok cepat banget sih"ucap Raka
"Lebih cepat lebih baik kan"ucap Maya
"Tapi kan Raka tuh sekolah Aruna juga sekolah"ucap Raka
"Oh kalau soal itu sih Mama udah izinin kalian ke kepala sekolah dan di bolehin"ucap Maya
Raka menghembuskan nafasnya panjang
"Tapi Raka mau yang biasa aja, Raka nggak mau kalau di pestain"ucap Raka
"Iya tenang aja kok ini sudah Mama pikirkan"
Aruna tidak bisa lagi berkata apa-apa Aruna sudah pasrah dia sudah buntu tidak ada pilihan lain selain menerima perjodohan ini
"Heee bro gue bosan di kost lu terus nih"ucap Dito
"Iya nih gue juga bosan, enaknya kita ngapain ya?"ucap Dion
Tiba-tiba handphone Dion berdering
"Halo bro dengan si ganteng di sini"ucap Dion sombong
"Lo berdua ke cafe biasa sekarang"ucap Raka tanpa basa-basi karena dia tau pasti Dion sedang bersama dengan Dito
Karena mereka seperti anak kembar tidak pernah terpisahkan
"Oke, meluncur"ucap Dion dan sambungan telpon terputus
"Gas kan cuy,ke cafe biasa"ucap Dion sambil mengambil jaketnya
"Oke"ucap Dito
***
Aruna berada di dalam kamarnya sambil terus menatap ke arah jendela
Dia memikirkan bagaimana nasibnya ke depannya
Di saat Aruna termenung dia tidak sadar bahwa ada seorang yang sedang menatapnya sendu di balik pintu kamarnya
Dina menatap ke arah putri semata wayangnya dia merasa bersalah karena telah menghancurkan masa depan putrinya
Tetapi dia harus melakukan ini semua demi Aruna
Pada saat Dina melihat putrinya tiba-tiba air matanya menetes
Dan dia di kejutkan dengan seseorang yang memegang bahunya
"Buk ada pa Toh?"tanya Angga
"Bapak ini loh bikin ibu kaget aja"ucap Dina
"Ya ibu ngapain di Sini?"tanya Angga lagi
Tiba-tiba raut wajah Dina kembali berubah sedih dan kembali menatap punggung Aruna
"Pak! Ibu merasa bersalah karena telah merusak masa depan Una"ucap Dina sedih
"Padahal Una belum siap menikah"ucap Dina lagi
Angga menghembuskan nafasnya panjang
"Bapak juga merasa bersalah Buk tapi mau apa lagi kita harus lakuin ini demi masa depan Una"ucap Angga
"Kita harus kuat Buk,kita harus sembunyikan kesedihan kita demi Una, Una tidak boleh tau kalau kita sedih"
"Iya Pak"ucap Dina
"Ya sudah buk kita istirahat ya"ucap Angga
"Ayok Pak"
***
Di tempat lain Raka telah menunggu dua bekicut itu di cafe yang sering mereka datangin
"Argh,,,kemana sih tu anak lama banget "ucap Raka kesal
"Halo bro lama ya nunggu Nya?"tanya Dito
"Lo berdua dari mana aja sih,berani ya lo bikin gue nunggu"ketus Raka
"Sori bro nih bocah tadi tiba-tiba kebelet terus kita mampir ke rumah warga dulu sekalian pengen liat gadis tapi ternyata ada nya janda anak lima lagi"ucap Dito
"Bodo ammat "ucap Raka
"Lo kenapa bro?"tanya Dion
"Sumpek di rumah "ucap Raka datar
"Oh"
"Ya ellah nongkrong nggak ada minum tenggorokan gue kering nih"ucap Dion
"Panggil"perintah Raka
"Oke!mba menu"teriak Dion sambil mengangkat tangannya
"Oh ya bagaimana kalau lusa kita pergi kemping"ucap Dito
"Nah bener banget tuh kita pergi refreshing"ucap Dion
"Nggak bisa kalau besok lusa"ucap Raka datar
"Loh Kenapa?kan hari sabtu juga kita perginya sepulang sekolah"ucap Dito
"Gue malas"ucap Raka
"Ya ellah nggak seru loh"ketus Dion
Sebenarnya Raka ingin pergi tapi karena besok lusa dirinya akan tunangan jadi dia tidak bisa pergi
Karena sudah di pastikan dirinya akan di larang pergi
Di pagi hari Aruna sudah bersiap untuk berangkat ke sekolah
"Pak, Bu Una berangkat sekolah dulu ya"ucap Aruna sambil mencium punggung tangan Bapak dan Ibunya
"Loh Nduk kamu kan harus berangkat bareng na Raka"ucap Dina
"Nggak usah Buk Una berangkat sendiri aja, Una udah tau kok jalan ke sekolah lagi pula Una nggak enak sama kak Raka ngerepotin terus"ucap Aruna
"Ya udah kalau gitu, nanti kamu ke rumah Om Ferdi ya"
"Iya Buk"
"Ya udah kalau gitu Una berangkat ya, Assalamualaikum"ucap Aruna
"Iya Waalaikum,hati-hati Nduk"ucap Dina
"Buk telpon Pak Ferdi gih kasih tau kalau Una berangkat ke sekolah sendiri supaya nak Raka nggak menunggu"ucap Angga
"Iya Pak"ucap Dina
Lalu Dina menelpon Maya dan memberi tahukan kepada Maya
***
Di sekolah Aruna baru sampai dan melihat ke sekelilingnya masih sepi
Aruna langsung melangkahkan kakinya menuju ke kelasnya
Tapi tiba-tiba ada yang memanggilnya
"Woi Aruna"teriak Raka
Aruna membalikkan badannya dan melihat Raka
"Ya ada Apa?"tanya Aruna santai
"Kenapa lo ke sekolah sendiri Ha?"tanya Raka kesal
"Loh emang kenapa suka-suka gue dong"ucap Aruna santai
"Dengerin gue ya,gue ini adalah calon tunangan lo"ucap Raka menekan
Aruna membulatkan matanya,ia menahan amarahnya karena masih pagi
"Baru calon Kan?"tanya Aruna
"Oh oke,fine mulai sekarang lo harus ke sekolah sendiri dan pulang sendiri"
"Oke, nggak apa-apa kok, udah nggak ada lagi kan kalau gitu gue ke kelas dulu!"
Aruna langsung melangkahkan kakinya menuju ke kelas dengan sedikit jengkel
"Kenapa gue harus ketemu sama dia sih,dasar pengacau pagi hari"gumam Aruna
Setelah Aruna melangkahkan kakinya menuju ke kelas di belakang Raka sedang emosi
"Gila ya tuh cewek"emosi Raka
"Argh,,, kenapa gue harus di jodohkan sama tuh cewek sih, liat aja lo nggak akan hidup tenang Aruna!"
"Woi lo kenapa Bro?"tanya Dion sambil menaikkan tangannya di atas bahu Raka
"Lo udah nggak sayang sama tangan lo?"tanya Raka emosi
Dion langsung menurunkan tangannya dari pundak Raka
"Hehehe sorry bro"ucap Dion sambil cengengesan dan menggaruk belakang lehernya yang tak gatal
Raka langsung masuk ke kelas dengan emosi
"Kenapa tuh anak?"tanya Dito heran
"Kerasukan lagi tuh"jawab Dion santai
Dito menganggukkan kepalanya dan langsung masuk ke kelas meninggalkan Dion sendirian
"Woi tungguin gue anj**"ucap Dion sambil mengejar Dito
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 65 Episodes
Comments