Eps 3

...' jangan sering melihat keatas, terkadang kamu harus melihat kebawah agar kamu bisa bersyukur '...

Setelah Andrew berangkat ke kantor untuk menghadiri rapat penting, ke dua orang tuanya masih melanjutkan sarapan mereka yang tertunda.

" Mama yakin mau jodohin anak kita " tanya papa Justin dengan hati-hati.

" Sangat yakin pa, kenapa papa tanya gitu, papa nggak setuju ya kalo mama jodohin Andrew anak kesayangan papa itu" sahut sang istri dengan kesal.

' Tuh kan jadi kena omelan, untung istri' batin papa Justin

" Bukan gitu ma, papa ngikut mama aja " jawab papa

" Mama cuma ingin anaknya berubah pa, tiap malam selalu minum-minum bersama teman-temannya di bar nggak jelas. kalo udah punya istri pasti anak kita bisa berubah sama kebiasaannya itu pa " sahut mama sambil berpikir.

" Iya.. papa setuju aja dengan usulan mama. tapi ma, mau di jodohin sama siapa? semua kolega papa jauh semuanya " ujar papa Justin

" Nanti mama pikirin pa, udah pokoknya papa harus dukung mama buat jodohin Andrew "

" Iya.. papa dukung mama, dari pada papa kena omelan terus " sahut papa Justin dengan suara pelan agar sang istri tidak bisa mendengar.

" Apa papa bilang!! " tanya sang istri sambil memicingkan mata untuk sang papa.

" Tidak ada ma, udah papa selesai makan ini mau siap-siap ke kantor " jawab papa Justin sambil meninggalkan sang istri.

Mama Andrew pun tinggal sendirian di ruang makan dan melanjutkan sarapan paginya, dan sambil berpikir rencana perjodohan sang putra.

Udara pagi yang sangat sejuk dan sangat bagus untuk di hirup, pelangi mengambil nafas pelan-pelan sambil menghirup udara pagi. hari ini dia harus bekerja keras lagi untuk membantu keuangan keluarganya.

Pelangi berangkat ke tempat pak Joko dengan motor maticnya untuk mengambil koran dan mengantar ke pelanggannya. dari rumah sampai ke tempat pak Joko hanya butuh waktu 15 menit. setelah sampai di depan rumah pak Joko dan memarkirkan motornya di halaman. Pelangi masuk ke teras rumah pak Joko untuk mengambil korannya, dan ternyata pak Joko masih ada sambil menata koran-korannya untuk di ambil para pelanggannya.

" Selamat pagi pak Joko " sapa Pelangi pada pak Joko.

" Selamat pagi nak Pelangi, mau ambil koran? " tanya pak Joko.

" Iya pak, Pelangi pikir pak Joko sudah tidak ada dirumah" jawab Pelangi.

" Ohh. Bapak lagi menata koran ini, ada yang mau jual kayak kamu " ujar pak Joko

" Wah.. tambah banyak ya pak pelanggannya "

" Amin... berkat kamu juga nak, kamu sudah lama ikut bapak jual koran "

" Hehe, Pelangi bersyukur dan berterima kasih pak bisa kerja dengan pak Joko "

" Sama-sama nak, oh ya,. ini upah kamu bulan kemarin karena ini sudah awal bulan " sahut pak Joko sambil memberikan amplop putih pada Pelangi.

" Makasih banyak ya pak " jawab Pelangi sambil menerima amplop itu dari pak Joko dan menyimpannya dalam tas

" Sama-sama nak " sahut pak Joko sambil menepul pundak Pelangi.

Kring... kring...

Terdengar suara bunyi bel sepeda, pak Joko dan Pelangi menoleh ke arah suara itu, terlihat seorang laki-laki dewasa, kulit sawo matang, tinggi, kurus, dan memakai topi hitam.

" Selamat pagi pak Joko dan mbak..? " sapa laki-laki itu

" Selamat pagi " jawab pak Joko dan Pelangi bersama.

" Perkenalkan Pelangi ini ujang yang mau ikut jualan koran bapak juga, dan Ujang ini Pelangi, dia sudah lama ikut bapak kerja " sahut pak Joko panjang lebar sambil memperkenalkan rekannya.

" Salam kenal mas, saya Pelangi " ujar Pelangi sambil mengulurkan tangannya untuk bersalaman

" Salam kenal juga mbak Pelangi " jawab Ujang sambil menjabat tangan Pelangi.

Ujang pria umur 27 tahun, hidup sebatang kara. kedua orang tuanya sudah lama meninggal dunia sejak Ujang masih SMP. hidup sederhana dan bekerja kesana kemari untuk kebutuhan sehari-hari.

Ujang ikut bekerja dengan pak Joko untuk mencari tambahan buat persiapan pernikahannya dengan sang kekasih bernama Siti. dia mendapat tawaran bekerja dari pak Joko sendiri, setiap hari ketemu pak Joko untuk mengantar koran ke langganannya sendiri.

Ujang sangat bersyukur bisa kerja dengan pak Joko, karena beliau memang sangat baik. Setelah mereka menata koran-koran itu.

" Pak Joko dan mas Ujang, saya duluan ya" kata Pelangi

" Iya nak, Hati-hati di jalan " Jawab pak Joko

" Mas Ujang saya duluan ya "

" Iya mbak Pelangi, silahkan mbak saya juga sudah selai ini mbak " jawab Ujang yang sudah selesai menata korannya di sepedanya itu.

" Pak Joko, saya juga pamit duluan ya pak"

" Iya mas Ujang, silahkan. bapak bentar lagi juga mau berangkat " jawab pak Joko

" Siap pak, mari pak... " teriak Ujang sambil membunyikan suara bel sepedanya .

Ujang melajukan sepedanya untuk mencari pelanggan baru, hari ini harus semangat bekerja untuk bisa menikahi sang pujaan hati.

...****************...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!