bab 3

"Dilara..." Kenan menatap wajah Dilara dengan sorot mata tajam, penuh kekecewaan. Bibirnya terkatup rapat, rahangnya mengeras, seolah menahan amarah yang membara.

"Maaf Papa, memang Dilara yang bersalah kepada Kak Dilan dan Dilara minta maaf juga kepada Mama..." Dilara terisak dalam pelukan Bastian, air matanya membasahi kemeja Bastian. Wajahnya memerah, bibirnya bergetar, dan matanya berkaca-kaca. Bastian mengelus rambut Dilara dengan lembut, mencoba menenangkan adiknya yang sedang bersedih. Wajah Bastian menunjukkan rasa iba dan khawatir.

"Papa sudah sering kali mengatakan kalau kamu tidak boleh bersikap seperti preman pasar, bukan? Sekarang lihat Kakakmu terluka, bukan hanya kali ini saja, sebelumnya kamu juga bersikap seperti ini. Dan Papa akan menghukummu." Suara Papa bergema di ruang tamu, tegas dan tak terbantahkan. Wajahnya masih tegang, alisnya bertaut, dan rahangnya masih mengeras.

Dilara masih menangis dalam pelukan Bastian, sementara Bastian hanya bisa diam, mendengarkan omelan Papa dengan perasaan campur aduk.

"Papa, sudahlah, kasihan Dilara, dia menangis seperti itu." Mommy Alice menengahi dengan suara lembut, berusaha meredakan suasana. Wajahnya menunjukkan keprihatinan, matanya tertuju pada Dilara, dan tangannya terulur untuk mengelus punggung Dilara.

"Ma, biarkan dia tahu, dia adalah wanita, tidak seharusnya dia bersikap seperti seorang laki-laki. Papa akan menghukumnya, dia akan tinggal bersama dengan kakeknya selama satu bulan." Papa bersikeras, suaranya masih terdengar dingin. Wajahnya masih tegang, matanya menatap tajam ke arah Dilara.

"Tapi Papa, disana tidak enak Papa." Dilara mendongak, matanya berkaca-kaca menatap Papa. Bibirnya bergetar, dan suaranya terdengar lirih.

"Ini sudah menjadi keputusan Papa." Papa berlalu pergi menuju kamarnya, meninggalkan Dilara dan Bastian dalam keheningan.

Setelah kepergian Papa, Dilara berlari memeluk Mommy Alice, tangisannya pecah kembali, semakin keras, semakin pilu. Wajahnya memerah, matanya berkaca-kaca, dan tubuhnya gemetar. Mommy Alice mengelus punggung Dilara, mencoba menenangkannya. Wajahnya menunjukkan rasa iba dan kasih sayang.

Setelah beberapa saat, Dilara melepaskan pelukan Mommy Alice. Matanya menatap Bastian, "Kak, bisakah Kakak saja yang membawa Dilara ke rumah kakek?"

"Bisa sayang, besok kita akan pergi ke sana. Dan sekarang kamu mandi sana, sudah bau asem tau..." Bastian menutup hidungnya dengan tangan, pura-pura jijik. Wajahnya menunjukkan sedikit geli.

Dilara mencium tubuhnya, dan memang, tercium aroma tak sedap dari ketiaknya. "Besok pagi jangan telat bangun ya, kalau Kakak telat bangun Dilara akan buka kartu Kakak." Dilara berlari menaiki anak tangga, meninggalkan Bastian dengan rasa penasaran. Senyum jahil terukir di wajahnya.

"Kartu apa?" Bastian bertanya dengan bingung.

"Kartu rahasia Kakak..." Dilara menjawab dengan senyum jahil, sebelum menghilang di balik pintu kamarnya.

"Kakak tidak akan terlambat bangun!" Bastian berteriak, namun Dilara sudah tak terlihat lagi. Bastian menggelengkan kepala, lalu bergegas menuju kamarnya.

Malam itu, Bastian menunggu Dilara untuk makan malam bersama Papa, Mommy Alice, dan Dilan. Namun, Dilara tak kunjung muncul. Papa akhirnya mengutus Bastian untuk memanggilnya.

Bastian berjalan menaiki anak tangga, mengetuk pintu kamar Dilara. Tak lama kemudian, pintu terbuka, memperlihatkan Dilara yang hanya mengenakan handuk kimono. Wajah Bastian sedikit tercengang melihat penampilan Dilara.

"Ayo Tuan putri, makan malam, Papa sudah menunggu mu." Bastian tersenyum, sedikit geli melihat penampilan Dilara.

"Tunggu, Dilara pakai baju dulu." Dilara menjawab dengan suara pelan, lalu menutup pintu kamarnya kembali.

Bastian bergegas turun ke ruang makan. Dia duduk di meja makan, menunggu Dilara. Tak lama kemudian, Dilara turun, duduk di samping Bastian. Papa menatap wajah Dilara dengan sorot mata tajam.

"Dilara, kamu besok pagi pergi ke rumah kakek bersama dengan Kak Bastian, dan kamu kuliah dari sana. Ingat, kamu harus tinggal disana selama satu bulan." Papa berkata dengan tegas.

"Baiklah Papa..." Dilara menjawab lirih, suaranya terdengar lesu. Wajahnya menunjukkan kekecewaan.

"Papa, bolehkah aku juga ikut?" Dilan bertanya, matanya menatap Papa dengan harap.

"Alasan Papa mengirim Dilara ke rumah kakek adalah untuk memisahkan kalian untuk sementara waktu, agar kalian mengerti bahwa tali persaudaraan itu sangat penting dan kuat, agar kalian tidak bertengkar lagi. Mengerti?" Papa melirik Dilara dan Dilan bergantian.

"Mengerti Papa..." Dilara dan Dilan menjawab bersamaan.

"Mama, kita akan terpisah, pasti Dilara akan merindukan Mama..." Dilara menunduk, suaranya berbisik, matanya menatap Mommy Alice dengan sendu.

"Jangan bersedih sayang, disana juga ada Oma Riska, dia itu adalah teman Mama, pasti ada Mama didalam dirinya." Mommy Alice berusaha menghibur Dilara. Wajahnya menunjukkan kasih sayang dan pengertian.

Bastian hanya diam, mendengarkan percakapan mereka. Papa kemudian menoleh ke arah Bastian.

"Bas, setelah kalian sampai rumah kakek, katakan pada bibi kecilmu kalau dia harus membimbing Dilara, agar Dilara menjadi seperti seorang wanita pada umumnya."

"Baiklah Papa..." Bastian menjawab singkat.

Setelah makan malam, Bastian bergegas menuju kamarnya.

Pagi hari, Bastian sudah bersiap-siap untuk berangkat ke kantor. Sebelum berangkat, dia akan mengantar Dilara ke rumah Azi, yang sekarang sudah dia anggap sebagai Kakek. Azi juga sudah menganggap Bastian sebagai cucunya.

Bastian duduk di ranjang, memegang ponselnya. Dia membuka galeri, melihat foto Saras dan anak mereka. Bastian tidak tahu dimana Saras dan anak mereka sekarang. Wajahnya menunjukkan kerinduan dan kesedihan.

Sudah berulang kali Bastian mencari mereka, namun tak kunjung menemukan. Kekecewaan dan penyesalan menghantamnya. Bastian sering mabuk dan bermain dengan wanita malam, mencoba melupakan kesedihannya.

"Dimana kamu sayang? Aku rindu kamu, semoga kita bisa bertemu lagi, aku ingin sekali memeluk anak kita sayang." Bastian berbisik, matanya berkaca-kaca.

Bersambung.

Terpopuler

Comments

Muhammad Bara Nizam

Muhammad Bara Nizam

sangat menarik cerita nya lanjut kan Thour 👍

2022-11-03

3

lihat semua
Episodes
1 01
2 bab 02
3 bab 3
4 bab 4
5 bab 5
6 bab 6
7 bab 7
8 bab 8
9 bab 9
10 bab 10
11 bab 11
12 bab 12
13 bab 13
14 bab 14
15 POV Dilan. Tergoda janda cantik
16 POV Author. Buaya darat
17 bab 15
18 POV Author mengadopsi anak remaja
19 POV Author. Rencana Dilara dan Alessandra
20 POV Author. Masa depan yang tersakiti
21 POV Author.
22 POV Author, rencana Dilara dan Alessandra berjalan lancar
23 POV Author
24 POV Author, Dilan menikahi Kisya
25 POV Author
26 POV Author
27 POV Dilan
28 POV Author
29 POV Author
30 POV Author
31 POV Author mafia cantik
32 POV Author
33 POV Author
34 POV Author
35 POV Author
36 POV Author
37 POV Author
38 POV Author
39 POV Author cuci piring
40 POV Author mafia cantik
41 POV Author buaya buntung buaya darat
42 POV Author sudah jadian
43 POV Author perasaan yang sama
44 POV Author memiliki bukti
45 POV Author Sholat Subuh berjamaah
46 POV Author pergi ke pantai
47 POV Author menyusun rencana pernikahan
48 POV Author, doa untuk Dilara
49 Kompak sekali
50 Rencana Kisya
51 Doni dan Bastian
52 Kembar selalu sama
53 Empat perasaan yang hancur
54 Di pingit
55 Menikah
56 Tidur bersama
57 Pindah ke Apartemen
58 Kecoak
59 Memijat suami?
60 Ameena
61 Dilara memakai jilbab
62 Bertemu Alessandra
63 Perasaan Ameena
64 Rencana Bagas membuat bisnis
65 Tidak suci lagi
66 Ungkapan Ameena
67 Dilara mual
68 Ingin menjadi istri terbaik
69 Malam pertama
70 Junga
71 Bertengkar lagi
72 Malam kedua
73 Masuk rumah sakit
74 Kenan menguping
75 Bertemu Kisya kembali
76 Ciuman penambah stamina
77 Pawang untuk Dilara
78 Salah sasaran
79 Dilan dan Alessandra
80 Ramalan Caira gadis kecil
81 Perubahan sikap Dilara
82 Alessandra berhalusinasi
83 Perasaan Dilara
84 Harus berbohong
85 Dendam Kenta
86 Melamar pekerjaan
87 Pertama bekerja
88 Apakah cemburu?
89 Agam Prananda
90 Riska pingsan
91 Muntah Muntah
92 Hamil
93 Dilara mengetahui
94 Amarah Dilara
95 Bagas sakit
96 Sama-sama Muntah
97 Pernikahan
98 Tamat
Episodes

Updated 98 Episodes

1
01
2
bab 02
3
bab 3
4
bab 4
5
bab 5
6
bab 6
7
bab 7
8
bab 8
9
bab 9
10
bab 10
11
bab 11
12
bab 12
13
bab 13
14
bab 14
15
POV Dilan. Tergoda janda cantik
16
POV Author. Buaya darat
17
bab 15
18
POV Author mengadopsi anak remaja
19
POV Author. Rencana Dilara dan Alessandra
20
POV Author. Masa depan yang tersakiti
21
POV Author.
22
POV Author, rencana Dilara dan Alessandra berjalan lancar
23
POV Author
24
POV Author, Dilan menikahi Kisya
25
POV Author
26
POV Author
27
POV Dilan
28
POV Author
29
POV Author
30
POV Author
31
POV Author mafia cantik
32
POV Author
33
POV Author
34
POV Author
35
POV Author
36
POV Author
37
POV Author
38
POV Author
39
POV Author cuci piring
40
POV Author mafia cantik
41
POV Author buaya buntung buaya darat
42
POV Author sudah jadian
43
POV Author perasaan yang sama
44
POV Author memiliki bukti
45
POV Author Sholat Subuh berjamaah
46
POV Author pergi ke pantai
47
POV Author menyusun rencana pernikahan
48
POV Author, doa untuk Dilara
49
Kompak sekali
50
Rencana Kisya
51
Doni dan Bastian
52
Kembar selalu sama
53
Empat perasaan yang hancur
54
Di pingit
55
Menikah
56
Tidur bersama
57
Pindah ke Apartemen
58
Kecoak
59
Memijat suami?
60
Ameena
61
Dilara memakai jilbab
62
Bertemu Alessandra
63
Perasaan Ameena
64
Rencana Bagas membuat bisnis
65
Tidak suci lagi
66
Ungkapan Ameena
67
Dilara mual
68
Ingin menjadi istri terbaik
69
Malam pertama
70
Junga
71
Bertengkar lagi
72
Malam kedua
73
Masuk rumah sakit
74
Kenan menguping
75
Bertemu Kisya kembali
76
Ciuman penambah stamina
77
Pawang untuk Dilara
78
Salah sasaran
79
Dilan dan Alessandra
80
Ramalan Caira gadis kecil
81
Perubahan sikap Dilara
82
Alessandra berhalusinasi
83
Perasaan Dilara
84
Harus berbohong
85
Dendam Kenta
86
Melamar pekerjaan
87
Pertama bekerja
88
Apakah cemburu?
89
Agam Prananda
90
Riska pingsan
91
Muntah Muntah
92
Hamil
93
Dilara mengetahui
94
Amarah Dilara
95
Bagas sakit
96
Sama-sama Muntah
97
Pernikahan
98
Tamat

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!