3 : Gadis Berjaket Biru

Pada saat Jehan sedang berada dalam perjalanan menuju kantin sekolah, setelah dirinya selesai memberikan coklat dan bunga ke ruang guru, perhatiannya bisa dengan mudahnya di tarik pada sebuah hal yang seharusnya tak perlu untuk melibatkan dirinya.

Hanya karena merasa penasaran, bukan bermaksud untuk ikut campur ke dalamnya, Jehan yang masih mengenakan seragam basketnya pun mengikuti Sarah beserta teman-temannya menuju ke arah gudang sekolah.

Tidak tahu menahu kenapa mereka menuju ke gudang sekolah, Jehan hanya merasa ada sesuatu hal salah akan terjadi. Iya, hampir seluruh murid dan juga guru di sekolahan ini juga mengenal seperti apa kelakuan yang dimiliki oleh Sarah dan juga teman-temannya itu. Hampir setiap hari bertindak nakal dan kerap menindas seseorang yang lemah. Berulang kali diperingatkan, tapi tak ada hasil apapun karena memang Sarah bukan orang yang bisa takut terhadap hukuman, mengingat siapa ayah dan keluarganya.

Jehan memang tidak ada urusan, tapi ia terlalu penasaran, ingin tahu mengenai tindakan semacam apa yang akan dilakukan oleh Sarah terhadap gadis yang tadi sempat dibantu oleh Jehan itu. Awalnya memang hanya berniat untuk memantau dari kejauhan, namun ketika melihat semua perlakuan yang diberikan oleh Sarah, mampu membangkitkan perasaan iba dari dalam diri Jehan.

Dengan raut wajah kaku dan rahangnya terlihat menegang, mencoba untuk menahan amarahnya, Jehan datang bagaikan seorang penyelamat bagi gadis yang masih belum ia ketahui namanya. Tanpa adanya keraguan sedikitpun dari dalam diri, Jehan pun mulai menghentikan tindakan menyimpang yang dilakukan oleh Sarah.

Jehan yang sudah berhasil merebut kembali jaket biru miliknya dari tangan salah seorang teman Sarah pun tak segan untuk segera menutupi tubuh gadis itu yang mulai terbuka karena paksaan dari si manusia paling tidak memiliki perasaan itu.

Sebenarnya kedatangan Jehan sudah bisa dibilang sedikit terlambat. Karena pada saat tiba di gudang, ia hanya melihat dengan jelas sosok gadis itu tergeletak begitu saja di lantai gudang yang dipenuhi oleh debu.

Takut kalau hal buruk terjadi, Jehan pun bergegas untuk menggendong tubuh gadis yang kini sudah tertutupi dengan jaket birunya. Tidak berniat diam terlalu lama tanpa adanya tindakan, Jehan akhirnya membawa gadis itu menuju ke ruang UKS. Menggendong tubuh mungil dari gadis itu ala bridal style. Belum lagi karena ini, ia mendapatkan banyak perhatian dari murid lainnya yang kini sedang asyik menatap.

Sesampainya Jehan di ruang UKS, ia dengan sigap langsung menempatkan tubuh dari gadis itu tepat di atas brankar UKS. Hanya untuk kenyamanan, Jehan bahkan tak ragu juga membuat tubuh mungil dari gadis itu tertutup selimut.

Dalam balutan rasa cemas, Jehan meminta kepada perawat untuk segera memeriksa keadaan dari gadis itu yang sekarang tidak kelihatan baik-baik saja. Pasti benturan yang didapatkan karena kekerasan fisik dari Sarah menjadi penyebab gadis itu tak sadarkan diri.

Tidak terlalu ingin ikut campur lagi, Jehan pun membiarkan perawat untuk menjalankan tugasnya. Sudah sedikit menjauhkan dirinya, Jehan hanya bisa memantau dan melihat gadis itu sedang mendapatkan pemeriksaan dari perawat yang kebetulan memang ditugaskan berjaga.

Niatnya memang ingin tetap berada di ruang UKS sampai gadis itu tersadar, tapi guru BK datang dan langsung meminta kepada Jehan agar mau meninggalkan ruang UKS.

Jehan yang memang tidak memiliki kuasa apapun untuk menolak perintah dari guru BK pun dengan tidak ikhlas keluar dari ruang UKS ini. Kelihatan dari tatapan mata yang terus saja tak bisa berpaling dari sosok gadis yang sekarang masih berada di bawah perawatan dokter.

Pada saat kakinya keluar dari ruang UKS, Jehan mendengarkan ada seseorang yang memanggil dirinya dengan begitu lantang. Tanpa dibuat bertanya-tanya, Jehan langsung tahu kalau panggilan itu berasal dari Sarah.

Merasa enggan untuk menanggapi ataupun terlibat dalam pembicaraan dengan Sarah, Jehan pun berusaha keras mengabaikan panggilan itu. Berpura-pura tak mendengar adalah hal tepat yang memang harus dilakukan oleh Jehan. Namun, ketika Sarah mengatakan 'upik abu', Jehan yang tadinya tidak peduli pun berujung dengan memberikan respon. Kelihatannya memang Jehan sedang berada di pihak dari gadis yang saat ini masih tergeletak di atas brankar ruang UKS.

Perdebatan kecil diantara mereka terjadi, tapi tak lama Javier datang dan menjadi orang yang melerai adu argumen diantara keduanya. Sebenarnya alasan Javier datang hanya karena ingin memberitahu Jehan kalau sekarang ini pelatih sedang mencarinya.

Karena merasa panggilan dari pelatih jauh lebih penting dibandingkan perdebatan yang tidak berfaedah ini, tanpa kesulitan untuk memilih, Jehan pun mencoba sedikit meredakan amarahnya lalu melangkahkan kakinya pergi bersama dengan Javier, meninggalkan Sarah yang sebetulnya belum selesai berbicara.

Pada saat perjalanan kembali ke ruang ganti, Javier yang penasaran dengan pertengkaran antar Jehan dan juga Sarah pun mulai bertanya, hanya karena ingin mendapatkan jawaban untuk menghilangkan rasa ingin tahunya ini.

"Kenapa Je? Lo ada masalah sama Sarah?" Tanya Javier menelisik butuh jawaban tepat.

"Gak ada," jawab Jehan yang malah berhasil membuat laki-laki pemilik nama Javier itu makin bingung.

"Kalau gak ada masalah, kenapa lo adu argumen kek begitu?"

"Entahlah. Gue cuma merasa harus membantu gadis itu buat membela dirinya," ujar Jehan yang tetap saja tak mampu untuk dimengerti oleh Javier.

"Gadis siapa?" Tanya Javier sepertinya belum tahu mengenai gadis yang belakangan ini selalu dibantu oleh Jehan.

Hanya dengan senyuman, Jehan sepertinya enggan untuk memberitahu soal gadis yang saat ini masih ada di ruang UKS. Bukan tanpa sebab, hanya saja Jehan merasa kalau temannya itu tak perlu tahu.

Javier yang masih penasaran dan ingin tahu pun mulai mencoba memaksa serta mendesak temannya itu agar mau memberitahu mengenai gadis yang dimaksud. Tapi, karena Jehan tetap bersikeras untuk menutup rapat-rapat mengenai gadis itu, usaha Javier juga gagal. Tak ada informasi apapun yang didapatkannya dari Jehan.

"Jadi, kenapa pelatih memanggil? Apa ada sesuatu yang penting?" Tanya Jehan sudah mengalihkan pembicaraannya.

"Temen gue, sukanya memang mengubah topik. Kenapa sih gue gak boleh tahu soal gadis yang lo maksud? Kenapa harus disembunyikan?" Javier tampak kesal karena temannya itu.

Sambil tersenyum cukup lebar, Jehan pun mulai merangkul bahu temannya itu. "Gak semua hal di dunia ini harus lo tahu kan?"

"Iya juga, tapi..." Javier sengaja memberikan jeda pada ucapannya.

"Tapi kenapa?"

"...gue penasaran soal gadis yang lo bantu itu," lanjut Javier.

"Kenapa penasaran?"

"Ya soalnya, lo jarang-jarang buat bantu seorang gadis. Biasanya lo itu terlalu cuek bahkan sampai menjaga jarak dari para gadis," ungkap Javier mengingat kalau temannya itu kelihatan seperti seseorang yang punya phobia terhadap murid perempuan. Pasalnya, setiap ada gadis yang mendekat, Jehan selalu saja berusaha menjauh. Pertemanan Jehan pun hanya dengan laki-laki.

Jangan salah paham! Jehan memang menjaga jarak dari murid perempuan, tapi itu dilakukan atas dasar rasa patuhnya kepada perintah sang kakek. Menjaga jarak bukan berarti kalau Jehan adalah seseorang yang menyukai sesama jenis. Dia masih normal dan jauh dalam lubuk hatinya sangat ingin menjalin hubungan asmara. Apalagi di bangku SMA yang katanya kisah asmara itu akan indah.

"Karena alasan itu, gue jadi penasaran soal gadis yang selalu lo bantu," sambung Javier masih terus saja mendesak minta jawaban.

"Lain kali aja ya! Sekarang mending kita temui pelatih," tukas Jehan tetap saja tak bisa merubah keputusannya untuk tetap enggan memberitahu soal gadis itu.

^^^Bersambung...^^^

Catatan kecil :

- terima kasih karena sudah mau mampir di karya tulis ini. Mohon berikan dukungannya agar penulis bisa lebih rajin update dan juga semakin giat dalam membuat karya tulis lainnya.

- karya masih on going dan akan terus di update. Untuk pembaca diharap sabar menunggu kelanjutannya.

-----------------------------------------------------------

Story ©® : Just.Human

*please don't copy this story.

Find Me

✓ Instagram : just.human___

-----------------------------------------------------------

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!