Pertemuan Berlanjut Di Ranjang

" Hallo Dokter Pink." seorang perawat mencoba menghubungi Dokter Pink karena banyak dari pasiennya menunggu.

" Iya." Nafas terengah dari Pink di balik sambungan teleponnya.

" Ini sudah pukul 20.00 WIB. Dok. Bagaimana? pasien anda menunggu dengan nomor antrian yang lumayan panjang. Apakah anda masih di jalan?"

Pink yang mulai resah namun Grey benar-benar sudah membuat dirinya gila. Bagaimana tidak? perkenalan yang singkat ternyata membawanya ke dalam gairah cinta panas yang ditawarkan oleh Grey.

Saat ini saja, Pink yang sedang menerima sambungan telepon dari rumah sakit, ternyata ada sosok Grey yang berada di dekatnya. Grey bahkan sedang asyik mencumbuinya tanpa henti. Hingga membuat Pink mulai resah dan mengelak untuk terus diciumi oleh Grey saat sedang menerima telepon. " E..." Pink menoleh ke arah Grey yang sedang bertelanjang dada memberi tanda gelengan kepala sebagai tanda isyarat untuk tidak masuk kerja dan melanjutkan bercinta mereka kembali. Namun sepertinya pink tak menghiraukan Grey. " Sebentar lagi aku datang sus." Pink langsung menutup ponselnya.

Melepaskan pelukan melingkar Grey yang sedari tadi menjerat dan membuatnya susah bergerak karena Grey sangat agresif dengan nya dan Pink tidak menolaknya. " Aku harus ke rumah sakit." Pink membenahi kancing kemeja nya yang satu persatu terbuka tidak karuan karena ulah jemari Grey yang mulai nakal.

Pink memoles lipstik kembali pada area bibir dan mengulang riasan kembali pada area wajahnya karena tak tersisa sedikit pun disebabkan ulah bibir liar Grey.

Pink juga tak lupa membenahi rambutnya yang sedikit berantakan. Setelah semua terlihat sempurna tidak seperti orang yang habis bercinta. Pink meninggalkan Grey yang sedang berdiri di depannya. Cup. Ciuman bibir yang sengaja dia berikan kepada Grey sebagai tanda cinta dirinya kepada pria yang telah menghidupkan gairah cinta nya kembali.

" Aku tidak lama, aku akan kembali." Kata perpisahan yang diucapkan Pink terhadap Grey.

Pink kemudian menuruni mansion milik Grey yang terlihat sepi. Menuju dimana mobilnya terparkir dan menancap pedal gas dengan kecepatan signifikan.

Sesampainya di rumah sakit, Pink berlari kecil dan membuka ruangan kerjanya. " Silahkan mbak, bisa dipanggil satu persatu pasiennya!"

" Baik Dokter Pink." Staf rumah sakit yang kemudian memanggil satu persatu pasien yang sudah menunggu nomor antrian untuk dipanggil masuk ke dalam ruangan.

Beberapa menit kemudian, salah satu pasien laki-laki dengan usia yang sudah tua dan terlihat renta masuk ke dalam ruangan Pink.

" Silahkan pak!" Dokter Pink yang menyuruh bapak-bapak tua tersebut untuk berbaring di tempat tidur rumah sakit yang sudah di sediakan.

" Terimakasih Dok." Jawab pria itu dan mengikuti apa perintah dari Pink.

Pink di ikuti dengan perawat yang mendampinginya memeriksa keadaan laki-laki tua tersebut. " Apa keluhannya pak?"

" Sedikit sesak dok. Ada pusing, apa tekanan darah tinggi saya meningkat?" jawab pria tua itu.

" Oh, iya." Pink dengan ramah membalas ucapan dari pasiennya. Pink melanjutkan memeriksa pria tua yang sedang berbaring itu. Setelah semua selesai. Pink kemudian menulis resep di atas meja kerjanya. " Ini resep nya ya pak. Ada obat sesaknya, dan juga obat untuk tekanan darah tingginya juga. Jangan lupa! kurangi merokoknya."

" Hehehehe." Pria tua. itu terkekeh mendengar nasihat dari Pink yang seolah tahu kebiasaan buruk pria tua itu.

Pink kemudian memberikan secarik kertas bertuliskan resep itu kepada pria tua yang duduk di hadapannya.

" Terimakasih Dok." pria tua yang bangkit dari kursi duduk untuk pasien yang berada di depan meja kerja Pink.

" Sama-sama pak, semoga lekas sembuh ya." Pink dengan ramah memberi salam perpisahan kepada pria tua yang akan keluar dari ruangannya.

Begitu terus sampai dimana pasien terakhir selesai periksa keluar dari ruangan Pink untuk yang terakhir. Pink kemudian menyingkap jas kebesaran rumah sakit dan melihat jam tangan yang melingkar di pergelangan tangannya. Pukul 24.00 WIB. tepat jarum panjang persis di angka 12. Pink kemudian mengambil ponselnya dan benar saja. Jumlah panggilan tak terjawab dari Grey yang terhitung puluhan kali menduduki rangking teratas dalam pemberitahuan pada ponselnya.

Pink menghela nafas panjang. Mengambil tas hitam yang sering kali dipakai praktek ke rumah sakit. Pink berjalan keluar dan menutup pintu ruangannya. Lalu melangkah menuju parkiran belakang rumah sakit untuk mencari mobilnya terparkir.

Grey tiba-tiba datang tanpa suara sudah menarik pergelangan tangan Pink dan memasukkannya ke dalam sebuah mobil miliknya.

Pink yang terkejut namun pasrah dan menuruti tingkah gila Grey yang tidak bisa ditolaknya pula. Siapa yang berani menolak Grey? ketampanannya maksimal dan orang siapa yang tidak tahu dia. Dia adalah anak konglomerat di kota Jakarta ini. Ayahnya Tuan Brown yang memiliki banyak Perusahaan Raksasa kelas dunia sudah tidak bisa diragukan lagi. Hingga Pink bertekuk lutut dan merasa beruntung dekat dengan Grey.

" Bagaimana dengan mobilku?" Pink yang memikirkan mobilnya sembari melihat mobilnya yang terparkir dari balik jendela kaca hitam mobil Grey. " Esh, gila kamu Grey, kamu sudah gila." ucapan Pink kepada Grey yang tak digubrisnya.

Grey hanya tersenyum tipis menatap Pink yang resah karena diculiknya.

Mobil Grey berjalan meninggalkan rumah sakit tempat dimana Pink bekerja dan melaju kencang di tengahnya malam menuju mansion miliknya yang dia huni sendirian tanpa siapa pun di dalamnya, kecuali para asisten rumah tangga yang akan patuh dengan perintahnya tanpa berani macam-macam dan akan membuka rahasia kebersamaan mereka berdua. Mereka akan sangat patuh dengan apapun yang Grey inginkan.

Keluar dari mobil Grey. Pink yang di tarik pergelangan tangannya untuk keluar dari mobil dan menapaki lantai per lantai, ruangan demi ruangan yang Pink sendiri tidak tahu mengapa orang kaya memiliki mansion tanpa banyak penghuni di dalamnya dan dia merasa akan sangat sia-sia namun itulah life style dari kebanyakan konglomerat di negeri nya.

Tangga per tangga ditapaki Grey dan Pink menuju lantai dua mansion nya. Kembali pada sebuah ruangan besar serba putih yang tadi sebelum berangkat ke rumah sakit Grey juga membawanya kesini.

Ceklek. Pintu terkunci dan Grey dengan semangat membuka kemejanya dengan sangat cepat dia sudah bertelanjang dada.

Mendekat ke arah Pink. mencengkeram kedua sisi dagu Pink dan mengarahkan area wajah Pink hingga bibir mereka saling bertaut satu sama lain.

Pink yang kemudian melempar tas nya ke sembarang arah, merasa haus akan kasih sayang seorang pria, apalagi baru saja dirinya menyandang status janda membuat dirinya sangat menikmati gairah panas yang di berikan Grey kepadanya. Kesepuluh jemari Grey yang mulai membuka satu persatu kancing kemeja milik Pink tanpa menghentikan ciuman bibir mereka.

Ciuman lembut smooth mereka nikmati begitu dalam cinta dan hasrat keduanya. Penyatuan cinta yang sudah tidak di ragukan lagi bahwa mereka ingin saling memiliki.

Semua kancing kemeja Pink terlepas. Grey menyingkap pelan kemeja yang masih menutupi bagian pundak dan punggung Pink tanpa melepaskan ciuman bibir mereka yang lembut.

Kesepuluh jemari Pink yang masih bertengger di kedua pundak Grey mulai perlahan mengikuti titah Grey yang melepaskan kemeja miliknya yang masih menutupi punggungnya.

Setelah kemeja terlepas, kedua telapak tangan Pink yang kembali dia letakkan di dada penuh bulu milik Grey.

Ciuman bibir semakin memanas menjalar ke semua sudut area tubuh. Grey membuka pengait berwarna hitam, tepat berada di punggung belakang yang dikenakan Pink untuk menutupi kedua barang istimewa yang tak sembarang orang bisa menyentuhnya.

Pengait terlepas, benda berwarna hitam penutup barang istimewa bagian atasnya ikut terlepas sesuai titah Grey yang mulai melancarkan ciuman panas dengan sangat cepat.

Grey membanting tubuh Pink di atas ranjang. Dan dia pun melepaskan celana yang masih dikenakannya hingga terlihat semuanya dengan polos begitu juga dengan Pink.

Tanpa sehelai benang pun keduanya bermain di atas ranjang. Grey dan Pink yang sangat menikmati penyatuan hasrat cinta mereka berdua. Pink yang terobati dan tidak menangis lagi karena diceraikan suaminya. Dia juga tidak merendahkan harga dirinya kembali dengan mengemis cinta dari mantan suaminya. Karena di dekatnya saat ini, sudah ada pria yang menginginkan kehadirannya. Pria yang mencintainya tanpa menuntut Pink untuk meninggalkan pekerjaannya.

Aksi nakal keduanya di ranjang yang terbilang cukup lama. Membuat para asistennya ketar-ketir jika Tuan Black atau Tuan Brown tiba-tiba menelepon sekedar ingin mengecek keadaan mansion seperti yang sudah-sudah. Meskipun itu sudah larut malam dan terbilang dini hari. Keduanya masih tidak berhenti menghidupkan cinta di atas ranjang.

BERSAMBUNG

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!