Chapter 2
_________
"Ara, kemarilah.."
"Aku tidak mau. Siapa kamu?"
Tiba-tiba bayangan hitam yang tadinya nampak bertengger di langit-langit kamar Bella, terlihat bergerak mendekat kepadanya. Seketika itu juga bulu kuduk Bella meremang. Ia gemetaran dan menahan nafasnya. Ia takut jika ia bernafas sedikit saja, maka bayangan itu akan menelannya hidup-hidup.
"Bernafaslah! Jangan takut begitu. Aku tidak akan melukaimu!" ucap bayangan hitam itu lagi. Wajahnya tak kelihatan, hanya bayangan hitam yang abstrak dan tak jelas bentuknya.
Bella menghirup oksigen sebanyak-banyaknya seolah ia sudah kehilangan oksigen sangat banyak ketika menahan nafas tadi.
"Begitu lebih baik, bukan?"
Lagi-lagi suara itu mendominasi ruangan yang cukup gelap tersebut--yang hanya berisikan Bella dan bayangan hitam itu sendiri.
"Ara, jika kamu terus takut padaku maka kamu tidak akan bisa melihat wujudku yang sesungguhnya."
Suara itu kembali terdengar.
"Kalau kamu lupa siapa aku, aku adalah Felix. Kita pernah bertemu bahkan bertunangan, dalam kata lain saat ini aku datang untuk menagih janjimu."
"Be-bertunangan? Ja-janji? Janji apa?" tanya Bella takut-takut.
"Aku tidak bisa mengatakannya, kamu yang harus mengingatnya sendiri karena itu adalah janjimu kepadaku."
"Bagaimana aku bisa mengingatnya? Aku sama sekali tidak ingat," tutur Bella.
"Kamu benar-benar melupakanku, ya? Padahal aku selalu mengingatmu setiap hari."
Bella semakin merinding mendengar pernyataan itu, ia tidak ingat ada berjanji apa pada sosok hitam yang tak berbentuk itu. Ia takut, bahkan sangat takut sekarang, karena sosok itu seakan menuntutnya untuk menepati janji yang ia sendiri tidak tahu janji macam apa yang pernah ia buat.
"Kalau kamu tidak ingat aku, tidak ingat janjimu padaku, bahkan tidak ingat jika kita pernah bertunangan.. Itu artinya aku tidak penting bagimu."
"Aku rasa itu benar," jawab Bella mencoba memberanikan diri.
"Tapi aku mencintaimu, Ara."
"Bagaimana bisa?"
"Aku juga tidak tahu, mungkin karena aku terikat denganmu. Aku hanya ingin menagih janjimu."
"Tapi aku benar-benar tidak ingat janji seperti apa yang aku perbuat denganmu!" hardik Bella.
"Ingatlah beberapa tahun kebelakang. Kamu pernah membuat janji denganku."
Saat Bella mendengar itu, seketika itu pula Bella tersentak dan terbangun dari tidurnya.
Lagi, ia bermimpi tentang bayangan hitam itu lagi. Kali ini lebih terasa nyata karena mereka bahkan berbicara satu sama lain.
Entah kenapa hari ini Bella tidak terkejut lagi seperti biasanya. Ia pun melirik jam di dinding, sepertinya ia kesiangan bangun. Untungnya ini adalah hari minggu dan Bella tak perlu tergesa-gesa bangun untuk ke kampusnya.
Bella bangkit dan memutuskan untuk mengguyur tubuhnya dengan air dingin.
Dalam kamar Kos nya, ada kamar mandi sendiri, disana Bella tinggal sendiri karena ingin mandiri dan jarak kampusnya jadi lebih dekat.
Rumah Orangtua Bella sendiri masih dalam Kota yang sama, hanya saja akan terlalu jauh dan lama jika Bella menempuh perjalanan dari Rumah Orangtuanya menuju Kampus. Maka dari itu, Bella memutuskan untuk ngekos dan hidup mandiri.
Hari Minggu biasanya Bella akan pulang ke Rumah Orangtuanya, tapi tidak dalam beberapa bulan belakangan ini karena Bella semakin sering bermimpi aneh dan kadang sampai terbawa ke dunia nyata.
Walau sebenarnya di dunia nyata ia tak pernah berbicara langsung dengan bayangan hitam itu. Tapi, keberadaan Bella seperti dipantau oleh sosok itu dan kadang Bella bisa melihatnya tanpa sengaja.
Itu jugalah yang membuat Bella takut untuk pulang ke Rumah Orangtuanya. Ia takut jika dalam perjalanan jauh nanti sosok itu akan ambil kesempatan dan menyakitinya.
Walau saat dalam mimpi sosok itu selalu baik dan mengatakan bahwa dia tidak akan menyakiti Bella, tapi tetap saja Bella merasa takut.
Bella sudah siap dengan pakaiannya, ia sudah rapi dipagi menjelang siang ini. Bella tak tahu hendak kemana, karena biasanya jika tak pulang kerumah Orangtuanya dia hanya bisa uring-uringan dikamar. Paling mentok, Bella akan hangout bersama Sera, sahabatnya.
Tapi saat ini, Bella tak mungkin menghubungi Sera karena malam tadi Sera sudah berpamitan akan pergi kerumah kakaknya, kakak Sera baru saja membeli rumah di Kota. Dan kemungkinan, keinginan mereka untuk menetap di satu Kos yang sama tidak akan terealisasikan, karena sudah pasti Sera akan tinggal bersama Kakaknya nanti.
"Mau ngapain ya?" Bella mulai mencari-cari kegiatan. Gadis itu tak biasa pergi sendirian dan dia bukanlah gadis yang suka keluyuran. Bella menarik kanvas yang ada di meja kamarnya. Ia berpikir sejenak sebelum akhirnya membalurkan kuas ke dalam cat minyak yang kini sudah berada ditangannya.
Bella mulai mencoret-coret kanvas putih itu, ia mulai melukis padahal ia tak tahu objek apa yang tengah ia bayangkan untuk menjadi bahan lukisannya.
Bella melukis sambil melamun, ia memikirkan tentang mimpinya yang semakin aneh saja. Bayangan hitam itu bahkan menyatakan cinta pada Bella di mimpinya malam tadi.
Selama ini, bayangan itu hanyalah mengejar-ngejar Bella tanpa pernah ada komunikasi diantara keduanya karena Bella terlalu takut untuk menjawab suara misterius itu.
Kadang pula disaat mereka mulai melakukan percakapan, Bella langsung tersadar dari tidurnya. Bella tak pernah tidur nyenyak belakangan hari. Selalu saja terganggu dengan mimpi yang sama. Kadang ia merasa takut untuk terlelap dan berakhir terlelap dengan sendirinya tanpa ia sadari.
Bella terhenyak ketika sadar dari lamunannya, matanya menangkap hasil lukisannya sendiri, lukisan yang baru saja ia buat tanpa berpikir fokus ke kanvas.
Pikirannya masih kacau memikirkan mimpinya. Tapi sekarang ia malah ternganga melihat gambar dihadapannya, sebuah bayangan hitam abstrak yang sama persis seperti yang ada dalam mimpinya sudah terlukis disana-- diatas kanvas.
"Astaga...kenapa aku bisa melukis bayangan hitam ini?" Bella bergumam sambil menggaruk kepalanya sendiri.
Bella menutup kanvas itu dan berbalik untuk merapikan cat minyak yang berada dalam pegangannya. Ketika berbalik, ia sontak terjingkat kaget karena bayangan hitam itu tampak menempel jelas di dinding kamarnya.
Cat minyak dalam pegangan Bella tadi pun terjatuh dan tumpah. Bella melihat itu sudah berceceran di lantai dan ia membiarkannya saja.
Bella malah mundur kebelakang sangking takutnya, tapi sosok itu tampak diam tak bergerak.
Bella mengatur nafasnya yang mendadak tak beraturan. Ia menatap sosok itu sesekali, kemudian mulai mengucek matanya sendiri.
Bella berharap ini adalah mimpi seperti biasanya, tapi sepertinya ini adalah kenyataan.
"Ka-kamu.. apa tidak cukup hanya hadir di mimpiku saja? Kenapa harus mengikutiku sampai dunia nyata?" tanya Bella memberanikan diri untuk memulai percakapan. Ia tak tahan lagi karena merasa terus diteror oleh bayangan hitam itu.
"Ara..." Sosok itu mulai mengeluarkan suara seperti dalam mimpi Bella.
"Dan kenapa kamu terus memanggilku dengan sebutan Ara, kamu bukan bagian dari masa kecilku!" Bella melotot kearah sosok itu seolah ingin menakutinya, padahal disini Bella sendiri lah yang paling takut.
"Karena Ara adalah namamu juga, kan?"
"Tapi hanya orang-orang tertentu yang memanggilku begitu. Tidak banyak yang tahu nama kecilku."
"Aku tahu, Ara. Aku sangat tahu semua tentangmu bahkan dari kamu kecil sampai umurmu yang sebentar lagi akan genap dua puluh tahun," ungkapnya.
"Apa?" Ara terbelalak mendengar ucapan sosok itu, bagaimana dia bisa tahu ulang tahun Ara yang akan terjadi sebentar lagi.
"Kamu hanya perlu mengingatku. Saat kamu sudah mengingatku, penampilanku yang sekarang akan berubah dan tidak akan membuatmu takut lagi."
"Tidak mungkin aku mengingat sesuatu yang tidak pernah mampir di hidupku."
"Ingatlah baik-baik, Ara. Usahakan mengingatnya sebelum hari ulang tahunmu."
Tiba-tiba bayangan itu terbang dan menghilang entah kemana.
Bella terkesiap, keringatnya jatuh di pelipisnya. Keringat karena rasa takut. Bella pun mengusap wajahnya berulang kali.
"Siapa dia?" batin Bella.
...TBC......
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 34 Episodes
Comments
Ngopi Atuh
klo itu trjadi sma aku bisa2 di buat stress... naudzubillah
2022-10-26
1
𝐕⃝⃟🏴☠️𝐀⃝🥀ɴᴏνιєℛᵉˣ𝓐𝔂⃝❥࿐
Bener2 merinding ini 😱😱😱 nggak kebayang kalau itu beneran di dunia nyata..
Siapa Felix..penasaran banget banget 🤔🤔
2022-10-15
1
Mira Dedipj
suka walau bacanya takut2 heheheh
2022-10-14
1