Bunga dan Riyan duduk di sebuah mini market, karena keadaan yang sedang hujan diluar. mereka secara tidak sengaja bertemu, saat mobil Riyan tanpa sengaja menabrak Bunga yang sedang berlari tanpa melihat arah. sekarang Bunga tertunduk lesuh , tubuhnya setengah basah ditambah ia bersama murid nakalnya itu. tiba tiba rasa hangat menyelimuti nya, ia melihat Riyan memakaikan sebuah handuk yang dibelinya kepada Bunga.
"miss anda baik baik saja kan? " tanya Riyan, Bunga mengangguk dan tersenyum.
"iya saya baik baik saja, kamu kalau naik mobil yang hati hati jangan sampai nabrak orang! " saut Bunga, Riyan memutar dua bola matanya.
"lah lagian, miss Bunga tiba tiba lari gitu saja. lah mana saya tahu kalau ada orang, lagian itu dijalan raya! " saut Riyan, Bunga hanya menggelengkan kepalanya. ia menatap remaja nakal satu itu, kemudian menggelengkan kepalanya.
"jangan lupa, bawa walimu besok pada saya. saya sudah capek mendapat laporan kamu membuat keributan, kamu gak capek apa buat keributan? "
"hehe tidak miss, soalnya saya terlalu kesepian jadi sangat suka dengan keributan! " saut nya, Bunga dengan kesal melempar handuk yang yang ia bawa kearah Riyan. remaja itu tertawa renyah, Bunga kembali menggelengkan kepala dengan sedikit tersenyum. "jangan galak galak miss, nanti jodohnya menjauh! " perkataan itu berhasil membuat Bunga terdiam, Riyan yang melihat itu merasa aneh dan menatap Bunga yang menatapnya.
"apa menurutmu saya ini galak? " tanya Bunga, Riyan menganggukkan kepalanya. "apa saya ini terlihat buruk? " tanya Bunga lagi, Riyan terkejut dengan itu. karena semua orang tahu seperti apa Bunga, gadis itu dikenal tidak memiliki keburukan apapun didalam dirinya.
"Miss Bunga, anda itu memang galak. tapi anda tidak buruk sama sekali, anda sempurna dalam hal apapun! " ucap Riyan, Bunga menghela nafas kemudian berdiri dari duduknya. terlihat hujan sudah reda, dan waktunya untuk mereka berdua pulang.
"ayo saya antar pulang, remaja seperti kamu ngapain keluyuran! " ucap Bunga berdiri, gadis itu menarik Riyan seperti seekor kucing. Riyan meronta, tapi tidak terlalu melawan karena takut akan menyakiti Bunga yang menurutnya lebih kecil darinya. Bunga membawa Riyan masuk kedalam mobilnya, karena mobil Riyan sebelumnya menabrak tiang dipinggir jalan demi menghindari Bunga yang tiba tiba berdiri.
"saya bisa pulang sendiri, lagi pula saya ini laki laki! " ucap Riyan, Bunga tidak mendengar kemudian melajukan mobilnya. "biar saya yang menyetir, saya tahu kaki anda sakit kan? " ucap Riyan lagi, Bunga yang belum menjalankan mobilnya pun setuju. akhirnya mereka bertukar tempat, mobil pun melajukan dengan Riyan yang mengemudikan.
"Miss tadi kenapa sih, anda tiba tiba berlari seperti itu! " tanya Riyan, Bunga yang terdiam melihat kearah luar jendela mobil. "ternyata dibalik senyum cantik Miss Bunga ini, dia bisa menggalau seperti ini ya! "
"saya menggalau karena tidak punya uang, kamu pikir karena apa? " saut Bunga, Riyan terkekeh lagi.
"ya biasa nya wanita galau kan karena laki laki, siapa tahu saja anda sedang galau karena laki laki! "
"kamu cerewet sekali jadi laki laki, menyetir dengan benar jangan banyak bicara! " ketus Bunga, galaknya Bunga membuat Riyan tidak takut malah semakin tertawa.
beberapa menit kemudian mobil itu sampai disebuah rumah, bukan rumah tepatnya di istana. karena menurut Bunga tidak pantas jika disebut rumah, bangunan itu sangat megah dan juga besar. Riyan menghentikan mobil itu di luar pagar rumah itu, Bunga masih menatap tidak percaya itu adalah rumah Riyan.
"bukan rumah saya Miss, ini rumah kakak saya! " ucap Riyan, Bunga pun mengangguk dengan itu.
"jadi rumah sebesar ini hanya kalian yang tinggal, tidak ada orang tua? " tanya Bunga, Riyan mengangguk membenarkan hal itu.
"tentu, ini adalah hasil kerja keras kakakku. sangking sibuknya bekerja, ia tidak pernah memperhatikan adiknya masih hidup atau belum! " ucap Riyan, Bunga memberikan pukulan ringan pada dahi remaja itu.
"pokoknya besok bawa kakakmu menemuiku, atau kamu akan saya skors 1 tahun. biar saja tidak lulus, biar malu sekalian! " ucap Bunga, Riyan mengangguk dengan terpaksa. "saya pergi dulu, kamu segera masuk! "
"baik miss, Terima kasih! " ucap Riyan, Bunga melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang. Riyan melihat mobil Bunga hingga menghilang dari pandangannya, satpam rumahnya pun membuka pagar untuk memberikan akses Riyan masuk.
secara bersamaan mobil hitam datang, Riyan menoleh dan diyakininya mobil itu milik sang kakak. mobil hitam berhenti disamping Riyan, dan pintu mobil terbuka untuk memberi Riyan tumpangan. tanpa bicara Riyan masuk ke mobil tersebut, dan mobil pun melaju sedang. disampingnya terdapat sang kakak yang terdiam dengan memegang sebuah ponsel, Riyan ingat harus mengatakan hal yang diminta Bunga.
"hoyy anak nakal, kau membuat masalah lagi dikampus? " ucap seseorang di bangku depan, Riyan tersenyum kaku kemudian mengangguk pelan. "lihat wajahmu itu, siapa yang berani memukulmu seperti itu? "
"tidak perlu bertanya seperti itu, harusnya tanyakan bagaimana bisa mereka memukulnya seperti itu! " ucap kakaknya yang disamping, Riyan menggelengkan kepalanya.
"aku diam saja, tiba tiba temanku itu memukul ku. ah bukan teman, dia musuhku sekarang! " saut Riyan, pria yang didepannya itu tertawa. "kak Refan tumben kesini, lagi gak sibuk ya? " tanya Riyan pada kakaknya yang didepan bernama Reyvan, pria itu tersenyum melihat Riyan.
"sibuk sih, cuman ada urusan sama Kak Rayhan! " saut Reyvan, tidak kembar tapi nama mereka hampir sama. mereka pun tidak memiliki sifat yang sama, sifat mereka jauh berbeda dari kata sama.
Riyan Andrizal adalah anak ketiga dari tiga bersaudara, ia memiliki dua kakak yang bernama Rayhan Andrizal kakak pertamanya dan kakak keduanya bersama Reyvan Andrizal. ketiga saudara itu hidup tanpa diawasi orang tua, karena orang tua mereka meninggal lima tahun yang lalu karena sebuah kejadian. Riyan dirawat oleh kedua kakaknya, meskipun seperti tidak peduli tapi kedua kakaknya itu sangat menyangi Riyan yang mungkin tidak nurut kepada mereka. Riyan hanya takut kepada Kakaknya Rayhan, kakak yang menurut ya seperti gunus es dan kemarahannya itu tidak bisa dikontrol oleh siapapun.
"kak, besok dosen ingin bertemu wali Riyan. apa ada yang berkenan datang, tapi jika tidak ada tidak masalah! " ucap Riyan memberanikan diri, Rayhan yang sedari tadi tidak peduli menoleh kearah sang adik. memberikan tatapan elang yang tajam, Riyan mendadak lemas dan pasrah jika kakaknya itu akan marah.
"sudah tahu kami sangat sibuk, kenapa kau selalu bikin ulah! " tegas Rayhan, Riyan terdiam tanpa menjawab.
"sudah sudah, aku yang akan datang! "
"kau, bukankah kau akan pergi luar kota besok? " ucap Rayhan, Reyvan mengangguk dengan senyuman.
"tidak lama kan, mungkin dosennya hanya memberikan masukan setelah itu yasudah selesai! " ucap Reyvan, kedua orang itu saling tersenyum dan kemudian tos tangan dengan riang. Rayhan yang melihat itu menggelengkan kepalanya, mereka keluar dari mobil secara bersamaan memasuki rumah.
"kakak tahu gak sih, tadi dosen ku yang mengantarku pulang. dia terheran heran melihat rumah ini, mungkin terlalu besar dilihatnya! "
"kenapa kau tidak menyuruhnya masuk, kita bisa mengobrol disini dan kami tidak perlu repot repot ke kampusmu besok! " ucap Reyvan, Riyan menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
"kalau dipikir pikir, aku rindu rumah kita dulu! " ucap Riyan, Reyvan dan Rayhan saling menatap kemudian saling membuang muka. Riyan pun berlari cepat kearah kamarnya, ia tidak mau diantara dua kakaknya itu.
"aku juga rindu rumah dulu, apalagi masih ada orang tua! "
"karena masalahmu dulu kita kehilangan rumah kita, yang paling utama kehilangan orang tua! " saut Rayhan ketus kemudian berjalan meninggalkan sang adik, Reyvan menghela nafas kemudian berjalan menuju kamarnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 32 Episodes
Comments