Perkara Bubur

Happy reading

Dewa melajukan mobil Satya dengan kecepatan penuh tangannya tak henti menggenggam tangan dingin itu.

Ini bukan kali pertama Dewa mendapati Dewi yang tiba tiba sakit demam begini, apalagi sekarang musim hujan.

Akhirnya setelah berberapa menit, mobil itu sampai disebuah apartemen elit yang memiliki 19 tingkat itu.

Dewa turun lebih dahulu dari mobil kemudian mengangkat tubuh sang kekasih.

"Dewa," panggil Dewi mengalungkan tangannya di leher Dewa.

"Hmm."

"Dingin," ujarnya lirih bahkan nyaris tak terdengar hal itu membuat Dewa yang sedang menggendong tubuh Dewi itu dengan cepat berjalan menuju kamarnya.

Dewa tak mau hal yang aneh terjadi pada Dewi, karena jika Dewi sudah demam begini penyakit lainnya juga akan muncul dengan sendirinya.

CUP

"Tahan sebentar sayang," ujarnya mengecup kening Dewi yang kembali memejamkan matanya.

Sampailah mereka di kamar apartemen Dewa, apartemen yang bisa dibilang mewah bahkan sangat mewah dari yang lain.

Dewa menggendong tubuh Dewi masuk ke dalam kamar bernuansa abu abu putih itu dan meletakkan di kasur empuk miliknya itu.

Dewa menyelimuti tubuh Dewi dengan selimut tebal miliknya itu dan dengan lembut ia mengelus pipi merah Dewi.

"Aku keluar sebentar ya sayang," ucap Dewa pada kekasihnya.

"Jangan lama," jawab Dewi dengan pelan bahkan matanya masih tertutup.

Dewa mengangguk dan mengelus kepala Dewi, Dewa keluar dari kamar itu menuju dapur. Seperti biasa ia akan mengambil baskom berisi air hangat dan juga handuk untuk mengompres tubuh Dewi nanti.

Dewa menelepon anak buah Papanya untuk membelikan bubur ayam untuk Dewi. Sebenarnya itu anak buah papa Dewa atau anak buah Dewa?

Setelah itu Dewa membawa baksom itu ke kamarnya, ia bisa melihat Dewi yang menggigil karena kedinginan.

Dewa menyingkirkan anak rambut yang berantakan di wajah Dewi, kemudian mulai mengompres kening Dewi dengan handuk itu.

"Ay," panggil Dewi pada Dewa.

"Kenapa sayang? Kamu butuh apa? Masih sakit atau gimana?" tanya Dewa saat Dewi yang tadi menutup mata jadi membuka matanya.

"Enggak jadi," jawabnya dengan pelan.

"Bilang sama aku, kamu mau apa?" tanya Dewa dengan pelan tangannya masih mengompres kening Dewi.

"Enggak jadi," jawabnya lagi.

Akhirnya Dewa pun mengangguk memaksa Dewi untuk berkata pun pasti gadis itu tak mau.

Ting

Ponsel milik Dewa berbunyi, itu pesan dari anak buah Papanya.

+62....

Tuan pesanan Anda sudah ada di depan.

Anda

Tunggu sebentar

"Ara sayang, aku keluar dulu ya."

"Mau kemana?"

"Ambil makanan sayang," jawabnya dengan lembut.

Dewi mengangguk dan menatap punggung tubuh Dewa yang sudah menjauh itu. Tanpa sadar air mata Dewi mengalir begitu saja.

Ia merasa sudah banyak membuat Dewa terbebani karena dirinya. Dewi juga sangat tak berguna karena ia gampang sakit seperti ini.

Kepalanya menoleh ke arah luar ternyata masih hujan, padahal tadi hanya gerimis. Dewi tak suka musim dingin karena ia akan gampang demam jika kedinginan.

Tak lama Dewa kembali membawa dua bungkus makanan di tangannya. Dewa melihat Dewi yang menghadap jendela itu hanya menghembuskan nafasnya kasar.

"Jangan memandang hujan seperti itu, aku gak mau kamu sedih dengan adanya hujan."

Dewa menutup jendela dengan tirai dan gorden di kamar itu. Ia tak akan membiarkan rasa sedih kekasihnya muncul dengan adanya hujan.

"Aku banyak menyusahkan kamu ya, Ay?" tanya Dewi dengan pelan.

Dewa yang mendengar itu menggelengkan kemudian berjalan menuju ranjang yang ditempati Dewi.

"Kata siapa kamu menyusahkan aku hmm?" tanya Dewa mengelus lembut rambut Dewi.

"Aku yang merasakan."

"Kamu gak merepotkan siapa siapa sayang, kamu udah menjadi tanggung jawab aku sejak aku yang meminta kamu menjadi milikku pada orang tua kamu saat itu," jawab Dewa dengan lembut. Dewa tak bisa melihat Dewi sedih seperti ini.

Ia sudah berjanji untuk selalu membuat Dewi nyaman akan keberadaannya. Dewa tahu akan penyakit dingin sang kekasih. Dokter bilang jika Dewi memiliki daya tahan tubuh yang rendah hingga membuatnya gampang demam saat dingin, untung saja tidak sampai biduran.

Cups

"Calon istri seorang Dewa Sanjaya Putra kok sedih gini cuma karena demam?"

Wajah Dewi berubah menjadi merah karena Dewa mencium bibirnya walau dengan singkat.

Dan perubahan wajah Dewi itu disadari oleh Dewa yang makin gemas itu langsung memenuhi ciuman di seluruh wajah Dewi.

"Sudah cukup Ayang," cegah Dewi saat ia sudah tak tahan karena geli di cium oleh Dewa.

"Maaf sayang, aku gemes banget sama kamu."

Dewa sadar akan apa yang ia lakukan, apalagi kekasihnya ini masih sakit. Dewa mengambil bubur yang ada di nakas dekat dengan tempat tidur itu kemudian membukanya.

"Makan bubur dulu ya," ucap Dewa dengan lembut.

"Kenapa harus bubur sih? Aku bosen setiap sakit selalu aja disuruh makan bubur," ujar Dewi menatap bubur ayam itu.

Inilah sikap Dewi, dia tak akan segan untuk mengatakan apa yang ia rasakan. Jika suka ia akan bilang suka sedangkan jika ia tak suka maka ia juga bilang tak suka.

"Karena kamu lagi sakit, gak baik kalau makan yang berminyak apalagi yang dingin dingin takutnya kamu malah gak bisa ngomong besoknya," jawab Dewa yang sudah mengambil bubur itu dengan sendok.

"Tapi aku bosan Ayang," balas Dewi yang masih berusaha untuk menolak bubur yang hampir sampai di mulutnya itu.

"Haiss tapi kamu sakit, nanti kalau kamu sudah sembuh aku akan belikan apapun yang kamu mau," ucapnya membujuk kekasih agar mau makan bubur itu. Karena Dewa tahu Dewi sedari sore tadi belum makan apapun.

Dewi yang mendengar itu langsung berbinar, jika sudah seperti ini ia bisa meminta sesuatu yang sudah lama ia idamkan.

"Serius?" tanya Dewi pada Dewa yang hanya bisa mengangguk.

"Oke aku mau makan, tapi habis sembuh kamu harus penuhi janji kamu," ucap Dewi yang mulai mau memakan bubur benyek itu.

"Iya yang penting kamu habiskan bubur ini dulu."

"Kamu belum makan juga kan?" tanya Dewi pada Dewa yang menggelengkan kepalanya.

"Ya sudah kalau begitu kita makan sama sama aja gimana? Aku gak mau kamu ikut sakit gara gara aku," ujar Dewi yang tak mau calon suaminya ini sakit.

"Nanti aku makan, tadi beli dua kok."

"Beneran?" tanya Dewi seakan tak percaya.

"Iya beneran."

Akhirnya Dewi percaya, dan dengan telatennya Dewa menyuapi Dewi dengan bubur yang sejatinya tak disukai Dewi.

Setelah beberapa saat bubur itu habis, Dewa membuang sterofoam itu ke tempat sampah dan kembali membaringkan tubuh Dewi di kasur tak lupa ia menyelimuti tubuh mungil itu dengan lembut.

"Aku makan dulu, kamu kalau mau tidur aja dulu."

Dewi mengangguk tapi matanya tak mau terpejam tapi malah menatap kekasihnya yang sedang memakan bubur yang hampir sama seperti dirinya tadi tapi punya Dewa ada kerupuk udangnya yang membuat Dewi kesal. Ia juga suka kerupuk tapi kenapa setiap sakit tidak ada kerupuknya?

Bersambung

Terpopuler

Comments

Ika Ratna🌼

Ika Ratna🌼

visual nya dong kak☺☺biar makin seru

2022-11-16

0

Sri Mulyati

Sri Mulyati

Dewi dan Dewa, Satya dan Beby pasangan bucin dehhhh...
Semangat 💪💪💪 juga up nya Thorrr 😘😘😘😘😘😘😘😘😘😘

2022-10-29

0

manda_

manda_

lanjut thor semangat buat up lagi ya ditunggu bucin 😍😍😘😘👍👍

2022-10-13

0

lihat semua
Episodes
1 Terkunci di Perpustakaan
2 Demam
3 Perkara Bubur
4 Mama Ngidam
5 Ketahuan Tidur Bareng
6 Sifatnya Nurun
7 Dewa Janji
8 Pagi Hari
9 Di Mobil
10 Jangan Jangan Hamil
11 Hukuman
12 Cemburu
13 Masih Marah
14 Ngapel
15 Ngapel 2
16 Manjanya Ketua Gangster
17 Tentang Anak Kita
18 Sudah Pantas
19 Sebuah Video
20 Kekasih Halal
21 Ternyata Sudah Menikah
22 Pengen Kawin
23 Perdebatan Kecil
24 Pindah Sementara
25 Memeluk
26 Dalang Dari Tersebarnya Video
27 Kepergok
28 Apa Aku Murahan
29 Raja Gombal
30 Cita Cita Dewi dan Kemarahan Dewa
31 Ngidam Sup Ayam Buatan Oma Carol
32 Pembagian Kamar
33 Ngamar
34 Masak
35 Alasan Dewa ngerokok
36 Makan Bersama
37 Belanja
38 Barbeque
39 Janji Loh
40 Penasaran
41 Pagi Yang Indah
42 Makam
43 Anak Laki Laki Yang Tenggelam
44 Gara Gara Kucing
45 Pico Hilang
46 Pulang Dengan Sedih
47 Beli Kucing
48 Pandangan Pertama
49 Oleh Oleh
50 Satriya
51 Tentang Naila
52 Banjir
53 Pak Andi dan Dania Jadian
54 Hari Ulang Tahun
55 Hari yang Melelahkan untuk Dewa
56 Wanita Masa Lalu Dewa
57 Dewa Kesal
58 Kejutan
59 Hadiah Dari Ayang
60 Kado Dari Naila
61 Pentol Yang Hilang
62 Jatah Susu
63 Kartu ATM
64 Dewi Cemburu
65 Hidup Tenang Suatu Saat Nanti
66 Ujian Dadakan
67 Keturunan
68 PMS
69 Sisi Lain Dewi
70 Izin Dewi
71 Kado Random
72 Arena Balap Liar
73 Kemenangan Dewa
74 Serangan
75 Kebodohan Langit
76 Shasa dan Vino
77 Dewa Koma
78 Pacar Laknat
79 Mama Riska Pingsan
80 Kedatangan Orangtua Beby
81 Operasi
82 4 Hari Berlalu
83 Dewa Bangun
84 Perbincangan Malam
85 Tak Ingat
86 Rencana Dewa
87 Kekesalan Dewi
88 Vino Menyesal
89 Godaan Setan
90 Kedatangan Vino dan Shasa
91 Kelulusan
92 Ke Belanda
93 Novel Baru
94 Novel Baru
95 MINTA Tolong
96 Promosi
97 Yuk mampir Yukk
98 yukss
Episodes

Updated 98 Episodes

1
Terkunci di Perpustakaan
2
Demam
3
Perkara Bubur
4
Mama Ngidam
5
Ketahuan Tidur Bareng
6
Sifatnya Nurun
7
Dewa Janji
8
Pagi Hari
9
Di Mobil
10
Jangan Jangan Hamil
11
Hukuman
12
Cemburu
13
Masih Marah
14
Ngapel
15
Ngapel 2
16
Manjanya Ketua Gangster
17
Tentang Anak Kita
18
Sudah Pantas
19
Sebuah Video
20
Kekasih Halal
21
Ternyata Sudah Menikah
22
Pengen Kawin
23
Perdebatan Kecil
24
Pindah Sementara
25
Memeluk
26
Dalang Dari Tersebarnya Video
27
Kepergok
28
Apa Aku Murahan
29
Raja Gombal
30
Cita Cita Dewi dan Kemarahan Dewa
31
Ngidam Sup Ayam Buatan Oma Carol
32
Pembagian Kamar
33
Ngamar
34
Masak
35
Alasan Dewa ngerokok
36
Makan Bersama
37
Belanja
38
Barbeque
39
Janji Loh
40
Penasaran
41
Pagi Yang Indah
42
Makam
43
Anak Laki Laki Yang Tenggelam
44
Gara Gara Kucing
45
Pico Hilang
46
Pulang Dengan Sedih
47
Beli Kucing
48
Pandangan Pertama
49
Oleh Oleh
50
Satriya
51
Tentang Naila
52
Banjir
53
Pak Andi dan Dania Jadian
54
Hari Ulang Tahun
55
Hari yang Melelahkan untuk Dewa
56
Wanita Masa Lalu Dewa
57
Dewa Kesal
58
Kejutan
59
Hadiah Dari Ayang
60
Kado Dari Naila
61
Pentol Yang Hilang
62
Jatah Susu
63
Kartu ATM
64
Dewi Cemburu
65
Hidup Tenang Suatu Saat Nanti
66
Ujian Dadakan
67
Keturunan
68
PMS
69
Sisi Lain Dewi
70
Izin Dewi
71
Kado Random
72
Arena Balap Liar
73
Kemenangan Dewa
74
Serangan
75
Kebodohan Langit
76
Shasa dan Vino
77
Dewa Koma
78
Pacar Laknat
79
Mama Riska Pingsan
80
Kedatangan Orangtua Beby
81
Operasi
82
4 Hari Berlalu
83
Dewa Bangun
84
Perbincangan Malam
85
Tak Ingat
86
Rencana Dewa
87
Kekesalan Dewi
88
Vino Menyesal
89
Godaan Setan
90
Kedatangan Vino dan Shasa
91
Kelulusan
92
Ke Belanda
93
Novel Baru
94
Novel Baru
95
MINTA Tolong
96
Promosi
97
Yuk mampir Yukk
98
yukss

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!