Penyesalan

Penyesalan

Istri Muda

"Sayang ini uang bulanan untukmu sepuluh juta apakah cukup?" tanya Bagus Sanjaya pemilik perusahaan tambang terbesar di kota ini pada Amelita istri simpanannya.

Bagus menyerahkan amplop coklat yang cukup tebal pada wanita cantik berpakaian sexy yang saat ini duduk di sampingnya, baru tiga bulan ini Bagus menikah dengan Amel secara sirih tanpa sepengetahuan istri sahnya Davina

Bagi Bagus Amel sangat berbeda jauh dengan Davina, Amel sangat pandai merias wajahnya, badannya pun selalu wangi beda dengan Davina yang sekarang semakin tidak terawat seakan akan dia tidak memperhatikan kebutuhan batin Bagus lagi, beda dengan Amel yang pandai sekali menyenangkannya baik dari segi penampilan maupun segi pelayanan di ranjang. Amel sangat menggairahkan dan membuat Bagus betah bersamanya sedangkan saat bersama Davina setiap Bagus menginginkannya pasti dia jawab capek jikapun dia melaksanakan tugasnya sebagai istri itupun pelayanan dingin yang di dapatkan Bagus.

Menurut Bagus Sanjaya tidak salah dia memilih untuk menikahi Amelia jadi istri keduanya untuk melengkapi hidupnya yang akhir akhir ini menemui titik jenuh dan membosankan bersama Davina.

Amelia pun mengambil amplop coklat yang di sodorkan oleh Bagus, dia menyimpannya dengan raut wajah kurang bersemangat, Bagus pun memicingkan mata melihat tingkah istri keduanya ini.

"Kenapa? Kurang ya?" tanya Bagus sambil menatap wajah cantik yang ada di depannya saat ini.

"I..iya Mas! Sebenarnya aku berencana pergi ke klinik kecantikan lalu membeli baju model terbaru juga membeli perhiasan untuk menambahi koleksiku tapi berhubung Mas hanya memberiku sepuluh juta ya sudahlah aku tunda dulu," ucap Amel menunduk dan sesekali menatapku dengan tatapan iba.

"Ya sudah nanti pertengahan bulan aku tambahi lagi dua puluh juta tunggu tender cair dulu," ucap Bagus.

"Beneran Mas?" tanya Amel dengan wajah sumringahnya.

"Apa sih yang tidak buat kamu," ucap Bagus sambil menoel pipi istri mudanya.

"Ah makin cinta deh sama Mas!" ucap Amel manja dan dibuat terdengar menggoda.

Amel pun menggenggam tangan Bagus dan mengajaknya berdiri menuntun Bagus menuju meja makan dengan mesra.

"Janji ya Mas pertengahan bulan aku dapat dua puluh juta lagi! bahagia deh aku mendengarnya aku tidak menyesal menjadi istrimu Mas walaupun hanya istri kedua," ucap Amel sambil menghidangkan makanan yang baru saja dia pesan di restoran terkenal lewat ojek online.

Bagus pun mengangguk sebagai jawaban dan Amel pun mengecup sekilas bibir Bagus.

"Yuk sarapan dulu Mas," ucap Amel setelah menyiapkan semuanya. Mereka pun menikmati makanan itu dengan lahap dan sesekali terdengar candaan di antara mereka.

Setelah sarapan seperti biasa Amel pun mengajak Bagus ke kamar dan memberikan servis hangat nan memuaskan yang sudah jarang Bagus dapatkan dari istri pertamanya Davina.

Davina yang sekarang mulai sibuk dengan urusan rumah, mengurus kedua anak dan di tambah lagi mengurus ibu Bagus yang sedang sakit stroke tidak lagi bisa memberikan servis yang memuaskan untuk urusan ranjang itu menurut Bagus.

Bagus sengaja menyuruhnya untuk berhenti dari pekerjaannya di kantor karena Bagus tidak percaya pada baby sitter dan pembantu yang merawat ibu juga anak anaknya, Bagus lebih merasa tenang kalau mereka diurusi oleh Davina sendiri, terutama ibunya Bagus sangat menyayangi dan menghormati beliau oleh sebab itu Bagus ingin ibunya selalu mendapatkan perawatan yang terbaik dan dia rasa selama ini Davina telah melakukannya dengan baik.

Tapi Bagus tidak pernah menyangka kalau itu semua berdampak pada urusan ranjangnya, Davina melayani Bagus dengan terpaksa dan dingin bahkan tidak jarang menolak jika dia meminta haknya dengan alasan dia sudah capek mengurusi semua urusan rumah seorang diri, sebab itu Bagus memilih untuk menikahi Amel dari pada dia setiap hari harus bertengkar dan mengemis pada Davina untuk memenuhi kebutuhan batinnya. Bagas tidak sanggup jika harus sering berpuasa untuk urusan kebutuhan batinnya.

Kini hari hari Bagus diisi dengan keseruan beristirahat dua, dia tidak lagi harus pusing memikirkan bagaimana caranya untuk memuaskan kebutuhan batinnya karena setiap dia mau kapanpun kini ada Amel istri keduanya yang siap sedia melayani Bagus.

Menurut Bagus dia tidak salah dan wajar saja kalau dia menikah lagi karena Davina yang enggan menjalankan kewajibannya sebagai seorang istri.

Dan untuk sementara pertemuannya dengan Amel hanya Bagus lakukan di pagi atau siang hari saat ada waktu luang pekerjaan yang tidak begitu menumpuk di kantor karena dia takut ketahuan oleh Davina, Bagus belum siap jika ketahuan dan sampai berakibat dia harus berpisah dengan Davina yang telah memberikan dua orang putri yang cantik Ana dan Ara. Dan menurut Bagus jika Davina tahu sudah bisa dipastikan kalau Davina akan marah besar meminta cerai meninggalkan rumah lalu siapa yang akan merawat ibu Bagus jika Davina pergi meninggalkan rumah.

Bagus pun berusaha sebisa mungkin agar pernikahannya dengan Amel tidak ketahuan Davina.

***Setelah puas bersama Amel Bagus pun kembali ke kantor hingga jam kantor usai Bagus baru pulang ke rumah.

Ketika Bagus melewati kamar ibunya yang pintunya terbuka separoh Bagus dengar ibu yang berteriak.

"Aaa ...aaa...aaa,"

Bagus yang sudah hafal dengan kode-kode yang ibunya sering suarakan pun mengerti kalau saat ini ibunya menginginkan sesuatu entah itu minum atau makan.

Bagus yang merasakan tubuhnya capek semua ingin segera beristirahat karena kelelahan setelah bersama Amel di tambah lagi pekerjaan kantor tadi akhirnya memanggil Davina untuk mengurus ibunya.

"Vin ...Vina ini ibu manggil manggil sejak tadi, mungkin dia butuh minum atau makan," teriak Bagus memanggil Davina yang masih berada di kamarnya.

Entah kenapa Davina tidak segera datang seperti biasanya, setiap kali Bagus memanggil Davina untuk mengurus keperluan ibunya Davina selalu segara datang tapi kali ini beda dia bahkan tidak menyahut sama sekali, Bagus pun mengulangi memanggilnya lagi.

"Vin... Vina," teriak Bagus kesal.

Tidak beberapa lama terdengar suara pintu terbuka, Davina muncul dengan rambutnya yang digulung handuk mungkin dia baru selesai mandi.

"Ada apa Mas?" tanya Davina sambil mengeringkan rambutnya menggunakan handuk yang tadi di lilitkan di rambutnya.

"Itu itu manggil manggil mungkin minta makan atau minum," ucap Bagus.

"Terus," ucap Davina masih sambil mengeringkan rambutnya.

"Terus bagaimana sih Vin? ya sana samperin ibu tanya butuh apa," ucap Bagus sedikit kesal.

"Terus kalau ibu minta makan kenapa Mas? Coba sekali sekali Mas yang memberi makan ibu toh Mas juga sudah pulang," ucap Davina sambil masuk lagi ke kamarnya menuju lemari yang ada di sudut memilih milih pakaian untuk di kenakanya.

Bagus yang sejak tadi memperhatikan istrinya pun heran kenapa istrinya malah memilih milih baju di lemari padahal dia sudah memakai daster, biasanya Davina hanya mengenakan daster kalau di rumah ini kenapa dia memilih milih baju lagi mau kemana dia?.

Terpopuler

Comments

Yunerty Blessa

Yunerty Blessa

sebentar lagi kedok mu Bagus akan ketahuan juga

2023-05-19

0

Dewa Rana

Dewa Rana

beristri dua maksudnya kan, Thor ?

2023-04-19

0

YK

YK

yo mesti ae istri capek, Gus. otak taruk mana. seharian ngurus 2 anak plus orang sakit... 🤦🏻‍♀️

2023-03-03

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!