Bab 3 - Kartu

Seharusnya ada jalan lain di sini yang bisa mengantarkanku ke jalan alternatif lain.

Raefal terus berlari sambil memperhatikan ponselnya yang kini layarnya menampilkan GPS.

Ia berharap bisa datang tepat waktu untuk bisa sampai di kafe tempatnya akan melakukan rapat penting dengan salah satu kliennya.

Raefal. Paling benci dengan ketidaksempurnaan. Apalagi dalam urusan pekerjaan.

Baginya, apa yang ia kerjakan harus berjalan sesuai rencana yang telah ia buat.

Ia mempercepat langkah kakinya saat melirik jam pada ponselnya sudah menunjukkan pukul sembilan lebih empat menit.

Dirinya hampir benar-benar terlambat. Dalam beberapa menit lagi, ia harus benar-benar sudah sampai di kafe tempatnya melakukan janji temu dengan kliennya.

Aku harus datang tepat waktu! pikirnya.

Raefal berjalan secepat mungkin sambil menggenggam ponselnya, mengikuti setiap arah yang dilihatnya di GPS nya.

Raefal yang terlalu fokus pada ponselnya membuat ia tak sadar dengan sekeliling.

Ketika tengah melangkah, ia secara tak sengaja menabrak seorang wanita yang berjalan dari arah yang berlawanan dengannya.

Brukk!

Tubuhnya mendarat tepat di atas wanita itu. Beruntung kedua tangan kokohnya berhasil menahan badannya agar tak benar-benar menindih tubuh mungilnya.

"Argh…" Wanita itu meringis kesakitan.

"Astaga!" Raefal tersentak kaget begitu menyadari sosok yang ditabraknya.

Erina. Membuka kedua matanya, beradu tatap dengan sosok yang baru saja menabraknya hingga jatuh dan membentur jalan dengan cukup kasar.

Begitu kedua matanya terbuka, hal pertama yang dilihatnya adalah sosok pria tampan yang kini menatapnya dengan wajah kaget.

Pria itu memiliki iris mata yang begitu indah, yang tatapannya begitu menawan.

Untuk sesaat, Erina terdiam menatap kedua irisnya. Ia tak bisa berkata-kata, bahkan sampai lupa akan rasa sakit yang dirasakannya.

"Kau tidak apa-apa?" Raefal menjauh dari atasnya. Berucap dengan cemas, hingga membuat Erina tersadar dari lamunannya.

"A… argh…" Erina meringis. Tubuhnya kembali terasa sakit.

"Aku tidak melihatmu tadi. Aku sedang buru-buru. Apakah kau terluka?"

Erina bangun perlahan, dan terduduk di trotoar. "Aku baik-baik saja. Tidak perlu merasa bersalah," sahut Erina santai.

"Aku benci ini, tapi lebih baik kau periksa keadaanmu ke dokter. Aku tidak bisa mengantarmu, tapi sebagai gantinya biar aku yang tangani semua biaya rumah sakitmu." Raefal mengeluarkan kartu namanya dan menyodorkan benda itu pada Erina.

Erina diam menggenggam kartu namanya.

"Hubungi aku untuk membahas rincian biaya rumah sakitnya." Raefal bangkit dan berlari meninggalkannya.

Pria itu berlalu begitu saja setelah memberikan kartu nama yang kini digenggamnya.

Erina masih dengan posisinya. Otaknya masih berusaha memproses setiap kejadian yang baru saja dialaminya.

Kedua matanya menatap lekat sosok Raefal yang kini berlari semakin menjauh dari posisinya berada.

Apa itu tadi? Dia baru saja menabrakku hingga jatuh, dan dia bahkan tidak mengucapkan kata "maaf" sama sekali? Sungguh? Aku tidak salah 'kan? Erina terdiam tanpa kata.

Perlahan, bibirnya terangkat membentuk sebuah senyuman.

Matanya beralih menatap secarik kertas yang kini di genggamnya. Kertas yang tidak lain adalah kartu nama yang diberikan Raefal padanya.

"Raefal Virendra." Erina membaca nama yang tertera di sana.

"Pria yang tampan," gumamnya sambil memperhatikan foto Raefal di kartu namanya.

"Walaupun sedikit menyebalkan karena dia menabrakku sampai jatuh dan pergi begitu saja…"

"…Entah kenapa, aku rasa dia menarik."

...***...

Episodes
1 Bab 1 - Putus
2 Bab 2 - John
3 Bab 3 - Kartu
4 Bab 4 - Marciel
5 Bab 5 - Erina
6 Bab 6 - Vansh
7 Bab 7 - Raefal
8 Bab 8 - Juliana
9 Bab 9 - Liliana
10 Bab 10 - Reservasi
11 Bab 11 - Idola
12 Bab 12 - Virendra
13 Bab 13 - Urusan
14 Bab 14 - Selingkuh
15 Bab 15 - Tuduhan
16 Bab 16 - Cemas
17 Bab 17 - Kenal?
18 Bab 18 - Paparazi
19 Bab 19 - Bahagia?
20 Bab 20 - Jangan berlebihan
21 Bab 21 - Sugar Daddy
22 Bab 22 - Ayo bertemu!
23 Bab 23 - Gadis aneh
24 Bab 24 - Nikah yuk!
25 Bab 25 - Hanya makan?
26 Bab 26 - Prioritas utama
27 Bab 27 - Lebih mendominasi
28 Bab 28 - Lebih aneh
29 Bab 29 - Tuan Danesha
30 Bab 30 - Aku akan ikut!
31 Bab 31 - Tidak boleh melewatkannya?
32 Bab 32 - Di White Rest
33 Bab 33 - Senang bertemu anda
34 Bab 34 - Hanya mengerjakan tugasku
35 Bab 35 - Melebihi nenek-nenek
36 Bab 36 - Kebetulan kita bertemu
37 Bab 37 - Terlihat begitu mirip
38 Bab 38 - Kita harus bicara!
39 Bab 39 - Putri pemilik DTS
40 Bab 40 - Aku bicara tanpa bukti?
41 Bab 41 - Muak dengan pria sepertimu!
42 Bab 42 - Aku tidak akan meninggalkanmu
43 Bab 43 - Mimpi di tengah malam
44 Bab 44 - Dia sepertinya sudah menyerah
45 Bab 45 - Sempat menghubungiku beberapa kali
46 Bab 46 - Mengira kau sugar baby
47 Bab 47 - Aku urus bill nya
48 Bab 48 - Berani sekali dia membohongiku!
49 Bab 49 - Enak-enakan double date
50 Bab 50 - Apa yang dilakukannya di situ?
51 Bab 51 - Kenapa kau ingin merahasiakannya?
52 Bab 52 - Cokelat dan kata-kata manis
53 Bab 53 - Kenapa kau harus meminta bantuanku?
54 Bab 54 - Mama berharap aku masuk angin?
55 Bab 55 - Pesan yang baru saja terbaca
56 Bab 56 - Membuat orang lain jadi korbannya
57 Bab 57 - Kalau Marciel sampai melihat ini…
58 Bab 58 - Ketika itu, aku baru menyadarinya…
59 Bab 59 - Papa sudah lebih dulu memimpin
60 Bab 60 - Dipecat
61 Bab 61 - Fashion
62 Bab 62 - Malvin
63 Bab 63 - Toko
64 Bab 64 - Teman
65 Bab 65 - Kenapa?
66 Bab 66 - Kemajuan
67 Bab 67 - Prangko
68 Bab 68 - Parasit
69 Bab 69 - Bodoh!
70 Bab 70 - Kuberikan padamu
71 Bab 71 - Tempat parkir
72 Bab 72 - Membuka hati
73 Bab 73 - Sepertinya begitu
74 Bab 74 - Berhenti menyembunyikannya
Episodes

Updated 74 Episodes

1
Bab 1 - Putus
2
Bab 2 - John
3
Bab 3 - Kartu
4
Bab 4 - Marciel
5
Bab 5 - Erina
6
Bab 6 - Vansh
7
Bab 7 - Raefal
8
Bab 8 - Juliana
9
Bab 9 - Liliana
10
Bab 10 - Reservasi
11
Bab 11 - Idola
12
Bab 12 - Virendra
13
Bab 13 - Urusan
14
Bab 14 - Selingkuh
15
Bab 15 - Tuduhan
16
Bab 16 - Cemas
17
Bab 17 - Kenal?
18
Bab 18 - Paparazi
19
Bab 19 - Bahagia?
20
Bab 20 - Jangan berlebihan
21
Bab 21 - Sugar Daddy
22
Bab 22 - Ayo bertemu!
23
Bab 23 - Gadis aneh
24
Bab 24 - Nikah yuk!
25
Bab 25 - Hanya makan?
26
Bab 26 - Prioritas utama
27
Bab 27 - Lebih mendominasi
28
Bab 28 - Lebih aneh
29
Bab 29 - Tuan Danesha
30
Bab 30 - Aku akan ikut!
31
Bab 31 - Tidak boleh melewatkannya?
32
Bab 32 - Di White Rest
33
Bab 33 - Senang bertemu anda
34
Bab 34 - Hanya mengerjakan tugasku
35
Bab 35 - Melebihi nenek-nenek
36
Bab 36 - Kebetulan kita bertemu
37
Bab 37 - Terlihat begitu mirip
38
Bab 38 - Kita harus bicara!
39
Bab 39 - Putri pemilik DTS
40
Bab 40 - Aku bicara tanpa bukti?
41
Bab 41 - Muak dengan pria sepertimu!
42
Bab 42 - Aku tidak akan meninggalkanmu
43
Bab 43 - Mimpi di tengah malam
44
Bab 44 - Dia sepertinya sudah menyerah
45
Bab 45 - Sempat menghubungiku beberapa kali
46
Bab 46 - Mengira kau sugar baby
47
Bab 47 - Aku urus bill nya
48
Bab 48 - Berani sekali dia membohongiku!
49
Bab 49 - Enak-enakan double date
50
Bab 50 - Apa yang dilakukannya di situ?
51
Bab 51 - Kenapa kau ingin merahasiakannya?
52
Bab 52 - Cokelat dan kata-kata manis
53
Bab 53 - Kenapa kau harus meminta bantuanku?
54
Bab 54 - Mama berharap aku masuk angin?
55
Bab 55 - Pesan yang baru saja terbaca
56
Bab 56 - Membuat orang lain jadi korbannya
57
Bab 57 - Kalau Marciel sampai melihat ini…
58
Bab 58 - Ketika itu, aku baru menyadarinya…
59
Bab 59 - Papa sudah lebih dulu memimpin
60
Bab 60 - Dipecat
61
Bab 61 - Fashion
62
Bab 62 - Malvin
63
Bab 63 - Toko
64
Bab 64 - Teman
65
Bab 65 - Kenapa?
66
Bab 66 - Kemajuan
67
Bab 67 - Prangko
68
Bab 68 - Parasit
69
Bab 69 - Bodoh!
70
Bab 70 - Kuberikan padamu
71
Bab 71 - Tempat parkir
72
Bab 72 - Membuka hati
73
Bab 73 - Sepertinya begitu
74
Bab 74 - Berhenti menyembunyikannya

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!