Bunga Pengantin
Seorang gadis menatap dirinya yang cantik di hadapan cermin, ia terus tersenyum pada pantulan dirinya. Gadis itu bahkan bicara sendiri saat melihat pantulan nya, kadang ia akan tertawa geli karena merasa aneh saat bicara dengan sendirinya.
memakai sebuah gaun pernikahan yang super cantik dan mewah, bahkan jika dilihat tampak gaun itu sangat mahal. sentuhan terakhir gadis itu membawa sebuah bunga mekar ditangannya, seakan bunga pengantin itu menyontohkan betapa cantiknya keduanya.
"kamu cantik sekali nak, gaunmu cocok dengan dirimu! " ucap seorang wanita paruh baya, gadis itu menoleh dan tersenyum tipis.
"iya ibu, aku sangat menyukai gaunku. aku sangat gugup, sebentar lagi dia akan datang dan kami mulai mengucapkan janji pernikahan! " ucap gadis itu lembut, sang ibu tersebut tersenyum dan mengusap kepala anak gadisnya dengan lembut.
"tidak kusangka, gadis ibu sudah besar! " ucap ibunya, gadis itu mengangguk.
hari semakin siang, menunjukkan keterlambatan sang pengantin pria untuk datang. gadis itu yang awalnya masih biasa, kini menjadi tidak tenang. bahkan keluarganya mengalami ketegangan menghubungi keluarga pria itu, gadis itu tetap tenang dan berusaha untuk tidak tegang.
"bagaimana apa ada kabar? "
"tidak ada, ponselnya tidak bisa dihubungkan! " ucap seseorang, gadis itu mulai gelisah bahkan ia melihat beberapa tamu pergi dari rumahnya karena merasa sangat lama acara yang tidak dimulai. gadis itu berusaha menghubungi calon pengantin pria nya, tapi tidak ada sahutan dan dicoba beberapa kali pun tetap sama.
semuanya terhenti, dan berfokus pada seseorang yang berdiri disamping pintu. yang diyakini adalah keluarga dari calon pengantin pria, kelegaan yang mereka rasakan. Gadis itu pun merasa lega, ia berdiri dari duduknya dan memasang senyuman kepada keluarga itu. tapi ada perasaan aneh yang terjadi, ketika kedua orang tua dihadapannya menunduk lemah dan seorang ibu terisak menangis.
"kenapa ibu menangis, apa yang sebenarnya terjadi?" ucap gadis itu dengan lembut, seorang pria yang dipanggilnya ayah itu tersenyum. pria itu adalah calon ayah mertua gadis itu, tersenyum dan mengusap lembut kepalanya.
"kamu sangat cantik dan juga baik, kamu tidak pantas menikah dengan putra Kami! " keterkejutan terjadi, bunga yang ia pegang setinggi perut mendadak lemas dan menjatuhkan bunga itu.
"putra Kami pergi bersama wanita lain, ia mengatakan tidak bisa menikah denganmu. kami sebagai orang tuanya benar benar minta maaf, maafkan kami nak! "
hancur sudah hati gadis itu mendengar ungkapan seorang ibu di hadapan nya, pria itu meninggalkannya. perjuangan mereka bertahun tahun menjadi tidak berguna, gadis itu mulai merasa sesak mengingat semua masa lalu bersama pria itu. para tamu yang ada disana diminta pulang, kedua orang tua gadis itu dengan sopan meminta maaf atas kejadian yang tidak diinginkan itu.
"tidak perlu meminta maaf, semua sudah terjadi. saya permisi dulu! "
"kamu mau kemana? " tanya sang kakak, gadis itu mengambil bunga yang terjatuh dari tangannya.
"mau ganti pakaian kak, kan sudah selesai acaranya! " ucap gadis itu kemudian berjalan tanpa menoleh, ia masih berjalan dengan tenangeleeati beberapa orang yang menatapnya.
"kenapa calonnya pergi ya, kasian sekali padahal dia cantik loh! "
"kalau aku jadi dia, aku sudah tidak bisa hidup lagi! "
"iya malu banget"
"hushh sudah, jangan diomongin kasian dia! "
Gadis itu berjalan tanpa mendengarkan orang lain bicara, ia menaiki anak tangga rumahnya hingga menuju kamarnya. pintunya tertutup rapat dengan suara bantingan pintu cukup keras, tidak lupa ia mengunci pintu itu. gadis itu menatap dirinya di hadapan cermin, ia berkhayal dirinya yang buruk didalam pantulan cermin.
"kurang apa aku, coba katakan padaku? " ucapnya sendiri di hadapan cermin, ia memandang tubuhnya gaunnya secara perlahan. "kurang apa sampai dia tidak mau menikahiku, katakan padaku! " suara gadis itu mulai meninggi, ia melihat foto calon suaminya diatas meja. "bagaimana bisa kau melakukan ini, bagaimana bisa! " ucapnya melempar figira foto kecil itu, membuat cermin riasnya pecah berkeping. mungkin seperti gambaran hati gadis itu, hancur dan tidak akan bisa disusun kembali.
gadis itu menangis pilu, suara tangisnya didalam kamar terdengar menyayat hati. ia menghancurkan kamar yang begitu cantik terhias bunga, kamarnya itu akan digunakan sebagai kamar pengantin mereka jika sudah menikah. gadis itupun menyobek gaunnya sendiri yang masih melekat ditubuhnya, ia tidak peduli dengan luka yang tanpa sengaja menggores kulitnya hingga berdarah.
"kalau kaj tidak ingin menikah denganku, maka katakan saja. kenapa kau harus pergi... kenapa kau menghancurkan impianku, kenapa kah membuatku hancur... kenapa... hiks... hiks... apa salahku padamu, bahkan kau tidak mau menemuiku disaat seperti ini... aku membencimu... aku sangat membencimu... "
"buka pintunya, apa yang kau lakukan didalam! " suara orang diluar pintu kamar gadis itu, ia mengabaikan suara suara yang mengkhawatirkannya. ia hanyut dalam kesedihannya, menangis meluapkan semua kepedihannya. sampai semua orang berhasil membuka pintu kamar gadis itu, dan melihat gadis itu sudah tergeletak diatas kasur. mereka semua terkejut melihat darah mengalir ditangannya, segera sang kakak mengakat adiknya yang berusaha mengakhiri hidupnya sendiri. gadis itu masih membuka mata meskipun pandangannya kabur, ia melihat kakaknya yang berlari menggendongnya dan melihat orang tuanya panik dengan khawatir.
"maafkan aku, aku tidak sanggup lagi! "
...****************...
Assalamu'alaikum semuanya, apa kabar kalian. dinda balik lagi nih, mau bikin cerita seru lagi. insyallah ceritanya bakal berlanjut, dan Do'akan dinda berkarya terus yaa... hehe salah cinta buat kalian para reader❤
...----------------...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 32 Episodes
Comments
Purnomo Purnomo
semangat berkarya author....💪😘😘
2022-10-18
0