Davina

Bagus pun menyusulnya masuk kamar dan mengamati beberapa saat apa yang sedang dia lakukan, Bagus melihat Davina mengenakan pakaian yang terbilang bagus dan berdandan rapi entah mau pergi kemana dia.

"Aku yang nyuapin ibu? Kan biasanya kamu yang nyuapin ibu Vina kenapa sekarang kok mas yang di suruh nyuapin ibu?" Bagus mengernyitkan dahi sambil terus menatap istrinya yang sibuk berdandan.

"Kan Mas sudah di rumah, biasanya kalau Mas sibuk aku yang merawat dan memberi makan ibu tapi ini kan Mas sudah ada di rumah sekali kali Mas yang memenuhi keperluan ibu toh itu ibu Mas sendiri, aku mau keluar Mas, mau jalan-jalan sama teman teman suntuk di rumah terus sekali kali aku mau refreshing mau ke salon juga mau beli baju baru sudah lama aku tidak menyenangkan diri, jadi tolong ya Mas untuk hari ini Mas yang rawat ibu sendiri," jawab Davina panjang lebar.

Bagus diam belum menyahut perkataan istrinya dia terus mengamati istrinya yang sedang memakai pasmina dan gamis yang tidak bisa di bilang baru tapi masih kelihatan bagus ditubuhnya aku ingat gamis dan kerudung itu dibeli satu tahun yang lalu. Gamis itu pun terbilang tidak mahal harganya tapi masih kelihatan baru dan bagus karena jarang di pakai oleh Davina," lalu untuk apa lagi dia beli gamis kalau yang lama pun masih bagus di pakainya toh dia juga jarang keluar rumah" gumam Bagus dalam hatinya.

"Tapi Mas nanti malam ada janji dengan klien, ada tender besar yang harus kami bicarakan, batalkan saja acaramu dan untuk kali ini kami urus ibu lain waktu Mas yang mengurusnya," bujuk Bagas karena malam ini memang Bagas ada janji dengan istri mudanya.

Davina menatapku dengan tatapan datar dan dingin ya jarang sekali dia lakukan seperti itu jika tidak dalam keadaan mood yang kurang baik, Davina memang tipe istri yang tidak banyak bicara tapi jika dia sudah punya tekad dan kemauan pantang untuk di tolak seandainya aku masih kukuh melarangnya keluar itu bisa berakibat dia ngambek berbulan bulan dan itu akan berakibat fatal untuk ibu, jelas ibu tidak akan ada yang merawat dan aku tidak mau itu terjadi.

"Mas apa tidak ingat kalau setiap hari itu Mas pergi ke sana kemari sedangkan aku coba Mas ingat ingat dalam setahun ini pernahkah aku pergi meninggalkan ibu dan tanpa merawatnya? Aku juga manusia biasa Mas punya rasa jenuh dan capek, aku juga butuh refreshing, selama ini aku sudah berusaha menjadi istri dan menantu yang baik jika Mas kurang dan merasa itu tidak cukup maka carilah penggantiku Mas toh aku juga tidak keberatan," ucap Davina sambil berlalu meninggalkan Bagus yang terbengong di dalam kamar.

Bagus yang mendengar ucapan Davina pun

shock baru kali ini istrinya berkata kasar seperti itu, ada apa dengan istrinya? kesambet dimana dia kok bersikap dingin dan ketus seperti itu padahal biasanya dia seorang istri yang penurut.

"Mas tolong jaga jaga Ana dan Ara, aku pergi tidak lama hanya mau lihat lihat koleksi terbaru di butik jeng Mela yang kemarin di pajang di Instagram," ucap Davina yang kembali menghampiri Bagus yang saat ini sedang menyiapkan makanan untuk ibunya dan setelah mengatakan itu Davina pun segera pergi meninggalkan Bagus dan ibunya.

Bagus melongo melihat tingkah istrinya hari ini yang sungguh aneh menurutnya, tidak biasanya Davina membeli pakaian di butik biasanya dia hanya akan membeli pakaian setahun sekali itu pun di pedagang yang membuka kios kios di pinggir jalan tapi anehnya kali ini dia memilih membeli pakaian di butik jeng Mila seleb Instagram yang harga bajunya berkisar paling murah enam ratus ribu, Bagus geleng geleng kepala merasa heran dengan tingkah istrinya hari ini.

Setelah menyuapi ibunya Bagus pun duduk termenung di kursi yang ada di depan kamar ibunya dia masih tidak habis pikir kenapa istrinya berubah drastis dan mendadak seperti itu, istrinya yang sehari-hari sosok istri yang penurut dan tidak banyak menuntut hari ini berubah menjadi istri yang banyak maunya, biasanya Davina tidak peduli dengan penampilan dan hari ini Davina ingin pergi ke salon dan juga membeli baju di butik sungguh ini aneh bagi Bagas belum lagi Davina yang menjelma menjadi sosok yang dingin dan ketus dalam berbicara Bagus menghela nafas kasar bingung dengan sikap istrinya hari ini.

Tiba-tiba Bagus mendengar derap langkah mendekat padanya, Bagus tersenyum dia yakin itu Davina yang kembali mungkin Davina berubah pikiran dia tidak tega meninggalkan ibu bersamaku secara aku tidak terbiasa merawat ibu dia pasti khawatir kalau sampai terjadi sesuatu dengan ibu secara Davina sangat menyayangi ibu seperti ibu kandungnya sendiri, Bagus pun tersenyum bahagia akhirnya acara jalan-jalan bersama Amel malam ini tidak batal.

"Ada apa kamu balik Vin? Katanya mau jalan jalan," ucap Bagus pura pura peduli.

"Aku pinjam ATM Mas! aku lupa Atm ku tidak bisa digunakan karena harus diupgrade dengan yang model baru ada chipnya baru bisa digunakan lagi secara aku belum ada waktu untuk pergi ke bank jadi ATM itu belum bisa aku gunakan, sementara aku gunakan dulu ATM mu Mas, mana sini kartunya! tenang saja Mas tidak akan sampai habis tiga puluh juta," ucap Davina sambil mengulurkan tangannya meminta kartu milikku.

"Maksudnya gimana?" ucap Bagus sambil menatap Davina, Bagus heran dengan kelakuan Davina hari ini, atau jangan jangan dia tahu kalau tadi sebelum pulang kantor Bagus mentransfer uang tiga puluh juta ke rekening Amel yang akan digunakan untuk membeli perhiasan dan juga baju baru nanti saat mereka jalan. Memang tadi sepulang dari tempat Amel Bagus ada meeting dan hasil meeting itu Bagus memenangkan tender besar dan dananya pun cair hari ini juga oleh karena itu dia segera menstransfer pada Amel karena Bagus menganggap itu rezeki Amel.

Bagus meyakinkan hatinya sendiri kalau Davina tidak akan mengetahui ini karena Davina adalah sosok istri yang polos dan sangat mempercayainya jadi tidak mungkin Davina mencari tahu apa yang sedang terjadi pada Bagus.

"Tidak ada maksud apa-apa Mas, cepet Mas bawa sini kartunya nanti aku malah kelamaan perginya dan itu akan berakibat aku makin lama di luaran nanti malah Mas makin lama ngurus ibu, sini cepetan Atmnya," ucap Davina sambil mengulurkan tangannya ke arah Bagus yang seakan memaksa untuk meminta kartu itu dan Bagus pun tidak bisa menolaknya segera dia merogoh kantong mengambil dompet dan menyerahkan kartu ATM pada Davina.

Terpopuler

Comments

Dewa Rana

Dewa Rana

tolong perhatikan tanda baca titik dan koma Thor. masak 1 alinea hanya 1 kalimat...

2023-04-19

0

Dewa Rana

Dewa Rana

maaf Thor, jangan gonta ganti sudut pandang ya, kadang2 sudut pandang author kadang sudut pandang Bagus (diganti kata ganti orang "aku")

2023-04-19

1

Dewa Rana

Dewa Rana

Thor, yg teliti dong, nama pelakunya Bagus kan, kok diganti jadi Bagas

2023-04-19

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!