Kedua pasangan dewa dan dewi itu akhirnya harus mengarungi kerasnya hidup di dunia manusia. Menjadi manusia biasa tentu tidaklah mudah. Bagi keduanya yang terbiasa hidup nyaman di dunia langit.
Meski begitu The Sky memerintahkan Re dan Ri tidak memberikan kehidupan yang terlalu susah pada keduanya. Alhasih dalam sembilan kali reinkarnasi keduanya mampu melewati cobaan di dunia tanpa kesulitan yang berarti.
Sembilan reinkarnasi sudah mereka lalui. Kali ini adalah yang terakhir bagi keduanya. Setelah ini tanda yang Demon tanamkan dalam jiwa Amor akan terhapus tanpa sisa. Sehingga bencana bisa dihindari.
Sementara itu, di Lembah Neraka. Demon, si Raja Iblis perlahan mulai membuka matanya. Mata pria itu bersinar merah. Menandakan betapa besarnya kekuatan yang dia miliki sekarang. Seringai terlihat di ujung bibir pria itu. Sebentar lagi, ya sebentar lagi. Dia akan bebas dari tempat ini.
Pria itu menatap remeh pada rantai yang membelenggu dirinya. Bisa dia rasakan jika kekuatan rantai pengikat itu mulai melemah, begitu juga dengan sihir penyegel jiwanya. Berbanding terbalik dengan kekuatannya sekarang yang meningkat berpuluh-puluh kali lipat. Hasil dari meditasinya selama hampir seribu tahun ini.
"Amor....tunggulah kedatanganku." Bisik Demon. Menatap ke arah langit yang berwarna merah di atasnya. Lembah Neraka, sebuah tempat yang berisi lelehan lava pijar dari semua gunung berapi yang ada di dunia langit. Semua dikumpulkan jadi satu di Lembah Neraka.
Sebuah tempat yang hampir semua bangsa enggan mendatanginya. Tapi The Sky sepertinya membuat kesalahan dengan mengirim Demon ke Lembah Neraka. Elemen Api pada Demon sanggup menyerap panas dari lava pijar yang ada di sana. Selama beratus-beratus tahun lalu mengubahnya menjadi energi dalam yang sangat besar. Maha dahsyat hingga mungkin The Sky sendiri tidak akan mampu mengimbangi kekuatan Demon saat ini.
***
Untuk yang terakhir kalinya, Fire dan Amor berdiri di depan gerbang reinkarnasi. Ini adalah perjalanan terakhir mereka di dunia manusia. Re dan Ri masing-masing memegang sebuah kitab yang berisi takdir dua dewa dan dewi itu saat di dunia.
"Awas kalau kau membuatku seperti terakhir kali," ancam Fire pada Re. Terakhir kali dia harus jadi korban bully karena salah masuk ke tubuh seorang perempuan. Hingga dia harus mati-matian meyakinkan Amor di dunia manusia kalau dia adalah pria.
"Tapi kan itu ada dalam dunia pengobatan sekarang, Dewa Api. Istilahnya berkelamin ganda," bisik Re takut.
"Tetap saja aku tidak mau berada dalam tubuh perempuan." Tegas Fire.
"Iya....iya..maaf kami yang salah." Ri membantu Re menenangkan Dewa Api. Kalau tidak, bisa-bisa mereka di bakar dengan Api Phoenix sebelum Dewa Api meluncur ke dunia manusia.
"Sudahlah, jangan memarahi mereka. Kau tidak kasihan. Ayah sudah mengomeli mereka berhari-hari dan kau masih menambahi," Amor melerai. Sikap Fire seketika melembut pada Amor.
"Ampun deh, pasangan terbucin sejagat raya," Re berseloroh sambil melirik Ri yang mengulum senyumnya.
"Maafkan kami Dewa Api, Dewi Cinta. Kami pusing harus membuat sepuluh takdir yang berbeda bagi kalian. Plus dengan ketentuan ini dan itu dari The Destiny. Si pembuat takdir," jelas Ri.
"Bukannya itu tugas Destiny kenapa kalian yang buat," tanya Fire.
"The Destiny tinggal ACC doang.....uuuppps," Re menutup mulutnya, keceplosan.
"Ooohhh begitu, nanti setelah aku kembali, lihat saja, akan kubuat perhitungan dengan dewa gendut itu. Enak saja membuat Amor jadi anak pelacur segala," gerutu Fire.
Re dan Ri saling pandang, sebab itu adalah ide mereka berdua. Tidak sangka, Destiny langsung menyetujuinya.
"Sudah...sudah...ini sudah waktunya kalian pergi." Ice tiba-tiba muncul bersama The Wind.
Sesaat tiga sahabat itu saling berpelukan. Sejak Fire menemani Amor ke dunia. Ketiganya jadi jarang bertemu. Sesekali jika Fire kembali dari dunia manusia barulah mereka bisa bertemu.
"Jaga diri selama aku pergi." Entah kenapa kepergian kali ini terasa berat bagi Fire. Firasatnya mengatakan kalau sesuatu yang buruk akan terjadi.
"Tentu saja," balas The Wind cepat.
"Apa kalian sudah memeriksanya?" Fire bertanya.
"Setelah ini kami akan pergi melihatnya. Ada beberapa letusan gunung di sekitar tempat itu. Entah-entah dia sudah jadi abu di sana," sahut Ice enteng.
Panggilan dari Re dan Ri membuat obrolan ketiganya terhenti. Setelah berpelukan dan berpamitan. Amor bersiap melompat ke gerbang reinkarnasi miliknya. Setelah jarum besar di atas gerbang itu berada di angka 12, gerbang mulai terbuka. Amor menoleh sesaat ke arah Fire. Seulas senyum terukir di bibir keduanya.
"Sampai bertemu lagi cintaku," Amor berucap tanpa suara. Lalu melompat masuk ke gerbang reinkarnasi di susul kitab takdir milik Amor yang ikut masuk ke dalam gerbang itu.
Tak lama gerbang milik Fire pun terbuka. Pria itu melihat ke arah Ice dan Wind yang langsung memberikan dua jempolnya pada Fire.
"Kami menunggu pesta pernikahan kalian," seru Wind.
"Tolong jaga adikku," Ice berucap sendu. Tiba-tiba saja perasaan tidak enak menyelimuti hatinya.
"Tentu," Fire menyahut singkat. Lalu melompat masuk ke gerbang miliknya. Tapi kesalahan terjadi. Bukan kitab milik Fire yang masuk ke gerbang milik Dewa Api itu. Melainkan kitab yang dipegang oleh Re. Ri kesrimpet dan menyenggol Re hingga kitab yang ada di tangan Re yang terlempar ke gerbang Fire.
"Alamak..." Ri berucap panik.
"Ha? Bagaimana ini?" Dua dewa itu saling pandang. Menyadari kesalahan fatal yang mereka lakukan.
Ice dan Wind mendekat setelah melihat kepanikan Re dan Ri. Dua sahabat Fire itu hampir melempar dua pembantu Destiny itu ke gerbang reinkarnasi jika saja sebuah letusan tidak terjadi.
"Apa itu?" Ice dan Wind saling pandang. Kedua itu langsung menghilang setelah memerintahkan Re dan Ri melapor pada Destiny dan The Sky atas kesalahan mereka. Re dan Ri hanya bisa mengangguk lemah, mengiyakan. Bersiap menerima hukuman mereka.
Sementara itu di aula istana langit, The Sky dikejutkan dengan kedatangan The Reader, si pembaca masa depan. Alias cenayangnya dunia langit.
"Ada apa?" The Sky heran dengan kedatangan si peramal itu. Biasanya dewa yang satu ini tidak pernah keluar dari istananya di bukit Wisteria.
"Dia kembali... Dia kembali...hal buruk akan terjadi," pria dengan rambut yang seluruhnya berwarna perak itu berucap dalam kepanikan yang luar biasa.
Bersamaan dengan itu. Suara ledakan terjadi. Seiring dengan Destiny yang masuk dibarengi Re dan Ri yang berjalan penuh ketakutan.
"Apa yang terjadi?" The Sky bertanya pada Earth, si dewa Bumi.
"Ice dan Wind sedang memeriksanya," pria dengan tampang bengis dan seram itu menjawab penuh hormat.
"Sekarang kalian mulai bicaralah," Perintah The Sky.
Dan mulailah Reader membeberkan hasil penglihatannya. Selama Reader bicara, Destiny, Re dan Ri saling pandang. Seolah paham dengan apa yang dimaksud oleh Reader. Ketika Reader selesai bicara. Destiny langsung menyambung perkataan Reader. Hingga semua orang langsung paham apa yang terjadi.
"Bagaimana bisa kalian melakukan kesalahan?" teriakan The Sky menggelegar. Membuat Re dan Ri langsung bersujud minta ampun.
"Kalian harus menerima hukuman," titah The Sky selanjutnya. Baik Re maupun Ri masing-masing mengangguk pasrah. Masih baik diberi hukuman. Tidak dihapuskan dengan Api Langit.
"Lalu maksudmu dengan dia kembali itu siapa?" Dewa Air bertanya.
The Reader memejamkan mata. Mulai menerawang.
"Dia yang sudah lama di kurung dalam lingkaran kemerahan. Disegel dengan dua kunci. Dia...."
"Booooommmmm"
"Gubrakkkkk"
Semua orang melihat ke arah pintu masuk aula istana langit. Memicingkan mata pada sosok yang baru saja melempar seluruh penjaga yang bertugas di gerbang barat.
"Aku kembali untuk mengambil apa yang menjadi milikku."
Suara berat itu membuat semua orang terkejut setengah mati.
****
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 74 Episodes
Comments