''Kita sarapan bersama Nak,'' ucap Bi Sumi.
''Mbak Nindy belum bangun Bi. Apa ngak sebaiknya kita bangunkan Bi,'' ucap Ana.
''Tidak usah An. Nindy memang seperti itu. Jika kita membangunkannya, ia malah mengamuk ngak jelas. Mending biarkan saja,'' ucap Doni.
Mereka menyantap sarapan bersama-sama kecuali Nindy.
''Sup nya enak sekali Buk,'' ucap Paman Agus.
''Ini Ana yang memasak Pak. Ana ternyata jago masak loh,'' ucap Bi Sumi bangga kepada Ana.
''Enggak kok Paman, Ana hanya membantu saja,'' ucap Ana yang selalu rendah hati.
''Ciri-ciri istri idamanku ya seperti Ana ini. Udah cantik, kalem, baik, pinter masak lagi. Semoga jodohku nanti seperti dia,'' ucap Doni dalam hati, ia terus memandang Ana.
''Don, kamu kenapa memandang Ana seperti itu. Jangan-jangan kamu naksir lagi sama Ana,'' ucap Paman Agus kepada Doni.
''Bapak ini apaan sih. Aku hanya kagum kepada Ana. Selain cantik, dia juga pintar memasak. Ngak kayak anak perempuan kalian itu, bisanya cuma dandan dan makan,'' ucap Doni kesal jika mengingat tingkah Nindy selama ini.
''Walaupun sikap dan sifatnya seperti itu, dia tetap adik kamu Don,'' ucap Paman Agus.
''Ya ya ya, begitulah jadinya kalau Bapak selalu memanjakannya,'' ucap Doni kesal, ia segera meninggalkan meja makan dan pergi ke kamar. Ia kesal kepada Bapak nya yang selalu membela Nindy walaupun Nindy salah. Dan alhasil sekarang Nindy menjadi pribadi yang pembangkang dan selalu ingin di turuti apapun keinginannya.
Jam pun menunjukkan pukul 8 pagi, Nindy bersiap-siap untuk berangkat ke kampus barunya.
''An, sama aku aja. Kebetulan aku ada kelas jam 9,'' ucap Doni.
''Iya Mas,'' ucap Ana. Ana dan Doni berangkar bersama-sama. Doni menaiki motor maticnya dan Ana di belakangnya.
Beberapa menit kemudian, mereka sampai di halaman kampus yang selama ini Ana cita-citakan bisa bersekolah di sana.
''Keren Mas kampusnya,'' ucap Ana menatap takjub kampus yang akan menjadi tempatnya menimba ilmu.
''Iya lah. Ayo kita masuk,'' ucap Doni mengajak Ana masuk. Doni mengantar Ana ke ruang informasi terlebih dulu, setelah itu Doni masuk ke kelas.
''Aku tinggal dulu ya An. Nanti kalau mau pulang hubungi aku,'' ucap Doni. Semalam mereka bertukar nomor ponsel, jika terjadi apa-apa bisa menghubungi dia, alasan Doni.
''Iya Mas,'' ucap Ana.
Setelah dari ruang informasi, Ana sekarang berada di dalam kelasnya, hari ini hari pertama ia belajar di sini.
Ana duduk di salah satu kursi yang berada di barisan nomor dua dari depan.
''Hai, kenalin nama aku Lufi,'' ucap salah satu gadis yang tiba-tiba duduk di sebelah Ana.
''Ana,'' ucap Ana tersenyum lalu membalas jabatan tangan Lufi.
''Semoga kita bisa menjadi teman,'' ucap Lufi tersenyum, Ana pun ikut tersenyum. Lufi gadis manis dengan lesung pipi di wajahnya. Kulit putih, mulus dan pakaian yang modis, seperti anak orang kaya jika di lihat dari luar.
''Kamu asli orang sini?'' tanya Lufi kepada Ana.
''Em enggak, aku berasal dari Desa Xx,'' ucap Ana.
''Oh, kalau aku sih asli sini An,'' ucap Lufi yang terus mengunyah permen karet yang ada di mulutnya. Ana yang bingung ingin bertanya apa lagi hanya menganggukkan kepalanya.
*
*
1 minggu pun berlalu, saat ini Ana sedang menyapu halaman rumah. Tiba-tiba ia mendengar ponselnya yang berdering.
''Halo Fi, ada apa?'' tanya Ana.
''Jalan yuk, bosen nih di rumah terus,'' ucap Lufi.
''Kemana? Aku masih bersih-bersih nih,'' ucap Ana tidak enak menolak ajakan Lufi.
''Kemana aja. Yang penting kita keluar rumah. Ayo lah, aku ngak punya teman nih,'' ucap Lufi.
''Oke, kita ketemuan dimana?'' tanya Ana.
''Aku jemput kamu aja, sekalian biar tau rumah kamu,'' ucap Lufi.
''Oke aku sharelok ya. Kamu hati-hati,'' ucap Lufi mengakhiri panggilan teleponnya.
Ana segera menyelesaikan acara bersih-bersihnya. Ia segera mandi dan bersiap-siap.
''Mbak Nindy tidur, aku pamit sama Mas Doni aja lah kalau begitu,'' ucap Ana berjalan ke arah kamar Doni. Ia segera mengetuk pintu kamar Doni.
Tok tok tok.
''Mas Doni,'' panggil Ana.
Ceklek.
Pintu di buka dari dalam kamar. Doni yang melihat Ana berpenampilan cantik hanya bisa menelan salivanya.
''Mas Doni,'' ucap Ana membuyarkan lamunan Doni.
''Eh, iya ada apa An?'' tanya Doni.
''Aku pergi dulu ya Mas. Aku mau jalan sama temen, aku janji ngak akan pulang terlalu sore '' ucap Ana.
''Jalan kemana?'' tanya Doni kepo.
''Enggak tau Mas, soalnya temen aku yang ngajak. Ya udah aku berangkat dulu ya Mas, dia udah nungguin di depan,'' ucap Ana berlari keluar rumah karna mendengar suara klakson mobil.
''Siapa sih temen Ana sebenarnya?'' ucap Doni bertanya-tanya. Ia berjalan keluar rumah, memastikan Ana pergi dengan siapa. Namun Ana sudah masuk ke dalam mobil dan teman Ana pun juga tidak terlihat.
''Apa Ana punya teman laki-laki?'' batin Doni melihat mobil teman Ana sampai tak terlihat lagi.
''Akhhhh aku kalah start lagi,'' ucap Doni kesal kepada dirinya sendiri.
Sementara di dalam mobil, Lufi membawa Ana pergi ke restoran mewah yang ada di kota besar itu. Lufi merasa lapar, karna sejak tadi pagi ia belum makan.
''Kenapa kita kesini Fi?'' tanya Ana menatap bangunan mewah di depannya.
''Ya mau makan lah An,'' ucap Lufi melepas seat belt nya lalu ia turun.
''Fi, kita cari tempat lain aja ya. Atau aku di sini aja, aku ngak punya uang untuk makan di sini Fi. Pasti makanan di sini mahal-mahal,'' ucap Ana.
''Kamu tenang saja An, aku yang akan mentraktir kamu. Ayo kita masuk!'' ajak Lufi. Ana segera turun dari mobil, Ana baru pertama kali menginjakkan kaki di restoran mewah seperti ini.
''Kita duduk di sana An,'' ucap Lufi menunjuk kursi yang kosong. Lufi segera memesan makanan mereka. Ana yang melihat harga makanan tersebut hanya melototkan matanya.
''Makanan di sini mahal-mahal Fi,'' ucap Ana yang tak enak kepada Lufi.
''Walaupun harganya mahal tapi rasanya enak Fi. Kamu harus cobain beberapa menu di sini,'' ucap Lufi. Selama ini Lufi tak pernah mempunyai teman, karna selama ini ia home scolling dan tidak di izinkan keluar dari rumah selain bersama orang tuanya atau kakaknya.
Setelah beberapa saat, menu yang di pesan Lufi sudah tertata rapi di meja.
''Rasanya aku tak rela memakanmu wahai makanan. Bentukmu sangatlah cantik, hargamu juga sangatlah mahal. Sayang sekali kecantikanmu akan sirna dalam sekejab,'' ucap Ana sambil menatap makanan yang ada di depannya.
*
Jangan lupa beri dukungan sebanyak-banyaknya😁😁😁😁
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 104 Episodes
Comments
Sunmei
2like hadir kak
semangat
mampir.iya
2023-01-16
0
anak Ragil❤️💕
hadir kk
2023-01-14
0
🤗🤗
setangkai mawar untukkmu thor
2023-01-04
0