5. Teman?

Chapter 5

__________

Bella mengedarkan pandangan ke sekeliling kampus, mencari keberadaan Sera, tapi gadis berkawat gigi itu belum nampak batang hidungnya sedari pagi.

Bella memutuskan menunggu Sera di tempat favorit mereka, dimana lagi kalau bukan kantin. Bella pun duduk seraya menikmati segelas es jeruk yang ia pesan. Matanya kini mulai fokus menatap ke layar gadgetnya.

"Aku bolos kuliah hari ini. Aku gak enak badan, Bell." Isi pesan yang dikirimkan Sera pada Bella.

Bella berdecak, Seharusnya ia membaca pesan ini dari tadi. Bella membalas pesan Sera dan menanyakan keadaannya sahabatnya itu. Sera membalas dengan mengatakan bahwa ia sudah berobat dan sudah jauh lebih baik dari pada pagi tadi.

Bella bukan orang yang mudah akrab dengan yang lain. Ia anak yang menutup diri, teman satu-satunya yang ia punya di kampus tidak masuk hari ini dan membuatnya sedikit bosan.

Bella mengaduk-aduk es jeruknya menggunakan sedo tan, sampai tiba-tiba sebuah suara terdengar sangat dekat disampingnya.

"Hai..." Arka menyapa Bella yang tengah duduk sendiri dipojok kantin. Kini lelaki bertubuh tinggi dengan mata oriental itu sudah ikut duduk disamping Bella.

Bella mengernyit heran, ia merasa tak pernah sedekat ini dengan lelaki apalagi dengan Arka. Bella juga mengetahui tentang Arka dari Sera, ia tak pernah ambil pusing dengan cewek-cewek kampus yang selalu membicarakan Arka yang populer, bisa dibilang Bella amat cuek dengan lingkungan sekeliling kampusnya.

"Ada apa, ya?" tanya Bella dengan ekspresi heran. Ia benar-benar tak tahu kenapa Arka menghampirinya.

"Kamu Bella, kan?"

Bella mengangguk tanpa bersuara.

"Aku Arka."

Arka menyodorkan tangannya membuat Bella semakin mengerutkan kening.

Tapi, akhirnya Bella menyambut juga uluran tangan pemuda itu. "Bella," jawabnya singkat, padahal ia sudah mengetahui jika Arka sudah mengetahui dan menyebut namanya tadi.

Arka tersenyum manis saat tangan mereka saling tertaut.

"Aku sebenarnya udah lama perhatiin kamu. Tapi, biasanya kamu selalu sama temen kamu itu dan baru kali ini aku lihat kamu sendirian jadi aku beranikan diri buat samperin kamu," jelas Arka jujur.

"Hah?" Bella terkejut dengan ucapan Arka tadi.

"Apanya yang 'Hah'?"

"Kenapa juga kamu harus perhatiin aku?"

"Suka aja," jawab Arka singkat dan to the point.

Bella menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. Demi apapun, ia bahkan tidak pernah berpikir jika ada cowok yang mau memperhatikannya.

"Kenapa?" Suara Arka memecah keheningan yang sempat tercipta beberapa detik.

"Gak apa-apa. Heran aja."

"Gak usah heran. Aku memang sering gak bisa ditebak," ujarnya seraya terkekeh kecil sampai mata pria itu tampak menyipit.

Bella ingin menghentikan percakapan ini, karena ia merasa tidak nyaman. Ia tahu jelas bahwa, Sera sahabatnya menyukai lelaki didepannya ini. Sekarang saat Sera tidak ada, bagaimana mungkin Bella melakukan perkenalan diri seperti ini pada Arka? Bella mendadak merasa bersalah, ia gegas menghabiskan es jeruk yang masih tersisa setengah di dalam gelasnya.

"Aku harus pergi," ucap Bella.

"Kenapa buru-buru? Gak makan dulu? Aku traktir deh," ajak Arka.

"Ng-enggak. Aku ada urusan," jawab Bella singkat.

Namun, tiba-tiba Bella teringat janjinya pada Sera. Bukankah Sera sempat meminta permintaan pada Bella yaitu Sera ingin Bella mencari tahu nomor WA Arka. Apakah ini saatnya?

"Ehm, Arka..." panggil Bella saat ia sudah hendak melangkah pergi.

"Ya?" Arka tersenyum senang karena Bella tak jadi pergi dan kembali menyapanya.

"Boleh minta nomor WA kamu, gak?"

Arka tersenyum seraya mengangguk. Ia mengeluarkan ponsel miliknya, dan menyodorkan ponselnya itu pada Bella. "Kamu ketik aja nomor kamu disini, nanti aku chat," ucap pemuda itu dengan senyum yang tak menyurut.

"Eh?" Bella ingin menolak karena yang membutuhkan nomor Arka sebenarnya bukanlah dirinya, melainkan Sera.

Kalau begini caranya, nomor Bella pun akan di ketahui oleh Arka dan Bella tidak mau itu, karena ia takut Arka akan menyalahgunakan nomor WA pribadinya. Dari yang Bella lihat, tampaknya lelaki ini tertarik padanya dan Bella tak mau kalau Arka akan mengambil kesempatan ini. Ia benar-benar tak mau ada kesalahpahaman nanti dengan Sera.

"Ayo!" Arka menatap Bella untuk meyakinkan gadis itu agar mau mengetik nomor di ponselnya.

"Atau kamu bacakan saja nomormu, biar aku yang ketik," ucap Arka.

Bella berpikir cepat dan ia langsung mengambil ponselnya disaku celana jeans yang ia kenakan. Bella mencari kontak WA milik Sera dan membacakan nomor Sera agar Arka mengetik nomornya.

"Sudah?" tanya Bella.

"Sudah." Arka tersenyum puas. "Nanti aku chat kamu, oke?" Katanya lagi.

Bella terlihat mengangguk untuk mengiyakan. Dia tak mengatakan jika nomor yang tadi ia berikan pada Arka adalah nomor Sera.

"Ya udah, aku permisi ya," kata Bella.

"Ya, kamu hati-hati..." jawab Arka tulus.

Bella pun meninggalkan Arka yang masih memandangi kepergiannya dengan senyuman penuh arti.

*

Bella memarkirkan mobilnya di pekarangan Rumah yang cukup besar. Berbeda dengan Kos Bella, kos milik Sera ini adalah rumah pribadi yang di sewakan.

Jika kamar Kos Bella, bentuknya adalah kamar-kamar yang terpisah dengan yang lain, seperti kamar kos pada umumnya. Lain halnya dengan tempat Kos yang Sera tempati. Sera ngekos di sebuah Rumah layaknya Rumah pribadi. Disana Sera tinggal bersama lima orang gadis yang semuanya juga berkuliah ditempat yang sama dengannya dan Bella.

"Seraaaaa..." Bella memeluk Sera yang baru saja membukakan pintu.

"Kamu kenapa?" Sera menggosok hidungnya yang tampak memerah. Nampaknya ia terserang flu. "Jangan dekat-dekat, ih. Nanti kamu ketularan aku!" tolaknya sembari menjaga jarak.

"Aku kangen," ucap Bella sambil menampilkan wajah sok imut.

"Ah, lebay kamu!" Sera tertawa melihat Bella yang merengut akibat baru saja ia katai lebay.

"Jangan sering-sering bolos!"

"Namanya juga sakit..." jawab Sera seraya mengikuti langkah Bella yang sudah duduk di sofa ruang tamu tanpa dipersilahkan lebih dulu.

"Tapi sepi gak ada kamu di kampus."

"Kamunya aja yang gak punya temen selain aku!" seloroh Sera namun diangguki oleh Bella karena itu benar adanya.

"Sekalinya punya temen, eh.... malah makhluk astral," jawab Bella kemudian.

"Jadi ceritanya udah temenan nih sama makhluk itu?" selidik Sera.

"Aku kemarin ketempat tinggal makhluk itu," kata Bella dengan ambigu.

"Hah? Maksudnya?"

Bella pun menjelaskan perihal pertemuannya dengan makhluk itu yang berawal dari lukisan yang ia buat, lalu Bella menceritakan detail percakapan yang terjadi diantara mereka sampai pada ia merasakan bibirnya seperti menempel pada sesuatu yang lain.

"Jadi, kalian berciu-man?" tanya Sera sambil memelototkan matanya.

"Aku gak tau itu ciuman atau apa, aku cuma merasakan sesuatu yang lembut menyentuh tepat di bibirku." Bella memegang bibirnya lalu tersenyum sekilas.

"Jangan bilang kamu suka sama ciuman itu?"

"Entahlah. Itu hanya sekilas dan begitu cepat, tiba-tiba aku udah kembali ke kamar kos saat itu juga."

"Gawat, Bell. Kalau ternyata kamu memang tunangan makhluk itu, gimana?"

"Aku gak tau, aku harus pastikan dulu sesuatu."

"Soal janji kamu sama dia?"

"Iya. Bulan depan aku akan berulang tahun dan sebelum ulang tahunku, aku harus mengingat semuanya, Ser..."

"Gimana, dong? Aku memang udah mendingan tapi untuk ikut kamu pulang ke rumah orangtua kamu, kayaknya gak mungkin," papar Sera.

"Ya aku ngerti..."

"Maafin aku ya, Bell."

"Iya-iya."

*

Seusai mandi sore, Bella mengerjakan tugas kuliah di kamar. Tugas yang dengan mudah bisa ia kerjakan, Bella beruntung karena dianugerahi otak yang cemerlang, hingga jika diajarkan sedikit saja ia sudah bisa menangkap banyak hal.

"Ara..."

Bella menoleh, sekarang ia berusaha sekuat tenaga agar tak takut lagi jika tiba-tiba ada suara yang memanggil nama kecilnya.

Bella memutuskan berdamai dengan keadaan, ia akan menganggap sosok makhluk abstrak itu sebagai teman mulai dari sekarang.

"Kenapa?" tanya Bella menatap sosok itu yang kini bertengger di langit-langit kamarnya.

"Laki-laki siang tadi, siapa?" Suaranya terdengar lagi. Terkesan posesif?

Bella berfikir sejenak kemudian mengerti arah pembicaraan sosok itu.

"Oh, Arka... dia mahasiswa di kampus yang sama denganku," jawab Bella cuek.

"Gak ada hubungan spesial?"

"Gak ada."

"Kenapa dia memandang kamu seperti itu?"

"Seperti apa?"

"Seperti punya perasaan lebih."

"Aku gak tahu perasaan orang lain," jawab Bella tak acuh.

"Kamu bahkan mengingat namanya." Ada nada sedih yang terdengar dari intonasi suara itu. Bella mengernyit heran.

"Kenapa?" tanya Bella karena merasa aneh dengan nada bicara makhluk itu.

"Kamu ingat nama Arka, kamu bahkan menyebut namanya. Tapi tidak pernah sekalipun kamu menyebut namaku walau sudah berkali-kali aku mengingatkanmu siapa namaku sebenarnya."

Bella menangkap ada hawa kecemburuan disana. Bella mengerjap, ia berpikir sejenak. Jika sosok ini cemburu mungkin bisa berakibat fatal untuk dirinya sendiri. Selama ini, Bella sudah mencoba memberanikan diri dan berusaha menjalin pertemanan yang baik, Bella tidak mau yang terjalin dengan baik ini akan berantakan dan malah membahayakan dia juga nantinya.

"Aku tau nama kamu, kok!" ucap Bella mencoba membesarkan hati makhluk itu.

"Memangnya siapa namaku?"

"Felix...." jawab Bella cepat. "Aku ingat nama kamu Felix, kan?"

Hening... Bella seakan menunggu jawaban dari sosok itu.

"Aku senang akhirnya kamu menyebut nama aku. Aku ingin kamu memanggilku dengan namaku. Oke?"

Bella terkikik sendiri mendengar permintaan sosok itu. "Baiklah." Bella tersenyum manis setelahnya.

"Kamu tersenyum? Apa itu berarti kamu tidak takut lagi padaku?"

"Kita teman dan ku putuskan tidak akan takut pada temanku," jawab Bella serius, tapi jawaban Bella berhasil membuat senyap terjadi dan saat Bella merasa sunyi menghampiri tiba-tiba angin berhembus dengan sangat kencang, gorden kamarnya sampai beterbangan dan berkobar-kobar ke atas.

Seketika itu juga Bella merasa ketakutan. Apa yang terjadi? Apa ada yang salah dengan ucapannya tadi? Bukankah ia sudah ingin menjalin hubungan yang baik dengan sosok itu?

...TBC .......

Terpopuler

Comments

𝐕⃝⃟🏴‍☠️𝐀⃝🥀ɴᴏνιєℛᵉˣ𝓐𝔂⃝❥࿐

𝐕⃝⃟🏴‍☠️𝐀⃝🥀ɴᴏνιєℛᵉˣ𝓐𝔂⃝❥࿐

Felixnya nggak mau diakui sebagai teman Bell..dia posesif banget ternyata..iihh kok ngeri ya..diposesifin manusia aja ngeri apalagi ini yang posesif makhluk astral 😱👻

2022-10-15

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!