Chapter 3
_______
Bella melangkah masuk ke ruang kelasnya, hari ini ia ada kuliah pagi dan siangnya ia akan mengunjungi pameran lukisan yang diselenggarakan oleh salah satu pelukis yang adalah Alumni di kampusnya.
Bella akan datang kesana bersama Sera. Tidak sembarang orang bisa datang ke pameran itu, hanya orang-orang tertentu dan mendapat undangan khusus saja yang bisa memasuki area pameran.
Beruntung bagi Bella yang sempat beberapa kali memenangkan lomba melukis, ia diberi kesempatan untuk datang kesana dan diberikan undangan. Nampaknya, alumni yang menggelar pameran itu juga ingin memberi Bella kesempatan agar banyak belajar dari karya-karya lukisannya yang nantinya akan dipamerkan disana.
Undangan yang Bella dapatkan bisa diisi oleh dua orang dan tentu saja Bella akan mengajak sahabat karibnya, Sera.
"Bell, kamu kelihatan pucat? Kamu sakit?" Sera yang baru memasuki kelas nampak heran dengan wajah pucat Bella.
Bella menggeleng lesu, sejujurnya ia tidak sakit, hanya saja ia tak bersemangat untuk datang ke Kampus hari ini akibat kejadian kemarin-pertemuan pertamanya dengan makhluk abstrak itu di dunia nyata. Sebenarnya bukan pertemuan pertama juga, karena Bella yakin setiap hari Makhluk itu selalu mengikuti kemanapun ia pergi, hanya saja baru kemarin-lah mereka berbicara dalam dunia yang nyata, biasanya hanya dalam mimpi saja.
"Bell, kamu melamun lagi?" Sera memukul pelan punggung tangan Bella, mencoba menyadarkan gadis itu. Bella pun langsung menoleh kearah Sera. "Aku gak melamun," sanggahnya.
"Itu tadi kamu diam aja!" Bibir Sera mengerucut.
"Kan aku udah geleng-geleng tadi."
"Terus kenapa kamu pucat gitu? Belum makan? Atau jangan bilang karena kamu mimpi buruk lagi," papar Sera seraya mulai sibuk dengan kegiatannya, gadis itu terlihat merapikan lembaran kanvas yang ia bawa.
"Lebih parah dari mimpi. Aku ketemu sosok itu di dunia nyata!" celetuk Bella, membuat mata Sera terbelalak karena kaget.
"Serius? Maksudnya kamu ketemu sama hantunya? Kamu lihat, gitu?" cecar Sera tak percaya.
"Iya. Kemarin siang di Kos." Bella berujar dengan raut lesu.
"Jangan ngacok kamu, Bell. Mana mungkin kamu ketemu hantu itu di Kos, siang-siang pula!" ucap Sera sambil manyun.
"Memangnya kamu pikir hantu itu cuma ada malam-malam doang!" sahut Bella tak mau kalah.
"Ya, kan harusnya gitu, Bell."
"Gak gitu juga kali. Buktinya sekarang dibelakang kamu juga ada hantu, tuh!" Bella berlagak ngeri sambil bergidik.
Sera otomatis menoleh kebelakang seraya mulutnya tetap mengoceh. "Yang bener aja kamu, Bell." Sera ikut bergidik, seketika itu juga, ia memegang tengkuknya sendiri dan mulai merinding akibat ucapan Bella barusan.
"Hahaha... makanya kalau aku cerita itu dipercaya! Jangan malah komen gak jelas. Aku serius, kamu nangepinnya kayak gitu!" Bella terkekeh melihat reaksi Sera yang mulai ketakutan.
"Dasar kamu! Aku udah takut ini. Merinding loh!" Sera memasukkan kembali kanvasnya ke dalam tas. "Eh, tapi serius kamu ketemu sosok hitam itu kemarin?" tanyanya kemudian.
"Iya, aku sama dia juga sempat ngobrol."
"What the?? Ngobrol? Bicara satu sama lain gitu?" Sera tampak melongo dengan mulut yang terbuka.
Bella mengangguk yakin.
"Daebak! Sahabatku bisa ngobrol sama makhluk astral." Sera menggeleng-gelengkan kepalanya pelan. "Terus kamu sama makhluk itu bahas apa?" lanjutnya.
"Nanti aja aku ceritanya. Tuh lihat! Dosennya udah masuk," ucap Bella menunjuk Dosen yang baru saja memasuki ruang kelas.
Sera menghela nafas panjang, tampaknya ia harus bersabar sampai kelas berakhir untuk bisa mendengarkan detail cerita Bella yang bertemu bahkan ngobrol dengan makhluk dalam mimpinya. Beberapa kali gadis itu tampak menggeleng seraya memegang tengkuknya yang meremang akibat rasa takut yang kini meliputi dirinya.
Sera kembali melirik Bella, pantas saja Bella nampak pucat. Dia saja yang tak melihat langsung makhluk astral itu merasa ketakutan sekarang, akibat ucapan Bella. Apalagi Bella yang sudah jelas-jelas bertemu dan melihat langsung makhluk itu.
Menurut cerita Bella, makhluk itu seperti bayangan hitam yang selalu menempel di langit-langit atau dinding, tak bisa disentuh dan dilihat wujud aslinya. Bella hanya mendengar suara macho dari makhluk itu, tapi Bella tak pernah memberitahu Sera jika sosok itu mempunyai nama.
*
"Bell, kamu pucat banget loh. Kenapa kamu tetap maksain datang ke pameran ini sih?" Sera mulai bertanya-tanya pada Bella yang diam sedari diperjalanan tadi. "Aku gak apa-apa kok kalau kita gak jadi kesini juga," lanjut Sera.
Mereka berbelok menuju lorong yang banyak memajang berbagai macam lukisan. Ada gambar binatang, pemandangan dan ada juga yang abstrak namun sangat elok dipandang mata. Pelukis yang menggelar pameran ini nampaknya punya imajinasi, bakat sekaligus kreatifitas yang patut diacungi jempol.
"Pelukis ini katanya alumni kampus kita, tapi aku gak pernah tahu deh sama dia," ucap Sera seraya memperhatikan lukisan yang terpampang dihadapan mereka. Sebuah lukisan abstrak dengan motif dan warna yang berani. Pecinta seni pasti akan mencintai karya pelukis ini walau tak sepenuhnya tahu dan mengerti makna yang tergambar dari lukisannya.
"Aku kira kamu tahu, aku juga gak tahu sama pelukis ini. Kira-kira dimana ya pelukisnya?" Bella mulai celingukan mencari-cari sosok pelukis yang katanya alumni kampus yang sama dengannya dan Sera.
"Cewek atau cowok?" tanya Sera.
"Denger-denger sih cewek," jawab Bella.
Mereka berdua pun menyusuri koridor yang memanjang. Sepanjang koridor itu memajang hasil karya sang pelukis yang bisa dibilang sangat berkelas didunia perlukisan.
"Sayang sekali ya, kita gak bisa bertemu pelukisnya," ujar Bella seraya memasuki mobil.
"Tau tuh! Biasanya kalau pelukis mengadakan pameran, pelukisnya juga akan menunjukkan wajah pada khalayak dan media. Biar semua orang jadi tahu kalau dialah sang pelukis hebat itu."
Sera mengomel sepanjang perjalanan karena tak bisa berjumpa pelukis yang mengadakan pameran tadi. Ia kesal juga, tak bisa bertemu pelukis itu. Apalagi melihat kondisi Bella yang sampai merelakan diri datang ke pameran itu padahal Bella sendiri tampak pucat sedari pagi.
"Oh iya, kamu belum ceritain soal pertemuan nyata kamu sama makhluk itu." Sera yang menyetir mobil mulai angkat bicara lagi.
"Masalah itu..."
"Kalau belum siap cerita ya kapan-kapan aja, Bell."
"Bukan begitu. Kemarin... kemarin sosok hitam itu bilang bahwa aku harus mengingat janjiku sebelum hari ulang tahunku." Bella menghela nafas sejenak. "Aku benar-benar gak ingat pernah buat janji apa. Apalagi sama sosok itu," tandasnya.
"Coba kamu ingat-ingat lagi!"
"Udah, tapi tetap gak ingat."
"Soal dia manggil nama kecil kamu, gimana?"
"Soal itu aja belum terpecahkan! Dugaan kita selama ini kemungkinan suara itu milik salah satu cowok yang kenal aku di komplek rumah waktu aku masih kecil, kan?" Bella menarik nafasnya perlahan. "Nyatanya, kita gak perlu menduga-duga lagi siapa pemilik suara itu, karena pemilik suara itu bukan cowok atau manusia seperti dugaan kita selama ini, tapi suara itu memang milik sosok hitam itu!" ungkap Bella menyuarakan pendapatnya.
Sera manggut-manggut mengerti, selama ini suara yang memanggil-manggil Bella dengan panggilan nama kecilnya dalam mimpi, disimpulkan mereka adalah suara milik seseorang. Jadi, mereka mencoba menerka pemilik suara yang muncul di mimpi. Tapi sekarang setelah Bella bertemu langsung sosok itu di kehidupan nyata, barulah mereka sadar bahwa pemilik suara itu bukanlah manusia seperti dugaan mereka selama ini.
Sosok itu jelas-jelas ada dan Bella mengatakan bertemu dengannya kemarin. Masalahnya sekarang, Bella ada buat janji apa sama sosok seperti itu? Dan kenapa bisa? Memikirkan itu Sera jadi kembali bergidik ngeri.
"Aku kok jadi merinding terus ya dari pagi," ungkap Sera menyuarakan ketakutannya. "Kamu gak takut, Bell?" sambungnya.
"Awalnya aku takut. Takut banget malah. Siapa sih yang gak takut sama sosok gaib kayak gitu? Apalagi dia bukan manusia, kan?"
Sera mengangguk cepat, sesekali melirik Bella namun tetap fokus mengemudikan laju mobil yang ia kendarai.
"Tapi sekarang rasa takutku seakan tertutupi. Aku bingung dan penasaran, sebenarnya janji seperti apa yang aku buat sama sosok seperti itu?"
...TBC......
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 34 Episodes
Comments
𝐕⃝⃟🏴☠️𝐀⃝🥀ɴᴏνιєℛᵉˣ𝓐𝔂⃝❥࿐
Iiissshh siapa sih Felix itu kenapa Bella benar2 tidak bisa mengingatnya..makin penasaran 🤔
2022-10-15
1