Black Yang Curiga & Kenakalan Red Yang Mulai Terkuak

Keesokan pagi. Berserak pakaian seluruh dua insan di samping-samping ranjang besar berwarna putih itu. Menggeliat tubuh Pink dan juga Grey dari balik selimut putih tebal.

" Grey." Panggilan pertama dari balik pintu yang samar-samar di dengar oleh Grey. " Grey buka pintunya!" Nada suara timbre besar itu semakin jelas terdengar sampai ke telinga Grey.

Grey langsung jenggirat terbangun tanpa memicingkan mata lagi. Nafasnya tetiba sengal mendapati suara Black dari balik pintu. Diikuti terus panggilan dan ketukan pada pintu kamar Grey tanpa jeda oleh Black yang adalah kakak laki-lakinya.

Matanya melotot terbuka lebar, mengedarkan pandangan ke semua barang-barang milik Pink yang berserak di samping-samping ranjang yang tak karuan.

Menoleh melihat wajah janda cantik yang masih menggeliat bagaikan mimpi beradegan panas yang masih dilakukannya padahal ini sudah pagi.

Dengan cepat Grey memapah tubuh janda cantik yang masih menggeliat di atas ranjang itu ke lemari pakaiannya.

Pink yang masih belum sadar jika tubuhnya dipindahkan dengan di buntel selimut tebal untuk di masukkan ke lemari pakaian Grey.

Dengan cepat Grey mengambil semua pakaian yang berserak milik Pink dan di lempar ke sembarang arah oleh Grey yang penting lenyap sementara dari pandangan Black.

Tit. Mansion nya memiliki fasilitas sensor di setiap sudut rumahnya. Termasuk pintu bersensor yang harus memakai kartu sebagai kunci pembukanya. " Apa?" akting Grey menjawab malas kakak yang memanggilnya lebih dari 10 kali itu. Sembari mengusap rambut kepala yang berantakan akibat dijambak-jambak Pink semalaman gegara main kuda-kudaan.

Black mengedarkan kedua bola mata mengarah ke semua sisi ruangan pribadi yang serba putih milik adiknya itu.

" Cari apa?" Grey berakting berpura-pura bodoh seolah-olah tak terjadi apa-apa. Padahal jelas-jelas teriakan manja yang keluar dari bibir janda cantik itu sudah menggaung ke semua sudut mansion. Namun Black biasanya pulang dini hari sehabis party dengan teman-temannya di sebuah klub malam. Jadi Grey mengira, Black tidak akan mendengarnya. Lagian Mansion nya memiliki dinding peredam suara yang tak sembarangan suara dengan mudah di dengar dari balik dinding.

" Ayah sudah sembuh. Ayah bisa dibawa pulang. Nanti kita sama-sama menjemput ayah ke rumah sakit."

" Okay." Grey mengangguk. " Ada yang lain?" tanya Grey yang akan menutup pintu ruang pribadinya kembali.

" Tidak." Namun Black masih mencuri pandang. Sesekali kedua bola mata mengarah menelisik ke dalam melihat semua yang terlihat hanya sebagian karena Grey hanya membuka pintunya setengah, dan setengahnya lagi ditutup oleh tubuh kekar berdada bidang di penuhi bulu-bulu manja yang mampu menggetarkan hati Pink.

Pink yang tersadar, jika dirinya berada di sebuah lemari pakaian milik Black. Nafasnya mulai sesak. Pori-pori kulitnya mulai berkeringat, Tubuhnya pun mulai gerah. Namun telinganya mendengar ada dua orang sedang bercakap di luar sana. Satunya Grey dan satu lagi seorang yang dilihat dari nada suaranya adalah seorang pria juga.

Kedua mata Pink panik. Menelan ludahnya begitu sulit. Menggenggam erat selimut tebal untuk menyembunyikan dirinya yang polos. Pink yang semakin ketakutan kalau dia dan Grey ketahuan bercinta semalam. Entah bagaimanapun, dia tahu. Ini tidak dibenarkan meskipun mereka saling cinta. Namun kalau melihat ketampanan seorang Grey. Wanita mana yang akan menolak bercinta meskipun hanya satu malam bersama Grey. Meskipun Grey bukan seorang Casanova. Dia tahu hati Grey lembut jika dilihat caranya memperlakukan seorang wanita. Memperlakukan dirinya saja, begitu sangat istimewa. Padahal Grey tahu jika dirinya hanyalah seorang janda yang baru di cerai oleh suaminya.

Black lantas memutar tubuhnya dan berjalan menapaki anak tangga. Masih mencium aroma kecurigaan dari balik kamar adiknya itu.

Grey yang menutup pintu canggih kamar pribadinya, kemudian menyandarkan punggung dan kepalanya sembari bernafas lega. " Huh." Grey yang membuang kasar nafasnya tetiba langsung mengingat Pink yang dia sembunyikan di dalam lemari pakaiannya. Grey langsung berlari kecil dengan hanya memakai celana boxer hitamnya menghampiri lemari pakaiannya.

Grey kemudian membuka lemari pakaiannya diikuti nafas.

" Huh..huh..huh..huh.." Nafas Pink yang sesak karena berada di dalam lemari pakaian sekaligus terkunci dari luar.

" Pink..Pink..kamu tidak apa-apa?" Tanya panik Grey yang menyentuh kedua sisi dagu milik Pink.

Pink menggelengkan kepalanya.

Masih saja Grey memberikan kecupan hangat sembari mengambil helaian rambut kecoklatan nya untuk dia sentuh dan dia letakkan di atas telapak tangannya.

Pink semakin resah. Situasinya tidak memungkinkan untuk melanjutkan aksi panas bin nakal lagi seperti semalam. " Hentikan Grey! antar aku pulang!" Cengkraman tangan kanannya pada selimut tebal yang dia pegang kuat untuk menutupi tubuh polosnya, yang akan Grey coba lepaskan. " Antarkan aku pulang."

Grey kemudian berhenti mengecup area pundak milik Pink. " Okay." bisik lirih Grey pada Pink.

Setelah keadaan hening dirasa tidak ada Black di Mansion. Grey lantas mengantarkan Pink menuju rumah sakit tempatnya bekerja dan mengambil mobil yang terparkir disana.

Sesampainya di rumah sakit. Grey menurunkan Pink. Grey lantas berpisah dengan Pink karena Grey akan masuk ke dalam rumah sakit untuk menjemput kepulangan ayahnya yang sudah di nyatakan sembuh setelah beberapa hari di rawat di rumah sakit tempat Pink bekerja.

" Bye." Grey mengecup kening Pink dan melambaikan telapak tangan untuk Pink.

" Bye." Jawaban yang sama oleh Pink sembari senyum lebar yang tak bisa ditepis olehnya karena rasa bahagia.

Pink memandangi tubuh pria yang entah dibilang apa. Kekasihnya, namun tidak mengutarakan perasaannya kepadanya. Pria hidung belang, jelas bukan, karena nyatanya Grey juga tidak membayar sesenpun untuk kenikmatan ranjang semalam. Keduanya sama-sama saling jatuh cinta namun tanpa ungkapan kata belum tersampaikan dari bibir Grey begitu juga dari Pink.

Pink jelas masih trauma dengan perceraiannya dengan mantan suaminya. Mana mungkin cinta dalam sesingkat itu dengan Grey. Grey, mungkin yang pertama mengagumi kecantikan Pink lalu jatuh pada kata kasihan padanya karena menangisi mantan suami yang meninggalkannya dan menceraikannya terlebih masih berharap kembali pada mantan suami yang mungkin menurut Grey adalah wanita paling menyedihkan sedunia.

Pink yang baru menyentuh pintu mobilnya. Ingin membuka, namun tetiba sosok Red dengan wanita sedang mengandung yang kira-kira usia kandungannya berusia 6 bulanan keluar dari rumah sakit.

Terlihat Red berjalan dengan sangat mesra terhadap perempuan itu. Menggandengnya, berjalan pelan karena perutnya yang sudah besar sembari menuntun ke arah mobilnya. Pink bahkan mendengar kata yang diucapkan Red " Sayang hati-hati jalannya!" begitu kira-kira ucapan Red kepada wanita yang dia bukakan pintu mobil untuk wanita itu masuk ke dalam mobil.

Kembang kempis ujung hidung Pink. Nafasnya sesak karena melihat mantan suaminya bergonta-ganti wanita dari yang dia jumpai kemarin. Langkah Pink cepat menuju ke Red dan menarik kerah leher belakang Red. " Siapa dia?" Wajah amarah Pink diikuti dengan nafas cepatnya dan melirik ke arah wanita yang sedang duduk memandangi Pink dengan panik pula.

" Bukan urusanmu lagi Pink." mata melotot Red mengarah ke Pink.

" Apa kamu bilang? bukan urusanku. Iya memang bukan urusanku. Tapi kalau dia hamil sebesar ini..." Jari telunjuk tangan Pink yang menunjuk ke arah wanita yang duduk di kursi penumpang mengarah tepat pada perut besarnya. Diikuti dengan nafas cepat tanpa jeda darinya. " Berarti kamu sudah selingkuh dariku dan wanita ini hamil. Kamu sudah membohongi ku Red!" Teriak Pink di ujung kalimatnya dengan nada marah tepat di depan wajah Red. " Arrrrgh. Kamu ja hat Red!" Kedua genggaman tangan Pink yang menyilang dengan tas hitam pula kemudian mendarat tepat di kepala Red yang coba di tepis dengan lengan kirinya.

" Apa-apaan kamu Pink!" Teriak Red pula. Namun Red kemudian tak menggubris Pink yang emosi dan memilih pergi meninggalkannya dengan cepat masuk ke dalam mobil kemudi.

" Aaaaaarrrgh." kesal Pink dengan kaki kanannya yang coba dia tendang kan di body mobil Red dengan sembarang dan sangat keras pula.

Grey dari kejauhan yang mengetahui adegan Pink dan mantan suaminya ribut. Grey yang berencana kembali ke mobil karena ingin mengambil ponsel yang ketinggalan. Yang dikiranya Pink sudah menjalankan mobilnya dan pulang. Namun malah masih disini dan ribut besar dengan mantan suaminya kembali.

Banyak petugas rumah sakit maupun pengunjung yang berada di area parkiran melihat dan menatap ke arah Pink.

Pink yang sadar dengan tindakannya memicu keributan dengan Red membuat orang-orang sekelilingnya menaruh pandangan terhadapnya. Pink lantas bergegas berlari kecil masuk ke dalam mobil dan menjalankan mobilnya. Mbrung

BERSAMBUNG

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!