...Happy reading 💕...
...Hope you enjoyed.....
...----------------...
"Selamat pagi tuan" ucap beberapa karyawan ketika melihat kedatangan Javer.
Seperti wataknya yang sudah kita ketahui, Javer hanya berlalu tanpa berniat membalas sapaan mereka. Tapi ketahuilah, justru itu yang menjadi pesona tersendiri untuk para gadis yang bekerja di sana. Tidak sedikit dari mereka yang memekik histeris karena melihat kedatangan Javer.
"Ya ampun, ya ampun, ya ampun.. Aku bisa mati muda jika harus melihat pemandangan seperti ini setiap hari" ucap salah satu karyawan perempuan berambut hitam yang ada di sana seraya menatap punggung Javer yang perlahan mulai menjauh.
Perempuan berambut pirang menggeserkan kursinya untuk mendekati perempuan berambut hitam "hey.. Tidak kah kau tau? kabarnya, tuan Javer sedang mengincar seorang gadis yang sedang berkuliah di universitas milik keluarga Griffiths"
"Benarkah?? Aku jadi ingin tau, gadis seperti apa yang mampu memikat hati Tuan dingin kita" ucap wanita berambut hitam.
"Ekhem.." suara seorang pria.
Dua karyawan wanita yang sedang bergosip itu menoleh ke asal suara, mereka seketika menampilkan senyum lebar saat tau siapa pria yang berdehem itu.
"Tuan, sejak kapan anda berada di situ?" tanya si wanita berambut seraya mengusap tengkuknya canggung.
"Kalian bekerja menggunakan otak dan tangan, bukan menggunakan mulut" ucap si pria.
"Maafkan kami tuan" ucap si wanita berambut pirang lalu kembali bergeser ke tempat duduknya.
Setelahnya, si pria itu pun berlalu pergi menyusul Javer.
Pria itu adalah Marco Marcellino, tangan kanan sekaligus asisten pribadi Javer.
Pict by : Marco Marcellino
Pria itu adalah anak kedua dari Mac. Pria tampan berusia 28 tahun itu memiliki tubuh gagah dengan tinggi 183cm. Pria itu juga memiliki sifat yang tidak jauh berbeda dengan Javer. Tapi setidaknya, Marco lebih mudah untuk di ajak berbicara. Hanya saja, mulutnya sama tajamnya dengan Javer jika sedang berbicara dengan lawan bicaranya.
Berbeda dari sang kakak yang membangun perusahaannya sendiri, pria lajang itu lebih memilih mengikuti jejak Mac yang mengabdi pada keluarga Griffiths. Karena memang sedari kecil, cita-citanya adalah untuk mengikuti jejak sang Ayah. Dan beruntungnya, sang Ayah pun mengijinkannya.
Tapi, pada awalnya Yama menentang keras keinginan Marco untuk mengabdi pada Javer. Sebab, Yama tidak ingin anak sahabatnya itu di kelilingi oleh bahaya yang siap menghampirinya secara tiba-tiba.
Begitu pula dengan Javer, awalnya pria itu juga menolak menjadikan Marco sebagai tangan kanannya. Karena dia pikir, bagaimana mungkin pria yang usianya 2 tahun di bawahnya itu mampu dia andalkan. Akuilah, Javer sedikit meremehkan kemampuan Marco.
Namun, setelah perdebatan yang cukup alot, juga dengan Marco yang memberikan pembuktian jika dia bisa di andalkan, Yama dan Javer pun menyetujui keinginan Marco.
Dan ya, berakhirlah dengan Marco yang sekarang menjadi tangan kanan sekaligus asisten pribadi Javer. Bahkan Javer sudah menganggap Marco sebagai sahabatnya. Namun begitulah Marco, meskipun Javer sudah meminta Marco untuk tidak memanggilnya dengan embel-embel Tuan, Marco tetap saja tidak mau memanggil Javer hanya dengan sebutan nama.
Seperti sekarang ini..
"Tuan, 10 menit lagi rapat akan segera di mulai" ucap Marco.
"Tidak bisa kah kau memanggilku hanya dengan nama? Lihatlah.. Tidak ada orang di sini selain kita berdua" ucap Javer dengan nada datarnya.
"Maafkan saya Tuan" sahut Marco.
"Hmm.. Lalu, bagaimana tentang gadisku hari ini?"
"Saat ini Nona sedang ada kelas Tuan"
"Jam berapa kelasnya akan berakhir?"
"Sekitar jam 11 siang Tuan"
Javer melirik jam yang ada di pergelangan tangannya.
"Apa mereka sudah berkumpul?" tanya Javer.
"Sudah Tuan"
"Baiklah" ucap Javer seraya beranjak dari kursinya.
Mereka pun segera menuju ruang rapat.
Skip..
Saat rapat selesai.. Alih-alih kembali ke ruangannya, Javer justru berjalan menuju tempat parkir. Tapi, sebelum dia kembali melangkah, dia berhenti lalu sekilas melirik Marco yang mengikutinya.
"Apa jadwal gadisku tepat?" tanya Javer.
"Seharusnya tepat Tuan" jawab Marco.
Javer sekilas melirik jam yang ada di pergelangan tangannya.
"Kembalilah, aku akan mengemudi sendiri" Javer memberi perintah.
"Baik Tuan" ucap Marco lalu kembali ke ruangannya.
Javer pun kembali melanjutkan langkahnya menuju tempat parkir. Dia mengeluarkan kunci dari dalam saku jasnya lalu masuk ke dalam mobil, Javer pun segera mengendarai mobilnya dengan kecepatan yang lumayan tinggi ke tempat yang akan dia tuju.
.....
Di sisi lain..
"Kauuuu.. Kau benar-benar membuatku malu" ucap seorang gadis yang sedang berkacak pinggang seraya menatap seorang gadis lain dengan sangat tajam.
Gadis yang di maksud itu seketika tersenyum dengan sangat lebar.
Pict by : Anna Maria Sieklucka
"Oh Hana.. Maafkan aku, aku sepertinya terburu-buru" ucap gadis yang tersenyum itu seraya beranjak dari duduknya, lalu segera menghindari gadis yang sedang berkacak pinggang.
"Yak yak yak.. Kau..." teriak gadis bernama Hana yang sedang berkacak pinggang itu seraya menunjuk-nunjuk si gadis yang berlalu pergi.
Gadis yang di tunjuk itu sedikit menolehkan kepalanya, lalu kembali tersenyum lebar kepada Hana yang terlihat kesal.
Pict by : Anna Maria Sieklucka
"Teyaaa.. Tunggu pembalasanku!!" Hana kembali berteriak pada Teya yang terlihat mengejeknya.
Yap.. Gadis yang berlalu pergi itu kerap di sapa Teya.. Gadis yang memiliki nama lengkap Mateya Bifatigirni itu adalah anak ke dua dari pasangan Roma Del Bifatigirni dan Amaya Gabriela. Yang mana, keluarga Bifatigirni terkenal sebagai pengusaha otomotif terbesar no.1 di seluruh daratan Eropa.
Teya merupakan gadis cantik bertubuh mungil yang usianya sekarang sudah menginjak 23 tahun, saking mungilnya, tubuhnya hanya memiliki tinggi yang tidak lebih dari 165cm. Teya tumbuh menjadi gadis yang memiliki kepribadian ceria, jahil, dan sedikit bar-bar. Gadis mungil itu merupakan seorang mahasiswi jurusan fashion design, dan sebentar lagi akan memasuki waktu magangnya.
Berbeda dengan sang kakak yang di wajibkan untuk menjadi seorang perwaris, Teya di bebaskan untuk menggeluti bidang yang di minatinya. Dan seperti yang kalian ketahui, Teya memutuskan untuk menggeluti dunia Fashion.
Mengingat sifatnya yang jahil, dia sering kali mengerjai teman-temannya. Salah satu contoh korban kejahilannya adalah Hana, gadis yang tadi sempat meneriaki Teya. Teya mencoreti wajah Hana menggunakan lipstick sehingga membuat Hana di tertawakan oleh setiap orang yang di temuinya.
Teya kembali terkekeh geli saat terbayang wajah Hana yang penuh dengan coretan. Oh ayolah, jangan salahkan kejahilannya. Salahkan saja Hana yang tertidur saat kelas sedang berlangsung.
Saat Teya sudah mendekati gerbang kampus, dia seketika mengerutkan keningnya saat melihat para gadis yang sedang berkerumun. Samar-samar Teya juga mendengar para gadis yang sedang memekik tertahan.
Teya yang merasa penasaran segera mendekati kerumunan itu, lalu menyenggol temannya yang terlihat sedang mengamati kerumunan itu dengan bersedekap dada.
"Hey Ge, apa yang terjadi?" tanya Teya.
"Kau harus melihatnya sendiri, ini ada hubungannya denganmu" ucap Geralda.
Teya pun segera menembus kerumunan itu. Namun, tubuh Teya seketika menegang saat melihat apa yang menjadi pusat perhatian para gadis.
"Oh God.. Apa yang di lakukan pria itu di sini??"
...-TBC-...
Oh ya, kalo ada yang punya saran buat Visual Teya, bisa komen ya. Tapi harus perempuan Eropa yak.. Kalo misal cocok sama karakternya Teya, nanti bisa sensi pertimbangkan untuk mengganti visualnya.
Thanks for reading lah pokoknya..
Jangan lupa kritik dan saran..
Salam sayang dari sensi 💕
Bye bye...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 127 Episodes
Comments
lanjutkan
2023-03-20
0
Sensi💕
Nah.. itu juga yang sensi maksud..
Sensi sengaja ngasih visual itu soalnya pas kemarin cari visual tiba2 keinget sama film 365 dni.. Wkwk
2022-10-13
0
caca
dah thor pokoknya michelle sama ana pasangan yang cocok dah di jadiin visual, biar kaya yang di 365 dni itu wkwkkw . semangat selalu up nya author semoga sehat selalu 🥰
2022-10-13
1