Pertandingan basket akhirnya berakhir dan empat babak. Dua tim besar serta hebat sudah mendapatkan hasil dari kerja kerasnya selama di pertandingan. Hasil mutlak dari poin yang tak terlalu berjarak mampu menghantarkan tim JK Warriors menuju kepada kemenangannya. Iya, akhirnya setelah tahun lalu mereka sempat dikalahkan oleh tim lawan, tahun ini mereka kembali dipercayakan untuk menerima piala pertandingan basket.
Jehan sebagai kapten dari tim itu pun mulai mengambil piala yang diberikan langsung oleh para dewan juri. Setelah foto diambil, sorakan kemenangan dari supporter dan juga anggota tim mulai terdengar begitu kencang. Semua yang mendukung tim JK Warriors tampak begitu senang dan bersemangat atas kemenangan ini.
Meskipun tim lawan mengalami kekalahan dengan skor yang hanya memiliki selisih dua poin, tetap saja mereka harus menerima hasilnya dengan lapang dada. Hari ini mereka memang kalah, tapi dipertandingan lain kekalahan yang seperti ini pasti akan diubah menjadi kemenangan. Tidak harus menyerah pada kekalahan hari ini.
Untuk mempererat hubungan baik antar tim, Jehan selaku kapten tim JK Warriors pun tak ragu datang menghampiri Daniel. Bukan maksud memberi ejekan, hanya saja Jehan ingin membuat pelukan persaudaraan. Mereka memang tengah bersaing, tapi itu hanya berlaku di lapangan basket. Kalau diluar, Jehan dan Daniel adalah seorang murid SMA yang saling akrab dalam pertemanan.
"Senang karena bisa melihatmu menang, Jehan," tutur Daniel sambil melepaskan pelukan erat yang dibuat oleh kapten tim JK Warriors.
"Gue yakin tahun depan lo bakal bisa dapet kemenangannya," kata Jehan secara tidak langsung mengatakan kalau tahun depan tim JK Warriors sudah bukan lagi dibawah kepemimpinannya.
"Lo gak lagi bercanda kan, kak? Semua juga tahu kalau saat lo udah gak jadi kapten, nama tim JK Warriors juga bakal berubah. Jadi, kemungkinan tahun depan tim gue gak akan melawan JK Warriors lagi," ucap Daniel sambil terus mengusap keringatnya dengan handuk.
"Siapapun nanti yang akan dilawan, gue harap kalau Strikers Dazzling tetap bisa menunjukan kegigihannya untuk menang. Selalu mengesankan melawan tim Strikers Dazzling," tukas Jehan sambil menepuk singkat bahu dari kapten tim lawan.
Setelah mengatakan hal seperti itu, Jehan pun melangkahkan kakinya meninggalkan stadion basket. Kepergiannya ini langsung dengan segera diikuti oleh rekan-rekan setimnya. Seperti biasa, seusai pertandingan melelahkan, mereka akan menuju ke loker ganti untuk beristirahat sejenak.
Setibanya di sana, Jehan yang saat ini sedang terduduk pada bangku panjang sambil menikmati air mineral langsung dihampiri oleh Javier. Bukan bermaksud mengganggu hanya saja ia ingin menemani Jehan agar tak duduk seorang diri seperti itu.
"Selamat ya, Je... Akhirnya lo bisa lagi membawa tim ini menuju kepada kemenangan," ujar Javier dan langsung membuat laki-laki pemilik nama Jehan itu tersenyum.
"Kemenangannya bukan semata-mata terjadi karena gue, tapi atas usaha keras dari para anggota lain. Kalian memang pantang mendapatkan kemenangan ini," ujar Jehan masih terus meminum air mineral botolan.
Merasa sudah cukup dengan waktu istirahatnya, Jehan pun bergegas untuk bangkit berdiri dari tempatnya. Tanpa berlama-lama lagi, lelaki itu pun mulai melangkahkan kakinya menuju pintu keluar dari ruangan istirahat ini.
"Je, mau kemana?" Tanya Javier merasa tidak adil karena ditinggalkan begitu saja.
"Kantin."
"Mau ngapain ke kantin?"
"Cari makanlah. Ya masa cari cewek."
"Tapi kan pelatih juga menyediakan nasi kotakan. Kenapa gak makan ini aja?" Tanya Javier sambil matanya tertuju pada dua kantong plastik besar yang berisi nasi kotak.
"Lo ambil aja jatah gue," tukas Jehan yang sekarang sudah keluar dari ruangan istirahat ini.
Tanpa mempedulikan apapun lagi, Jehan pun mulai melangkahkan kakinya bermaksud menuju ke arah kantin sekolah yang berjarak cukup jauh dari ruangan istirahat.
Belum merasa cukup jauh pergi meninggalkan para rekannya yang masih berada di ruang istirahat, secara tidak terduga langkah kaki Jehan harus dihentikan oleh beberapa murid perempuan yang saat ini sedang menghadangnya dengan buket bunga dan juga coklat.
Jehan sebenarnya sama sekali tidak bermasalah dengan mereka semua, tapi kalau caranya begitu anarkis, saling berdesakan dan mendorong, hanya supaya bisa memberikan coklat serta bunga, perasaan risih juga tak ragu untuk menyapa diri Jehan.
Jujur, kalau bisa sekarang ini Jehan begitu amat ingin kabur dari mereka semua. Tapi, bagaimana caranya untuk melakukan itu? Tidak sanggup pergi ataupun menenangkan massa. Apa Jehan akan terjebak disini?
"Tolong tenang! Gue bakal menerima satu per satu coklat dan bunga dari kalian," ujar Jehan tanpa bermain-main.
Meskipun merasa risih karena sikap anarkis yang dibuat oleh massa, Jehan tetap saja bertindak baik. Tak ingin mengabaikan pemberian, Jehan mulai menerima satu persatu hadiah coklat serta bunga yang dibawa oleh mereka semua. Sampai pada akhirnya, pihak keamanan datang untuk membantu Jehan agar bisa terbebas dari kerumunan massa itu.
Berkat bantuan baik yang dibuat oleh pihak keamanan, Jehan pun bisa meninggalkan kerumunan itu dengan membawa cukup hadiah berupa bunga dan coklat. Karena merasa tak mungkin pergi ke kantin dengan barang sebanyak ini, ia memutuskan untuk memberikan semua hadiah itu ke ruang guru. Kebetulan jarak ruangan guru tak terlalu jauh dari tempatnya berdiri.
Setibanya ia di ruang guru, Jehan terlebih dahulu mengetuk pintu dan baru masuk setelah mendengar ada seorang guru yang memberikan izinnya. Jehan pun membuka pintu itu, lalu kedatangannya ini sangat disambut hangat oleh semua guru. Kelihatan kalau Jehan memang menjadi salah satu murid emas, kesayangan para guru.
"Permisi Pak, Bu..," kata Jehan yang kini sudah berada di dalam ruang guru.
"Kenapa Jehan datang kemari? Bukankah seharusnya kamu sedang ada di lapangan basket untuk pertandingan?" Tanya salah seorang guru dan itu sanggup memunculkan senyuman bulan sabit pada bibir ranum milik Jehan.
"Pertandingan sudah selesai Bu, Pak. Dan untuk hasilnya tim sekolah kita menang," ujar Jehan memberitahu soal hasil pertandingan yang rupanya belum sampai ke telinga para guru.
Mendengar pemberitaan yang diberikan oleh Jehan tersebut, mampu membuat seluruh guru yang saat ini lagi ada di tempatnya ikut berteriak gembira. Rupanya mereka juga memberikan respon yang sama seperti para murid.
"Selamat untuk tim JK Warriors. Memang tidak salah kalau mengandalkan kalian," kata salah seorang guru sambil mengangkat jari jempolnya.
"Hebat sekali. JK Warriors memang tim andalan dari sekolahan ini," ucap guru lainnya juga ikut menanggapi.
"Lihat saja di samping papan mading, sudah banyak piala yang terpajang dan hampir kebanyakan dari pertandingan basket. Karena JK Warriors, lemari pajangan itu sudah mulai penuh," kata yang lainnya juga merasa bangga.
Sebenarnya tujuan kedatangan Jehan kemari bukan untuk mendapatkan ataupun mendengarkan pujian dari semua guru itu, melainkan hanya karena ingin memberikan bunga dan coklat yang tadi sempat di berikan oleh para murid. Bukan bermaksud tidak sopan, hanya saja daripada itu mubasir akan jauh lebih baik kalau ada orang lain yang mengambilnya.
"Terima kasih untuk segala pujiannya, tapi kedatangan saya kemari hanya karena ingin memberikan bunga serta coklat ini buat para guru. Anggap kalau ini adalah hadiah kecil atas kemenangan tim JK Warriors," ucap Jehan kemudian membagikan bunga dan coklat itu kepada para guru.
Setelah selesai melakukan itu dan mendapatkan ucapan terima kasih, Jehan pun mulai menundukkan kepalanya sopan, berpamitan kepada para guru. Tak lama ia pun berjalan pergi meninggalkan ruang guru. Sekarang tanpa adanya halangan ataupun kendala, ia bisa pergi menuju ke kantin.
Akhirnya perut kosongnya memiliki kesempatan baik untuk diisi. Permasalahannya sejak tadi si perut sudah mulai memberontak karena memang rasa lapar mulai menggerayangi dirinya.
"Sabarlah. Sebentar lagi kita akan makan," ujar Jehan singkat sembari memberikan tepukan kecil pada perutnya yang lapar.
^^^Bersambung...^^^
Catatan kecil :
- terima kasih karena sudah mau mampir di karya tulis ini. Mohon berikan dukungannya agar penulis bisa lebih rajin update dan juga semakin giat dalam membuat karya tulis lainnya.
- karya masih on going dan akan terus di update. Untuk pembaca diharap sabar menunggu kelanjutannya.
-----------------------------------------------------------
Story ©® : Just.Human
*please don't copy this story.
Find Me
✓ Instagram : just.human___
-----------------------------------------------------------
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 23 Episodes
Comments