Bunga yang tidak bisa tidur semalaman, kini mengantuk di pagi hari. ia duduk didepan meja riasnya, bercermin untuk mulai merias wajahnya yang masih berbentuk wajah bantal. ia mengingat kejadian semalam yang melihat orang itu, duduk disebuah mobil mewah berwarna hitam. dan penglihatan nya tidak mungkin salah, karena dia selalu mengenali orang dengan benar.
Bunga pergi seperti biasanya, mungkin telat sedikit karena ia mengemudikan mobilnya dengan perlahan. tiba tiba saja dirinya dikejutkan dengan mobil hitam didepannya yang tiba tiba terhenti, sayangnya mobilnya sudah menabrak mobil hitam itu. dengan cepat Bunga turun, ia melihat mobilnya baret lumayan cukup banyak. seorang pria turun dari mobil hitam itu, Bunga terkejut ternyata Riyan turun dari mobil itu.
"kamu! " ucap Bunga, ia memukul pundak Riyan dengan gemas. Riyan hanya mengatupkan dua tangannya, dan menerima pukulan Bunga.
"maaf Miss, supirku mendadak berhenti disini! " ucap Riyan, Bunga menahan kekesalannya.
"dimana ada masalah, disitu ada kamu Riyan! " ucap Bunga, Riyan hanya tersenyum tipis kemudian melihat mobil Bunga.
"miss... didalam mobil ada kakak saya, dia kakak saya yang galak! " ucap Riyan, Bunga hanya menjewer telinga Riyan dengan kekuatan sedang.
"bawa dia bertemu denganku, akan kujelaskan berapa nakalnya kamu! "
"tidak perlu, saya sedang sibuk. bisa Anda masuk kedalam mobil, kita bicara didalam! " ucap Rayhan yang tiba tiba muncul, Bunga pun menoleh kemudian melihat kearah Riyan. remaja itu mengangguk, dan Bunga pun setuju kemudian masuk kedalam mobil hitam atas permintaan Rayhan. "adik saya memang nakal, saya tahu tidak perlu anda jelaskan! " ucap Rayhan, Bunga mengangguk dan menoleh kearah Rayhan yang fokus dengan ponselnya.
"maaf sebelumnya, jika dia nakal biasa tidak masalah. dia selalu membuat keributan, bertengkar saling pukul dan baku hantam! " ucap Bunga terhenti, Rayhan yang tidak mendengar suara Bunga pun menoleh. gadis itu menatap luar jendela mobil, terlihat jelas dimatanya seseorang memukul Riyan dari belakang. "Riyan! " teriak Bunga, dengan segera gadis itu keluar dari mobil dan diikuti Rayhan.
Riyan sendiri yang asik menguping pembicaraan dua orang dewasa itu, tiba tiba dipukul dengan benda tumpul dari belakang. Riyan ambruk seketika setelah mendapat pukulan itu, sang pemukul pun berlari cepat meninggalkan tempat itu.
"Riyan, Riyan! " panggil Bunga, Rayhan yang melihat itu marah ia menelpon seseorang untuk menangkap orang yang memukul sang adik.
"Riyan ! " ucap Rayhan, Bunga menopang kepala Riyan yang mulai mengeluarkan darah. Rayhan mengangkat tubuh Riyan, dengan sigap Bunga masuk kedalam mobil untuk menopang kepala Riyan dengan kakinya. Rayhan memberikan perintah pada supirnya untuk kerumah sakit segera, karena Riyan sudah tidak sadarkan diri dengan luka di kepala nya. gadis itu menangis melihat Riyan dipangkuannya, murid nakalnya itu sedang tidak berdaya.
sampai di sebuah rumah sakit, Rayhan berteriak memanggil nama dokter dan perawat. sampai sebuah troli membawa Riyan yng membuat kelegaan keduanya, tapi belum merasa lega karena Riyan masih dalam kondisi serius didalam ruang operasi. Bunga mengatupkan dua tangannya, mulutnya tidak berhenti berdoa dengan menatap ruang operasi.
"boleh saya minta tolong! " ucap Rayhan pada Bunga, gadis itu mengangguk setuju tanpa berpikir.
"jaga adik saya disini, saya akan kembali nanti. saya ingin menangkap seseorang yang sudah membuat hal ini terjadi, dan... "
"pergilah tuan, saya akan menunggu adikmu disini. anda tenang saja! " ucap Bunga tanpa mendengar Rayhan meneruskan perkataannya, Rayhan mengangguk kemudian berjalan cepat meninggalkan Bunga dari sana. "Riyan kamu harus baik baik saja, tidak peduli kamu nakal atau tidak. yang penting kamu harus baik baik saja, jangan sampai terjadi apapun pada dirimu... " gumam Bunga, ia tidak peduli dengan tubuhnya. pakaian yang ia gunakan selalu cantik dan rapi, kini pakaiannya itu penuh dengan darah Riyan.
...****************...
tidak terasa malam hari tiba, entah sejak berapa lama Bunga menunggu. dokter pun keluar dari ruang operasi, dengan cepat Bunga menemui dokter dan memberikan sederet pertanyaan. dokter mengatakan hal yang membuat Bunga lega, Riyan dinyatakan baik baik saja dan hanya terjadi sobek pada kulit kepalanya hingga membuat darah terus mengalir. Riyan dibuat tidak sadar karena butuh istirahat, karena pukulan itu membuat remaja itu mengalami shock. Bunga berterima kasih pada dokter, kemudian meminta ijin untuk menemui Riyan. dokter pun memberikan ijin, tanpa bicara lagi Bunga masuk menemui Riyan yang tidur dengan lelap dibrankar rumah sakit.
"kamu selalu bikin masalah, dasar nakal! " ucap Bunga tersenyum dalam tangisnya, ia mengusap tangisnya yang merasa bahagia karena Riyan muridnya baik baik saja. Bunga bernafas dengan lega, entah kenapa ia menangis meskipun merasa lega Riyan baik baik saja. timbul rasa sayang pada Riyan pada diri Bunga, meskipun itu tidak bisa dijelaskan.
Rayhan selesai dengan urusannya, ia berjalan cepat menuju tempat sang adik dirawat. karena belum mendengar kabar sang adik seharian, tanpa bicara ia membuka pintu, menampilkan Riyan yang tidur dengan nyenyak begitu juga dengan Bunga yang tertidur diatas sofa. Rayhan menatap Bunga yang tertidur pulas, pakaiannya masih sama penuh dengan darah dan gadis itu belum mengganti pakaiannya.
"halo.. dia baik baik saja, tidak perlu dipikirkan ada aku disini... iya... sudah kutemukan... hm... " ucap Rayhan pada ponselnya, hal itu membuat Bunga sedikit terkesiap dan membuka matanya secara perlahan. Rayhan memasukkan ponselnya kedalam kantung celananya, pandangan yang sedari tadi menatap Bunga kini ia alihkan menatap Riyan. sang adik masih tidur dengan perban dikepalanya, Bunga berdiri dari duduknya dan berjalan kearah Rayhan.
"kata dokter tidak ada luka dalam, Riyan hanya mengalami shock! " ucap Bunga, Rayhan mengangguk dengan itu. kemudian menatap arloji yang ia pakai, dan itu menunjukkan malam sudah larut.
"saya akan anda pulang, karena ini sudah malam! " ucap Rayhan, Bunga menggelengkan kepala karena merasa tidak enak.
"tidak perlu, saya pulang sendiri saja. anda temani saja Riyan, karena dia lebih membutuhkan anda! " sait Bunga, Rayhan tidak bisa bicara banyak. suaranya tercekat ditenggorokan, sampai Bunga pergi dan menghilang dibalik tembok rumah sakit. Rayhan menjadi tidak tenang, tidak seperti biasanya. langkahnya seribu kali lebih cepat, ia menyusul Bunga yang sudah tidak ada. pandangannya melihat Bunga menaiki sebuah taksi, sedikit merasa lega dan juga merasa tidak enak hati melihat itu.
"kenapa, apa yang kupikirkan! " gumam Rayhan, pria itu berjalan masuk kembali menuju ruangan Riyan. Rayhan sedikit terkejut dengan Riyan yang membuka matanya, remaja itu bangun dari tidurnya yang cukup lama dan Rayhan memberikan minum untuk menyegarkan tenggorokan sang adik.
"Terima kasih kak! " ucap Riyan, Raya mengangguk kemudian duduk di sebuah kursi samping Riyan.
"aku tidak pernah menyangka kau punya musuh, siapa dia! " ucap Rayhan, Riyan menggelengkan kepala meskipun terasa sakit.
"aku tidak pernah punya musuh, aku tidak tahu siapa! " ucapnya pelan, Rayhan menghela nafasnya dan masih berpikir apa tujuan menyerang sang adik. "kak dimana Miss Bunga, apa dia sudah pulang? " Rayhan hanya mengangguk saja, Riyan pun kembali memejamkan mata. entah kenapa nama Bunga terngiang ditelinga Rayhan, berulang kali menghembuskan nafasnya dengan kasar.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 32 Episodes
Comments