Faith

Faith

Eps 1

..."Aku lelah.. sungguh bahkan aku tidak berdaya untuk melalui ini semua, terkadang aku ingin menjauh dari ini semua.. pergi bagaikan di telan bumi....

Pagi yang cerah di hari senin.. membuat orang-orang kembali beraktivitas dengan hati yang riang tetapi tidak dengan ku, aku sangat tidak menyukai namanya hari senin, hari dengan kemacetan dimana-mana, tapi aku harus terpaksa bekerja demi menyambung hidupku. perkenalkan namaku Pelangi. . bukan berarti hidupku secerah pelangi melainkan suram dan tak berwarna, terkadang aku bingung kenapa orang tuaku harus memberikan nama Pelangi. Apakah dulu aku lahir ketika Pelangi datang, entahlah mungkin orang tuaku sangat menyukainya hingga menamaiku Pelangi, tapi bagiku nama itu berkat apalagi pemberian orang tua. Sekarang usiaku umur 22 tahun aku hanya lulusan SMA saja, tidak bisa melanjutkan kuliah karena biaya sehari-hari saja tidak cukup buat makan, apalagi aku harus membiayai kebutuhan keluargaku..

Setelah bangun dari tempat tidurku, aku melihat sekarang masih jam 4 pagi, aku harus menyiapkan sarapan untuk semua keluarga, aku segera membereskan tempat tidurku dan segera menuju dapur, aku melewati kamar kedua orang tuaku yang jelas pasti masih tidur. dan adek-adekku juga pasti masih betah di tempat tidur. aku segera menyiapkan sarapan pagi yaitu nasi goreng dengan telur ceplok, masak seadanya saja dan membuat teh buat kedua orang tuaku.

terdengar suara pintu kamar terbuka, aku tidak melihatnya yang jelas aku tahu itu pasti adekku.

"Selamat pagi kak Pelangi.. kakak masak apa hari ini" tanya Sintia

" Pagi juga dek, kakak hanya masak nasi goreng telur ceplok, nggak papa kan sarapan itu" jawab Pelangi

" Nggak papa kak, selalu bersyukur apa yang kita punya"

Pelangi hanya menggangukkan kepalanya tanda dia setuju

" Kakak, akhir bulan aku harus bayar uang SPPku, kalo tidak segera bayar mungkin Tia akan dikeluarin disekolah kak" sahut Tia

" Iya.. kakak usahakan ya buat segera bayar" dengan tatapan sedih

" Iya kaka, sudah nunggak 3 bulan kak"

"Kakak tau, yang penting kamu semangat buat belajar nya" jawab Pelangi mencoba tidak sedih

Setelah mereka menyiapkan sarapan bersama, Pelangi dan Tia segera mandi untuk melakukan aktivitas, pelangi bekerja dan tia sekolah.

Setelah mandi Pelangi masuk ke dapur dan sudah melihat kedua orang tuanya duduk di meja makan sambil menikmati teh hangat buatan Pelangi.

" Ayah, Ibu... sudah bangun "

"Sudah sayang, hari ini kamu masuk kerja " Tanya sang ayah

" Iya ayah.. tapi sebelum berangkat mau ngantar koran keliling dulu habis itu lanjut kerja di restoran ayah" jawab Pelangi

" Maafin ayah ya.. kamu harus bekerja ekstra" sesal ayah

" Tidak apa-apa yah. kalo kakak tidak kerja nanti kita makan apa ayah" jawab Pelangi dengan senyum manis

" Maafin ibu juga ya nak" sahut ibu Endang

" Kenapa ibu dan ayah harus minta maaf, kan tidak ada yang salah " jawab Pelangi lagi sambil mengusap tangan ibunya.

'entah takdir seperti apa yang di berikan Tuhan pada keluargaku tapi kami harus kuat buat jalanin ini semuanya' batin Pelangi

Keluarga kami bukanlah keluarga terpandang kedua orang tuaku hanyalah seorang petani, makan saja serba berkecukupan, apalah dayaku untuk menempuh bangku perkuliahan seperti teman-temanku yang lain, sangatlah sulit..aku hanya lulusan SMA dan aku pun sangat bersyukur sudah bisa lulus, setelah lulus aku harus bekerja di sebuah restoran hampir enam bulan lebih bekerja disana gajinya hanyalah UMR kota ini, dan itu pun bersyukur bisa membantu kebutuhan keluarga ku.

Keluarga ini pun memakan sarapan yang sudah disiapkan, sebelum mereka akan sibuk dengan aktivitas mereka masing-masing.

" Ayah, ibu, kakak..adek berangkat ke sekolah dulu ya" sahut Disa setelah menyalami kedua orang tua dan kakaknya.

" Iya, Hati-hati di jalan ya nak, belajar yang rajin" jawab kedua orang tuanya

Setelah sang adik berangkat ke sekolah dengan sepeda ontelnya, Pelangi pun segera berangkat bekerja. pertama dia harus mengambil koran untuk pelanggannya dan kemudian lanjut ke restoran. bersama dengan motor matic yang ditumpangi Pelangi, dengan semangat dia mengendarai motor matic itu dengan bernyanyi untuk dirinya sendiri, sambil menyemangati dirinya sendiri.

setelah sampai di agen koran milik pak Joko. Pelangi pun segera mengambil koran itu yang sudah disiapkan pak Joko untuknya, dan segera mengantar ke pelanggannya. meskipun gaji dari jual koran tidak banyak setidaknya Pelangi bersyukur hasil jual koran bisa ia tabung untuk kuliah adeknya Diva. ya benar Pelangi ingin adeknya mengenyam bangku kuliah, cukup dia yang hanya lulusan SMA tetapi adiknya harus ia kuliahkan, meskipun dia harus bekerja keras untuk itu, tapi tidak masalah asal nanti adeknya bisa mengubah masa depan keluarga mereka.

selesai mengantar koran ke pelanggannya, Pelangi segera berangkat menuju restoran tempat ia bekerja, meskipun jauhnya sekitar 45 menit dari rumahnya. sampai di restoran Pelangi segera masuk untuk mengganti pakaiannya.

Selamat pagi Pelangi.. " sapa Marvel sang pemilik restoran

" Selamat pagi juga pak Marvel" jawab Pelangi dengan senyum manisnya

" Sudah aku bilang jangan panggil aku pak, kalo belum ada karyawan yang lain di restoran ini.

" Hehehe.. maaf ya tapi kan kamu bosnya" sahut Pelangi

" Meskipun aku bosnya, tapi kita kan teman Pelangi"

" Iya iya Marvel.. lain kali aku panggil nama deh"

" Nah setuju, emangnya aku ini keliatan bapak-bapak apa" omel Marvel

" Emang iya" jawab Pelangi ketus

" P.. Pelangi.. " teriak Marvel setelah Pelangi lari kedalam untung berganti pakaian.

Marvel dan Pelangi sahabat dari SMA. bedanya Marvel kuliah sambil mengurus usaha restoran keluarga sendiri. Marvel lahir dari keluarga terpandang tapi tidak pernah membedakan status sosial. sedangkan kedua orang tuanya berada di luar negri untuk mengembangkan bisnis kuliner mereka dimanca negara. kedua orang tua Marvel sangat baik terlebih Pelangi sahabatnya sendiri.

Sebenarnya keluarga Marvel ingin membantu Pelangi kuliah dan membiayai seluruhnya hingga wisuda, tapi Pelangi sendiri menolak karena tidak ingin menjadi ' kacang lupa pada kulitnya' . cukup bekerja di restoran mereka itu lebih dari cukup untuk menyambung hidupnya dan membantu keluarga.

setiap orang punya cita-cita yang mulia, tetapi kita harus kembali lagi keasalnya, apakah kita mampu mewujudkan atau tidak, terkadang manusia punya rencana tetapi Tuhanlah yang berkehendak.

setelah pegawai restoran sudah datang satu persatu, dan segera kebagian masing-masing, Marvel sebagai pemilik restoran bagian manejer, Tommy sebagai koki, Sinta sebagai kasir, Pelangi bagian pelayan, Agus dan Tuti bagian kebersihan.

" Baik.. seperti biasa kita harus bekerja sebaik mungkin untuk pelanggan restoran ini, mari kita bekerja dengan baik" sahut Marvel

" Baik" jawab semuanya serentak dan kembali ke tugas masing-masing

Restoran Love milik Marvel sangat ramai pengunjung mungkin karena hari senin atau memang banyak penggemar restoran ini, ada pebisnis, anak muda, dan anak-anak sekolahan yang sedang menikmati makanan. Pelangi begitu lincah melayani pengunjung dari ujung ke ujung, tanpa ada rasa lelah. mungkin inikah yang dinamakan kerja keras.

tak terasa jam sudah menunjukkan pukul 19:00 malam waktunya para pelayan restoran pulang ke rumah masing-masing.

" Pelangi.. mau pulang bersamaku? " tanya Maervel

" Tidak usah, makasih atas ajakannya, lagian rumah kita tidak searah vel.. " jawab Pelangi dengan menolak halus ajakan Marvel.

" T.. tapi Pelangi, ini sudah malam"

" Tidak usah, aku kan bawa kendaraan juga"

" Ya sudah kalo begitu" sahut Marvel sambil meninggalkan Pelangi

Pelangi menatap punggung sahabatnya itu sambil tersenyum ' Dia selalu saja seperti itu' batin Pelangi, dan dia pun segera pulang ke rumah untuk beristirahat karena tubuhnya sangat lelah.

Berbeda dengan Andrew Zuriel anak pengusaha terkaya di indonesia yang sedang menghabiskan waktu nya bersenang-senang dengan para wanita di bar milik temannya sendiri, siapa tidak mengenal keluarga Zuriel pebisnis handal, memiliki usaha di berbagai negara. semenjak dia putus dengan Khatrina dia menjadi mabuk-mabukan, sampai kedua orang tuanya lelah menghadapi sikap anak mereka yang usianya hampir di angka 30 tahun. usia yang matang untuk membangun keluarga, tetapi semenjak pisah dengan sang kekasih hidupnya dibuat untuk bersenang-senang.

...****************...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!