sejak kejadian hari itu, Riyan memilih absen dari kampusnya. karena memang keadaan Riyan yang tidak memungkinkan untuk belajar, Bunga pun sesekali menjenguk muridnya itu. Bunga senang setelah mendapat telpon Riyan untuk pertama kalinya, ke khawatirannya itu hilang seketika. seperti sekarang ini Bunga membawa begitu banyak makanan, dan itu khusus untuk Riyan makan karena hampir semuanya makanan kesukaan Riyan.
"Terima kasih miss, aku sangat menyukainya... kakak melarangku makan semua ini... " ucap Riyan dengan mengunyah, Bunga hanya tersenyum dan mengangguk. kalau ia pikir wajah Riyan sangat mirip dengan Rayhan yang ia temui sebelumnya, mungkin saja hanya perbedaan usia mereka yang berbeda.
"keluarga kalian pasti sangat sempurna, tidak ada kekurangan sama sekali! " ucap Bunga asal bicara, Riyan yang mendengar itu tertawa renyah.
"kata siapa tidak ada kekurangan, kami memiliki kekurangan miss... " ucap Riyan, Bunga pun terdiam dan sedikit bertanya tanya. "aku kekurangan kasih sayang orang tuaku, karena saat aku masih sekolah mereka meninggalkanku bersama dua kakakku yang seperti itu! "
"dua kakak, kau memiliki dua kakak? " ta ya Bunga, Riyan mengangguk yakin.
"iya, yang kemarin itu kakak Rayhan dia kakak pertamaku. aku sering bertemu dengannya dirumah, karena dia tidak pernah keluar kota. kakakku yang kedua yang selalu mengurus pekerjaan diluar kota, kakak Rayhan tidak suka bepergian jauh! " jelas Riyan, Bunga mengangguk menghargai cerita Riyan.
"Riyan, Rayhan, dan satunya? " ucap Bunga mengeja nama mereka, karena menurutnya lucu nama mereka berawalaan huruf R dengan pengejaan hampir sama.
"yang kedua kakak Re... " belum berucap sang kakak datang, siapa lagi kalau bukan Rayhan. pria itu datang dengan jas rapi seperti biasa, Bunga yang melihat itu berdiri dan tersenyum memberikan sapaan.
"saya mengunjungi Riyan, dan membawakan beberapa makanan untuk dia makan! " ucap Bunga tersenyum, Rayhan hanya mengangguk tipis dan menatap Riyan.
"dokter bilang besok kau boleh pulang, dan kau harus istirahat selama satu bulan! " ucap Rayhan, Riyan merasa senang dan mengangguk. Bunga sendiri ikut merasa senang, pada akhirnya kelegaan bertambah.
"Miss anda bisa mengunjungi saya, tinggal datang saja kerumah! " ucap Riyan, Bunga yang mendengar itu mencubit tangan Riyan.
"kamu itu harus cepat sembuh, sebentar lagi ujian. jika kamu tidak mengikuti ujian tahun ini, kamu gak akan lulus! " saut Bunga ketus, Riyan mengusap hasil cubitan Bunga. Rayhan sedikit tersenyum kemudian terdiam, Riyan yang melihat itu menyipitkan matanya. pandangannya melihat Bunga dan Rayhan secara bergantian, ada ide nakal dalam pikirannya.
"miss anda kan belum menikah, kakakku I i juga belum menikah. bagaimana kalau kalian menikah, kalau kulihat kalian sangat cocok dan serasi! "
"Riyan hentikan, itu sangat tidak lucu. apa kau ingin terbaring disini selamanya, aku bisa membuat hal itu terjadi! " saut Rayhan tegas, Riyan langsung menutup mulutnya dengan tangan.
"sepertinya kepalamu perlu pengobatan lagi, sangat menyebalkan sekali mulutmu! " ketus Bunga, Riyan terkekeh ringan. "baiklah saya pulang dulu, kamu jaga kesehatan ya. selamat malam! " ucap Bunga kemudian berpamitan keluar, Rayhan hanya mengangguk tipis.
"kak.. antar dosenku dong, masa wanita dibiarkan sendirian pergi! " ucap Riyan, Rayhan tanpa bicara pun keluar mengikuti Bunga.
Bunga sendiri berjalan dengan tas bawaannya, ia berjalan dengan perlahan sambil memainkan ponselnya. sampai sebuah tangan menarik lengannya, tubuh Bunga tertarik ke belakang dan bersentuhan dengan seseorang yang membuatnya terkejut. Bunga membalikkan tubuhnya, ia mendongak dan menatap Rayhan yang menjulang tinggi dihadapannya.
sebuah troli rumah sakit lewat dengan terburu buru, hampir saja Bunga akan terluka jika gadis itu tidak ditarik oleh Rayhan. dengan bernafas lega Bunga melihat kearah Rayhan, kemudian tersenyum dan merapikan tubuhnya untuk berdiri tegak.
"Terima kasih tuan, saya tidak melihatnya tadi! "
"Rayhan, panggil nama itu saja! " ucap nya, Bunga hanya tersenyum kemudian berpamit pergi. dengan cepat ia kearah parkiran, dan melaju pergi dari sana dengan cepat.
...****************...
Bunga menemui temannya disebuah cafe favoritnya, ia biasa pergi kesana bersama teman akrabnya. mereka duduk disebuah tempat yang nyaman, obrolan dengan keseruan mereka saling bertukar cerita. disana begitu ramai, karena ada sebuah pesta pernikahan yang megah. menyewa gedung cafe tersebut dengan hiasan indah, tentu sangatlah mahal jika dibayangkan bentuknya yang indah. Bunga tiba tiba saja terdiam, ia teringat pada masa lalunya yang kelam. yang sudah lama terjadi padanya, tiba tiba saja air mata menetes dipipinya.
"hei apa yang kau pikirkan, kau memikirkan masa lalumu? " ucap temannya, Bunga menggelengkan kepalanya dan tersenyum. "sudah lah jangan diingat ingat lagi, kau cantik banyak pemuda yang akan tertarik padamu.. hm... " ucap temannya lagi, Bunga tertawa dan mengangguk. "lupakan dia, pria kurang ajar yang kurang bersyukur! ".
"sepertinya aku sudah tidak peduli lagi San, aku bahagia dengan diriku yang hidup sendiri. tidak butuh siapapun! " ucap Bunga, temannya bernama Santi itu menggelengkan kepalanya.
"tidak dong, jodohmu itu masih belum terlihat. sabar saja, kalau sampai kau menikah nanti aku akan memarahi suamimu itu. karena dia datang terlambat, haha... " saut Santi tertawa, Bunga pun ikut tertawa dibuatnya. Bunga merasa perutnya bergejolak, rasa ingin muntah tiba tiba saja terasa. ia merasakan asam lambungnya datang, Bunga berpamit untuk pergi ke toilet dan temannya itu sedikit khawatir dan menatap kepergian Bunga.
dengan seluruh tenaganya, Bunga merasa lemas setelah memuntahkan isi kopi dalam perutnya. ia ingat kalau dirinya belum makan apapun, dan malah minum kopi yang berkafein tinggi. tubuhnya sekarang lemas, ia bercermin pun wajahnya terlihat pucat. Bunga keluar dari toilet, dan harus menghentikan langkah nya ketika melihat Beberapa pria berdiri menghadang pintu.
"permisi, bisakah saya lewat! " ucap Bunga, tapi pria itu menoleh dan malah menatap Bunga.
"hay nona, kamu boleh lewat setelah memberikan nomormu pada kami! " ucap seorang pria, Bunga menutup hidungnya karena mencium bau alkohol dari mulut pria itu. bahkan hadis itu hampir saja akan muntah, tapi dirinya terkejut ketika salah satu pria itu menarik tangannya yang akan pergi.
"lepaskan! " tegas seseorang, Bunga menoleh ke asal suara karena mengenali suara itu. Bunga terbelalak melihat Rayhan berdiri tidak jauh dari nya, dengan wajah datarnya Rayhan menatap Bunga. "aku tidak pernah mengatakan hal dua kali, lepaskan! " ucap nya lagi, pria yang mengenal Rayhan pun langsung melepaskan tangan Bunga dan pergi dengan cepat. Bunga bernafas lega, kemudian ia tersenyum pada Rayhan.
"Terima kasih! " ucapnya, Rayhan menatap Bunga dengan acuh.
"sama sama! " ucap Rayhan kemudian pergi, Bunga sendiri merasa kesal karena Rayhan yang biasa saja. tapi kenapa harus heran, memang ada hubungan apa dengan mereka sehingga Rayhan tidak boleh acuh padanya.
"hmm.. sudahlah pusing sekali kepalaku, apa aku salah minum ya tadi! " gumam Bunga, kepalanya berulang kali dipukul pukul pelan dengan tangannya. Bunga mencari Santi yang sudah berdiri ditengah pesta, gadis itu memanggil Bunga yang tampak mencarinya.
"aku ingin mengenalkanmu pada seseorang, dia temanku! " ucap Santi, Bunga mengangguk pelan kemudian mengikuti langkah Santi. "Hai Rani ini sahabatku, namanya Bunga. dan Bunga ini temanku Rani! " ucap Santi memperkenalkan keduanya, dengan ramah Bunga tersenyum sambil mengulurkan tangan.
"Apa kau menikmati pesta ini, kuharap kau pasti menikmatinya! "
"tentu saja, dari awal kami disini menikmati pesta pernikahanmu. dan ya selamat atas pernikahanmu! " ucap Bunga tersenyum, Rani pun mengangguk dan tersenyum. mereka bertiga saling bercengkrama, seperti layaknya 3 orang yang tidak pernah bertemu. tanpa disadari Bunga, sejak lama seseorang memandangnya dan juga memperhatikan gerak geriknya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 32 Episodes
Comments