bab 02

"Dilan mengatakan kalau Dilara adalah gadis barbar Kak," ungkap Dilara, suaranya bergetar menahan tangis.

Bastian langsung tersenyum dan ia mencubit hidung mancung Dilara.

"Hanya itu saja bisa membuat mu seperti seekor macan sayang." Bastian tertawa kecil mendengar ucapan Dilara.

"Kak." Dilara menatap tajam ke arah Bastian dan Bastian langsung menghentikan tawanya dengan sangat cepat, wajahnya berubah panik.

"Baiklah tapi, apa kamu tahu kita tiga bersaudara tidak boleh terus-menerus bertengkar, apa lagi kamu dan Dilan kalian kembar apa kalian tidak memiliki rasa sayang?" tanya Bastian yang menatap wajah Dilara, mencoba menenangkannya.

"Kalau sayang pasti ada Kak, kalau kami selalu bertengkar itu pasti ulah Dilan sebab dia selalu saja membuat Dilara kesal Kak." ucap Dilara pelan, mencoba menjelaskan perasaannya.

"Tapi, kamu harus lebih sabar lagi sebab kamu wanita sayang jika wanita kasar dan kejam mana ada laki-laki yang menyukai mu nantinya." Bastian langsung menutup mulutnya saat melihat tatapan tajam dari Dilara.

"Sudah?"

"Maaf sayang itu adalah hal yang sering terjadi bukan, dan Kakak tidak berbohong sebab ada salah satu teman Kakak yang seperti itu." Bastian tersenyum yang menutupi ketakutannya.

"Jangan sampai Dilara marah dan menghajar aku dengan sangat kasar dan ganas," batin Bastian, mencoba menenangkan dirinya.

"Baiklah Kak, bukankah Dilara masih berusia 20 tahun Kak?" ucap Dilara pelan, mencoba menenangkan dirinya.

Bastian bernafas lega sebab Adiknya tersebut tidak marah kepadanya dan ia tersenyum menatap bola mata Dilara.

"Lalu? Apa kamu tidak ingin menikah, Mommy saja dulu menikah dengan Papa usianya baru berusia 20 tahun sayang." ucap Bastian dengan lembut dan mengelus rambut Adiknya tersebut, mencoba menghibur Dilara.

"Benarkah Kak, kalau begitu bukankah Kakak dan Mama seumuran?" tanya Dilara, mencoba memahami penjelasan Bastian.

Bastian terdiam, ia teringat masa lalunya bersama dengan Alice sewaktu mereka berpacaran dulu.

"Sepertinya aku harus mengalikan pembicaraan kami agar Dilara tidak tahu masa lalu ku, aku tidak mau sampai Dilara membenciku sebab aku sangat menyayangi dia seperti anakku sendiri," batin Bastian, mencoba mengendalikan dirinya.

"Apa kamu tidak ingin meminta maaf kepada Mommy dan Dilan?"

"Tapi Kak, apa Dilan tidak marah kepada Dilara dan Mama pasti tadi sangat marah kepada Dilara Kak..." ucap Dilara lirih, mencoba memahami situasi.

Bastian tersenyum. "Ayo kita menemui mereka."

Dilara tersenyum dan ia ikut bersama dengan Kakaknya tersebut, mereka berjalan menuju bawah dengan menuruni anak tangga. Setelah mereka sampai bawah, Dilara menghentikan langkahnya saat ia melihat Papanya sudah pulang dan duduk bersama dengan saudara kembarnya dan Mamanya.

"Ayo, tenang saja Kakak ada untukmu tidak usah takut dengan Papa." Bastian menggandeng tangan Dilara dan Dilara hanya diam dan mengikuti langkahnya.

Setelah mereka sampai, mereka duduk bersebelahan dengan Kenan.

"Katakan?" ucap Kenan dengan sangat dingin, menatap Dilara dengan tajam.

"Ma-maaf Kak Dilan..." ucap Dilara terbata-bata saat melirik ke arah Papanya, mencoba menahan rasa takutnya.

"Dilara..." Kenan menatap wajah putrinya dengan sangat dalam, mencoba menenangkan dirinya.

"Maaf Pa, memang Dilara yang bersalah kepada Kak Dilan dan Dilara minta maaf juga kepada Mama..." Dilara menangis di dalam pelukan Bastian, mencoba meredakan emosinya.

"Papa sudah sering kali bukan mengatakan kalau kamu tidak boleh bersikap seperti preman pasar bukan, sekarang lihat Kakak mu terluka bukan hanya kali ini saja sebelumnya kamu juga bersikap seperti ini, dan Papa akan menghukum mu." ucap Kenan dengan sangat tegas, mencoba mendisiplinkan Dilara.

Dilara masih menangis di dalam pelukan Kakaknya tersebut.

"Papa, sudahlah kasihan Dilara dia menangis seperti itu." ucap Alice dengan sangat lembut, mencoba menenangkan Kenan.

"Ma, biarkan dia tahu dia adalah wanita tidak seharusnya dia bersikap seperti seorang laki-laki. Papa akan menghukumnya, dia akan tinggal bersama dengan kakeknya selama satu bulan."

"Tapi Pa, disana tidak enak Pa." ucap Dilara yang menatap wajah Papanya, mencoba menolak hukumannya.

"Ini sudah menjadi keputusan Papa." ucap Kenan yang berlalu pergi menuju kamarnya, mencoba menenangkan dirinya.

Setelah kepergian Kenan, Dilara berlari memeluk Mamanya dan menangis tersedu-sedu di dalam pelukan Mamanya.

.

.

.

Bersambung.

Hay teman-teman jangan lupa tinggalkan jejak kalian ya, kalau ada saran dan kritikan komen saja.

Episodes
1 01
2 bab 02
3 bab 3
4 bab 4
5 bab 5
6 bab 6
7 bab 7
8 bab 8
9 bab 9
10 bab 10
11 bab 11
12 bab 12
13 bab 13
14 bab 14
15 POV Dilan. Tergoda janda cantik
16 POV Author. Buaya darat
17 bab 15
18 POV Author mengadopsi anak remaja
19 POV Author. Rencana Dilara dan Alessandra
20 POV Author. Masa depan yang tersakiti
21 POV Author.
22 POV Author, rencana Dilara dan Alessandra berjalan lancar
23 POV Author
24 POV Author, Dilan menikahi Kisya
25 POV Author
26 POV Author
27 POV Dilan
28 POV Author
29 POV Author
30 POV Author
31 POV Author mafia cantik
32 POV Author
33 POV Author
34 POV Author
35 POV Author
36 POV Author
37 POV Author
38 POV Author
39 POV Author cuci piring
40 POV Author mafia cantik
41 POV Author buaya buntung buaya darat
42 POV Author sudah jadian
43 POV Author perasaan yang sama
44 POV Author memiliki bukti
45 POV Author Sholat Subuh berjamaah
46 POV Author pergi ke pantai
47 POV Author menyusun rencana pernikahan
48 POV Author, doa untuk Dilara
49 Kompak sekali
50 Rencana Kisya
51 Doni dan Bastian
52 Kembar selalu sama
53 Empat perasaan yang hancur
54 Di pingit
55 Menikah
56 Tidur bersama
57 Pindah ke Apartemen
58 Kecoak
59 Memijat suami?
60 Ameena
61 Dilara memakai jilbab
62 Bertemu Alessandra
63 Perasaan Ameena
64 Rencana Bagas membuat bisnis
65 Tidak suci lagi
66 Ungkapan Ameena
67 Dilara mual
68 Ingin menjadi istri terbaik
69 Malam pertama
70 Junga
71 Bertengkar lagi
72 Malam kedua
73 Masuk rumah sakit
74 Kenan menguping
75 Bertemu Kisya kembali
76 Ciuman penambah stamina
77 Pawang untuk Dilara
78 Salah sasaran
79 Dilan dan Alessandra
80 Ramalan Caira gadis kecil
81 Perubahan sikap Dilara
82 Alessandra berhalusinasi
83 Perasaan Dilara
84 Harus berbohong
85 Dendam Kenta
86 Melamar pekerjaan
87 Pertama bekerja
88 Apakah cemburu?
89 Agam Prananda
90 Riska pingsan
91 Muntah Muntah
92 Hamil
93 Dilara mengetahui
94 Amarah Dilara
95 Bagas sakit
96 Sama-sama Muntah
97 Pernikahan
98 Tamat
Episodes

Updated 98 Episodes

1
01
2
bab 02
3
bab 3
4
bab 4
5
bab 5
6
bab 6
7
bab 7
8
bab 8
9
bab 9
10
bab 10
11
bab 11
12
bab 12
13
bab 13
14
bab 14
15
POV Dilan. Tergoda janda cantik
16
POV Author. Buaya darat
17
bab 15
18
POV Author mengadopsi anak remaja
19
POV Author. Rencana Dilara dan Alessandra
20
POV Author. Masa depan yang tersakiti
21
POV Author.
22
POV Author, rencana Dilara dan Alessandra berjalan lancar
23
POV Author
24
POV Author, Dilan menikahi Kisya
25
POV Author
26
POV Author
27
POV Dilan
28
POV Author
29
POV Author
30
POV Author
31
POV Author mafia cantik
32
POV Author
33
POV Author
34
POV Author
35
POV Author
36
POV Author
37
POV Author
38
POV Author
39
POV Author cuci piring
40
POV Author mafia cantik
41
POV Author buaya buntung buaya darat
42
POV Author sudah jadian
43
POV Author perasaan yang sama
44
POV Author memiliki bukti
45
POV Author Sholat Subuh berjamaah
46
POV Author pergi ke pantai
47
POV Author menyusun rencana pernikahan
48
POV Author, doa untuk Dilara
49
Kompak sekali
50
Rencana Kisya
51
Doni dan Bastian
52
Kembar selalu sama
53
Empat perasaan yang hancur
54
Di pingit
55
Menikah
56
Tidur bersama
57
Pindah ke Apartemen
58
Kecoak
59
Memijat suami?
60
Ameena
61
Dilara memakai jilbab
62
Bertemu Alessandra
63
Perasaan Ameena
64
Rencana Bagas membuat bisnis
65
Tidak suci lagi
66
Ungkapan Ameena
67
Dilara mual
68
Ingin menjadi istri terbaik
69
Malam pertama
70
Junga
71
Bertengkar lagi
72
Malam kedua
73
Masuk rumah sakit
74
Kenan menguping
75
Bertemu Kisya kembali
76
Ciuman penambah stamina
77
Pawang untuk Dilara
78
Salah sasaran
79
Dilan dan Alessandra
80
Ramalan Caira gadis kecil
81
Perubahan sikap Dilara
82
Alessandra berhalusinasi
83
Perasaan Dilara
84
Harus berbohong
85
Dendam Kenta
86
Melamar pekerjaan
87
Pertama bekerja
88
Apakah cemburu?
89
Agam Prananda
90
Riska pingsan
91
Muntah Muntah
92
Hamil
93
Dilara mengetahui
94
Amarah Dilara
95
Bagas sakit
96
Sama-sama Muntah
97
Pernikahan
98
Tamat

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!