Bunga.

tahun berjalan begitu cepat tanpa terasa, kesedihan dan kesenangan berlalu seiring waktu berjalan. di sebuah kota besar dan juga padat, terdapat suatu daerah tempat tinggal seorang gadis cantik. gadis itu bernama Bunga Larasati, yang biasa dipanggil Bunga. gadis itu berusia 27 tahun, tapi wajahnya masih terlihat seperti remaja. gadis dengan tubuh tinggi yang mungil tidak seperti orang dewasa, berkulit putih dan cetakan wajah yang pas membuat siapapun terpesona. Bunga dikenal sebagai gadis yang baik, ia bekerja sebagai dosen di sebuah universitas negeri disebuah kota.

ia dari keluarga biasa saja tidak kaya juga tidak miskin. sifatnya yang rendah hati, membuat ia digemari banyak orang. sifatnya yang periang membuat hati seseorang ikut riang, wajahnya tidak pernah suram selalu menampilkan senyuman. tapi siapa sangka dibaling keriangannya itu, ada kejadian yang membuat hatinya hancur mungkin saja belum tersusun rapi didalam dirinya.

hari ini Bunga datang lebih awal, karena memang dirinya suka datang lebih awal dari pada terlambat. seperti biasa ia berjalan dengan elegan, menerima sapaan beberapa murid yang menyapanya.

"miss... miss Bunga! " panggil seseorang membuat Bunga menghentikan langkahnya, gadis itu menoleh dan menatap seorang remaja berlari kearahnya.

"kamu panggil saya? " ucap Bunga tersenyum, remaja itu mengangguk dan memberikan sekantung kresek yang Bunga sendiri heran tidak tahu apa isinya.

"ini Miss, ada sedikit makanan ringan buat anda hehe... " ucapnya, dengan senyuman Bunga menggelengkan kepala.

"kalau kamu seperti ini, pasti kamu membuat masalah! " Bunga menebak karena itu memang biasa terjadi, remaja tersebut tertawa dan menggaruk kepalanya yang tidak gatal. "sudah masuk kelasmu sekarang, dan bagikan yang ada didalam kantung itu kepada teman temanmu. saya permisi dulu! " ucapnya lagi kemudian pergi, remaja itu menghela nafas kemudian merasa cemberut.

Bunga berjalan memasuki ruang dosen, seperi biasa ia akan duduk dengan tegap di kursinya dan ia mulai menyalakan komputernya. hari hari begitu berat untuknya, karena diakhir tahun ini semua akan menjalani ujian akhir tahun. Bunga sibuk membuat materi yang akan diterangkan kepada siswanya, lebih tepatnya ia membuat bahan untuk ujian yang akan datang.

"hay flower, masih pagi sudah sibuk saja! " ucap seseorang yang berdiri di hadapan Bunga, dengan senyuman gadis itu mengangguk.

"iya Pak Deni, ujian semakin dekat banyak bahan yang harus dijelaskan! " ucapnya, Deni tersenyum kemudian duduk disamping Bunga.

"percuma Bu, gak akan dipelajari sama siswa-siswi nakal itu. kita susah susah buat, tapi mereka tidak paham! "

"tidak masalah pak, yang penting kita disalahkan jika memang nilai mereka jelek. oh ya, ngomong ngomong apa bapak sudah mempersiapkan materinya? " tanya Bunga, Deni yang senang dengan suara Bunga tersenyum kemudian mengangguk.

"sudah dong, gampang itu. saya mau lihat wajah kamu saja, tidak masalah kan? " ucapnya, seketika Bunga tertawa kemudian mengangguk dengan mereka saling tertawa.

Deni orang yang sangat humoris, beberapa banyak dosen hanya dirinya yang berani menggoda Bunga. bahkan gadis itu sendiri merasa tidak terganggu, ia menganggap Deni sebagai kakaknya dan menerima setiap kehumorisan Deni disana.

...****************...

Bunga selesai mengajar, ia membereskan buku miliknya diatas meja. para siswa pun mulai keluar satu persatu dari ruang kelas itu, sampai Bunga pun siap keluar dan berpamitan pada beberapa siswa yang masih duduk di bangku karena menunggu pelajaran selanjutnya. sedang santai berjalan tiba tiba dirinya mendengar keributan dari jauh, suara periak periuk siswa terdengar. Bunga berjalan cepat menghampiri kericuhan itu, ia terkejut melihat siswa laki laki yang sedang bergulat dan tidak ada yang melerai. Bunga terkejut karena mengenal dua siswa itu, karena dua siswa tersebut adalah anak muridnya yang menjadi tanggung jawabnya sebagai wali kelas.

"siapa ini, hentikan apa yang kalian lakukan! " ucap Bunga tanpa didengar, terjadi kericuhan disana bahkan tubuh Bunga yang kecil seperti tertelan di dalam kericuhan tersebut. "berhenti, saya bilang berhenti! " teriak Bunga lagi, semuanya terdiam, bahkan pertengkaran itu terhenti. Bunga menarik nafasnya yang tersenggal, ia tidak pernah marah seperti itu. Bunga menatap kedua siswa laki laki yang bergulat itu, wajah yang memar dan saling menatap penuh dendam.

"jangan melihatku seperti itu, kau ingin kubunuh! " ucap seorang siswa yang berjaket hitam, dikenal sebagai David di Universitas itu.

"heleh... kau tidak bisa membunuhku, kau yang akan mati duluan! " saut lawannya, bernama Riyan yang juga siswa terkenal di Universitas itu.

"kalian yang akan saya bunuh, ikut saya keruangan sekarang! " ucap Bunga kemudian berjalan pergi, kedua siswa itu menurut dan berjalan dibelakang Bunga.

sampai diruangan nya, Bunga bertemu dosen lain dan pak Deni yang menatap kedua siswa dibelakang Bunga. Deni memberikan pukulan pelan dengan sebuah rotan kecil, membuat kedua siswa itu menunduk tanpa berani menegakkan kepala.

"hisshh kalian lagi, bosan saya lihatnya! " ucap Deni, Bunga menggelengkan kepala dan menghela nafasnya dengan berat.

"mau lanjut memukul kan, silahkan disini sepi hanya ada saya dan juga pak Deni! "

"wah saya juga mau ikut memukul, tapi saya ada jam pelajaran! " ucap Deni kemudian pergi, Bunga masih menatap kedua remaja itu tanpa berkedip. "ambil kursi itu, duduk di hadapan saya! " keduanya segera mengambil kursi, duduk dengan tenang di hadapan Bunga. gadis itu menatap Riyan yang penuh lebam di wajahnya, Bunga pusing menghela nafas berulang kali.

"saya tidak salah miss, dia yang memulai dulu mencari perkara! " ucap David, Riyan yang melipat kedua tangannya menatap Remaja itu malas.

"miss sekarang lihat saja, muka siapa yang penuh dengan lebam. dia memukuli aku, jadi aku tidak salah! " saut Riyan, remaja itu terkenal diseluruh sekolah. terkenal dengan kenakalan pria itu, memang ia tidak membuat keributan, tapi dengan diamnya Riyan pun masalah akan hidup.

"panggil orang tua kalian, tidak sekali dua kali kalian seperti ini. besok saya mau kalian datang dengan orang tua, terserah ibu atau ayah kalian! "

"saya tidak punya orang tua, hanya punya kakak laki laki! " ucap Riyan enteng, Bunga menghela nafasnya.

"terserah, bawa siapa saja yang menjadi walimu! "

"dia sibuk, dia hanya mengirim uang saja bahkan aku lupa dengan wajahnya! " ucap Riyan lagi, Bunga menyesali perkataannya. memang sudah berulang kali Bunga memanggil wali Riyan, tapi tidak ada yang datang dan jawaban Riyan akan selalu seperti itu tidak pernah berubah. Riyan pergi begitu saja tanpa bicara lagi, David sendiri mengangguk kemudian berpamitan pergi. Bunga menghela nafasnya, kemudian bersandar di kursi karena merasa pusing.

"punya siswa, nakal semua tidak ada yang tidak! " ucap Bunga, ia menunduk lesu dan menatap jam tangan yang selalu ia pakai. "sudahlah aku akan pulang sekarang, tubuhku sangat lelah! " ucapnya merapikan barang miliknya, beberapa menit kemudian ia siap pergi dari sana menuju rumahnya.

diperjalanan pulang ia melihat seseorang yang dikenalnya, tentu saja membuat Bunga yang fokus menyetir tiba tiba meminggirkan mobilnya tanpa memperdulikan belakangnya. suara klakson ia abaikan, Bunga turun dari mobil demi menemui seseorang yang ia kenal. seseorang yang menghancurkan hidupnya, seseorang yang membuat kecewa hatinya, seseorang juga yang merubah dirinya. bukan untuk mengharap orang itu lagi, melainkan ia ingin bertanya. kenapa, kenapa orang itu tega menyakitinya hingga sedalam itu.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!