Semua orang di aula istana langit terkejut. Melihat Demon, si Raja Iblis berdiri di pintu gerbang istana langit. Jubah hitamnya melambai diterpa angin yang bertiup kencang saat itu.
"Bruukkk!"
Demon melempar dua tubuh ke hadapan The Sky. Semua orang menganga tidak percaya. Melihat Ice dan Wind terkapar tidak berdaya di hadapan mereka.
"Ice....!" The Sky berteriak marah. Melihat putranya tergeletak di hadapannya.
"Jangan khawatir. Mereka belum mati...hanya hampir," seringai Demon. Tak berapa lama tempat itu sudah dikepung oleh ratusan tentara langit. Melihat hal itu, Demon hanya tersenyum meremehkan.
"Kau hanya membuang waktuku saja!" Satu hentakan kami Demon. Dan seluruh tentara langit yang mengepungnya langsung terlempar ke segala arah. Terjungkal ke belakang.
Kali ini, Demon langsung menyerang The Sky. Namun semua dewa yang ada di sana, kompak bergerak melindungi sang Kaisar Langit. Melihat hal itu, Demon semakin senang. Dia ingin menunjukkan kalau dia bukanlah Demon seribu tahun lalu. Dia yang sekarang, memiliki kekuatan yang sama besarnya dengan Kaisar Langit.
Pria itu memejamkan mata. Saat semua dewa menyerangnya bersama-sama. Saat dia membuka mata, Demon membuat gerakan memutar dengan tangannya. Bersamaan dengan itu bola api yang sangat besar terbentuk di tangannya. Seiring dengan serangan yang datang padanya, Demon memutar tubuhnya. Dan bola api itu langsung menyerang para dewa yang melesat ke arahnya. Para dewa itu terkejut melihat serangan yang datang serentak pada mereka. Tidak mampu menghindar lagi, alhasil para dewa itu langsung terpental ke berbagai arah. Menghantam apapun yang ada di dalam ruangan besar itu.
Seketika tempat itu terlihat hancur. Debu beterbangan. Dengan banyak tubuh tergeletak di lantai. Dalam kekacauan itu, tampak satu sosok yang berdiri tegak di tengah aula itu. Menyeringai ke arah The Sky yang masih duduk tenang di atas singgasananya.
Penguasa Dunia langit itu tahu kalau dia tidak bisa bertahan dari serangan Demon yang sudah bertambah kuat. Berkat meditasi yang dilakukan Demon seribu tahun ini. Karena itu dia akan mengambil langkah terakhir. Melirik sekilas ke arah sang putra, Ice yang dia tahu masih hidup. Juga pada Wind. Pelan jari The Sky bergerak, memecah wujud aslinya yang berupa naga langit. Satu dia kirim pada Ice. Satu lagi pada Wind. Tersisa lima, dan itu cukup untuk membuatnya bertahan dari serangan Demon. Dia tidak ingin melawan. Semakin dia melawan, Demon akan semakin brutal menyerang. Akan banyak korban berjatuhan.
"Kau tahu bukan...aku sangat ingin menghancurkanmu. Tapi mengingat kau adalah ayah dari wanita yang kucinta. Maka aku akan sedikit berbaik hati." Demon berbalik. Menatap di kejauhan, hingga tak lama bunyi berdebam terdengar keras. Sebuah menara tinggi tiba-tiba sudah berpindah ke depan gerbang barat. Menara Linfeng.
"Bagaimanapun aku ingin kau menyaksikanku menikahi putrimu. Karenanya, kau akan menunggu waktu itu tiba...di sana." Pria itu menunjuk menara Linfeng dengan ekor matanya. Demon melihat The Sky yang tampak tidak terpengaruh dengan ucapannya.
"Lebih baik kau habisi saja aku. Aku tidak mau melihatmu menikahi Amor. Karena hal itu tidak akan pernah terjadi," balas The Sky tajam. Dan jawaban The Sky sukses memancing kemarahan Demon.
The Sky lebih memilih menghancurkan wujud nyatanya. Karena dia bisa bermeditasi lagi untuk mendapatkan bentuk manusianya. Tapi terkurung di menara Linfeng. Akan lebih buruk daripada kematian.
"Kau memang selalu menyebalkan dari dulu." Demon bergerak menyerang The Sky, menggunakan seluruh kekuatannya, untuk menyerang pria itu.
"Krataaakkkk,"
Terdengar bunyi retakan ketika Demon menyerang sihir pelindung milik The Sky, semakin lama retakan itu semakin besar. Hingga akhirnya, "booommmm", The Sky terlempar ke belakang. Menghantam dinding di belakangnya. Darah seketika mengalir dari bibirnya.
"Ayaahhh...." Ice yang sudah terbangun berteriak. Melihat sang ayah, tergeletak tidak berdaya. Sementara Demon sudah bersiap dengan pedang di tangannya.
"Pergilah bersama Wind, pastikan kelahiran Dewa Api berjalan lancar. Jaga adikmu. Dan pastikan mereka bersatu sebelum waktu Amor habis. Kita akan segera bertemu lagi," bisik The Sky ke pikiran Ice.
Di samping Ice, Wind sudah duduk menahan sakit di dadanya. Mata Ice dan Wind membulat, melihat Demon menusuk The Sky, pria itu terjatuh dengan luka di dadanya.
"Kaisar....!" Teriakan dari para dewa serentak terdengar. Setelah itu tiba-tiba saja tubuh The Sky bercahaya. Sesosok naga langit muncul di tengah aula langit. Naga itu menatap ke arah para dewa yang bersujud padanya. Lalu sesaat melihat pada Ice dan Wind. Sejurus kemudian wujud naga itu mulai menguar. Menghilang bagai angin, tidak berbekas.
Air mata mengalir di pipi Ice. Melihat sang ayah meregang nyawa di depannya. Kemarahan menyelimuti mata Ice, yang kini menatap benci pada Demon, yang duduk dengan angkuh di singgasana milik ayahnya. Ice berniat ingin menyerang Demon. Tapi Wind mencegahnya. Menyeret tangan Ice lalu menghilang dari sana.
Semua dewa hanya bisa saling pandang. Melihat Demon yang duduk di singgasana Kaisar Langit. Pria itu menyapukan pandangannya pada aula istana langit, yang sepenuhnya sudah hancur karena ulahnya. Menatap puas pada wajah para dewa yang kebingungan melihatnya.
"Aku sama sekali tidak berniat duduk di sini. Aku hanya benci pada sosok yang berada di sini." Demon mulai berkata. Para dewa itu hanya terdiam mendengar perkataan Demon.
"Yang aku inginkan adalah beritahu aku di mana Amor berada." Suara penuh intimidasi itu terdengar menggema di tempat itu. Destiny seketika melirik Re dan Ri yang ketakutan melihat Demon. Dewa gendut itu tahu kalau Demon menginginkan dirinya memberitahu keberadaan Amor.
Tapi dia tidak mau memberitahu pada Raja Iblis sialan itu. Hingga tiba-tiba, Destiny menyentuh pelan Re dan Ri. Dua dewa itu perlahan menghilang dari sana.
"Dewi Cinta berada dalam lindungan sihir ibunya, Dewi Bunga. Tapi Dewa Api tidak. Lindungi dia sampai mereka menyelesaikan perjalanannya di dunia manusia," sebaris pesan Destiny pada Re dan Ri.
****
Sementara itu di tempat lain, Ice dan Wind tampak tengah berdebat. Ice ingin kembali ke aula istana langit. Tapi Wind mencegah. Dia tahu betul maksud dari The Sky mengirim mereka keluar dari sana.
" Aku harus membunuhnya, Wind," teriak Ice marah.
"Bukan kau yang membunuhnya. Tapi kau yang akan hancur berkeping-keping di tangannya." Sarkas Wind.
Wind tahu yang Ice rasakan. Pria itu pasti marah, sedih, melihat kematian sang ayah di depan matanya.
"Kau ingat pesan ayahmu. Kita harus segera mencari keberadaan Amor dan Fire. Memastikan kelahiran mereka lancar." Wind segera memberi pertimbangan. Sementara Ice masih diam tidak bicara. Matanya menatap tajam ke depan. Di mana dia bisa lihat Destiny yang mengerang menahan sakit, karena siksaan Demon. Sebab dia tidak bisa memberitahu di mana Amor dan Fire berada.
Ice jatuh berlutut, Meratapi kehancuran dunia langit yang terjadi di hadapannya. Meski dia sendiri pernah mendengar ramalan soal hal ini.
"Kehancuran dunia langit akan segera terjadi. Karena keinginan satu orang yang berambisi memiliki hal yang bukan miliknya. Tapi percayalah, keadaan itu tidak akan berlangsung lama," ucapan The Reader terngiang di telinga Ice.
****
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 74 Episodes
Comments