Perjalanan yang memakan waktu yang lama, Nayla mengisi kebosanan dengan mendengarkan musik lewat ponselnya. Setibanya di tempat tujuan, di terminal kota Jakarta. Nayla turun sambil membawa tasnya, Nayla mengedarkan pandangan matanya pencari temannya yang katanya akan menjemputnya.
Setelah tiba di terminal, Nayla duduk di sebuah kursi tidak jauh dari stasiun terminal. Ia menghubungi temannya yang katanya ingin menjemput, dalam perjalanan temannya mengabarkan kalau dia akan telat menjemputnya. Di karena kan ada masalah sedikit, harus menyelesaikan pekerjaannya.
Panggilan terhubung...
Tut...Tut....Tut....
"Halo, Lin. Kamu dimana? Aku udah sampai terminal nih." ucap Nayla dari sambungan teleponnya.
"Iya, Nay. Bentar lagi aku mau nyampe kok, kamu tungguin aja ya, paling sepuluh menit lagi aku sampai, kamu jangan ke mana-mana, di situ aja tungguin di depan terminal." jawab Linda.
"Ya, aku tungguin. Cepetan, jangan lama-lama aku takut banget, mana udah malam lagi." ucap Nayla lagi.
"Iya, bawel. Ini juga mau nyampe,"
Sambungan telepon terputus, Nayla berdiri di depan terminal. Menunggu jemputan dari Linda sahabatnya.
Nayla berdiri seorang diri, dengan lamunan yang entah Nayla pikirkan, antara bahagia dan sedih.
Sampai-sampai Linda datang, Nayla tidak menyadarinya. Linda mengagetkan sahabatnya yang bengong seorang diri.
Doorrr...,
"Malam-malam malah bengong, ini udah malam ya, Nay. Gak baik anak perawan bengong sendirian." ucap Linda.
"Ih, kamu ini, Lin. Bikin orang jantungan saja," jawab Nayla yang ketus dan mengelus dadanya.
"Ha..ha..ha.., kamu baru datang dari kampung, bukannya senang malah bengong kayak gitu, bikin takut saja."
"Kenapa? Pengen balik lagi ke kampung?" tanya Linda lagi.
"Bukan kayak gitu, Lin. Aku kesel sama kamu, jemputnya lama. Bikin aku gak nyaman tahu, dilihatin orang-orang, Bikin aku takut." ucap Nayla yang pelan.
Linda juga mengedarkan pandangannya, ia melihat orang-orang melihat ke arah begitu berbeda. Membuat Linda juga merasa takut dan cemas, terutama pria yang tak berpaling sedikit pun.
"Mungkin takjub lihat bidadari turun dari dalam bus kali," ucap Linda dengan asal.
"Ngaco kamu, bidadari dari mana?"
"Ini lagi d hadapan aku, anaknya Pak Herman yang dari desa, datang untuk mencari pekerjaan. Udah yuk, ini malam. Besok aku akan kenalkan kamu sama bos aku, entar kesiangan lagi." ucap Linda.
Linda melangkah sambil membawa tas Nayla. Nayla mengikuti langkah temannya menuju tempat parkiran yang tidak jauh dari terminal.
Perjalanan yang penggunakan sepada motor Linda ke kos'annya memakan waktu satu jam, sesampai di depan kos'an linda, Nayla turun. Linda memakirkan kendaraannya ditempat penyimpanan yang sudah di sediakan oleh yang punya kos'an nya. Linda melangkah dan membukakan pintu untuk sahabatnya yang baru datang dari kampung.
"Ayo masuk, Nay. Maaf ya kos'an kecil, muat buat kita istirahat saja, hehehe...," ucap Linda.
"Ini juga udah cukup, Lin. Aku juga terima kasih sama kamu, udah Nampung aku dan mau ngajak aku kerja di kota ini, aku gak tau dech, kayak gimana lagi buat berterima kasih ke kamu," jawab nayla yang duduk di lantai beralasan karpet sederhana.
"Kamu gak boleh bilang terima kasih dulu, Nay. Baru juga mau mulai berjuang hidup baru di sini, kecuali kalau kamu udah sukses dan bahagia, Nay. Kita kan teman Nay, aku juga udah anggap kamu saudara aku, kamu jangan sungkan ya," ucap Linda yang berlalu meninggalkan Nayla seorang diri di ruang tamu.
Setelah sahabatnya memberitahukan tempat kamarnya, Nayla melangkah menuju kamar yang sederhana. Ia membuka pintu dan masuk ke dalam sambil membawa tasnya yang berisi pakaiannya, ia memasukkan baju-baju ke dalam lemari kosong yang sudah di sediakan oleh Linda. Setelah selesai membereskannya, Nayla menghampiri sahabatnya yang sedang memanaskan makanan yang tadi di belinya.
"Kapan kamu masak, Lin?" tanya Nayla.
"Mana sempat aku masak, Nay. Tadi sebelum jemput kamu, aku beli makanan dulu buat kita, ayo kita makan Nay," Linda menyiapkan makanan yang sudah ia panaskan.
"Oh, kirain. Kamu masak sendiri, baru juga aku ingin memuji mu, maaf ya merepotkan kamu lagi."
"Kamu kayak siapa aja, kita sama-sama lelah juga kan, aku juga kalau gak sempat masak ya beli, Nay. tahu sendiri Nay kalau pulang kerja aku cape banget, boro-boro buat masak. Pengennya langsung rebahan di kasur. Ayo makan, mumpung masih anget, Nay." ucap Linda yang sudah memakan makanannya.
"Iya aku juga laper banget, di perjalanan tahu sendiri di kasih istirahatnya cuma benar doang. Mana sempet buat makan, paling cuma bisa beli makanan ringan sama minum doang." Nayla duduk di kursi meja makan yang sederhana.
Makan malam yang dilakukan oleh dua sahabat itu, diiringi dengan obrolan yang membuat mereka lupa dengan waktu yang sudah semakin larut. Sesudah selesai makan Nayla dan Linda membereskan piring dan mencucinya, ia melangkah menuju kamarnya, untuk beristirahat. Karena besok harus kerja lagi dan memperkenalkan Nayla kepada bosnya untuk bekerja.
.
.
.
.
Pagi harinya Nayla bangun tidur lebih dulu, ia melihat jam menunjukan jam lima pagi, masih ada waktu subuh buat menunaikan sholat, selesai sholat Nayla membangunkan Linda yang masih tidur.
"Lin, bangun. Ini udah mau siang loh, kamu gak kerja pa?" ucap Nayla yang sambil menggoyangkan bahu sahabatnya.
Linda mengerjap matanya yang masih mengantuk, ia melihat sekeliling dan bangun dari tempat tidur, melangkah menuju tempat kamar mandi untuk membersihkan badannya.
"Memang jam berapa sekarang, Nay?" ucap Linda yang berlalu menuju kamar mandi.
"Jam setengah Eman, memang gak kerja, Lin." tanya Nayla.
"Kerja lah, Nay. Kalau gak kerja bisa di pecat aku, mana bos nya dingin dan galak lagi. Serem banget dech," ucap Linda lagi.
"Masa sih, galak dan dingin. Emang kayak gimana bos kamu?" tanya nayla yang tak ada jawaban oleh sahabatnya.
Selesai bersih-bersih, Nayla dan Linda berangkat pagi-pagi. Untuk memberitahukan kepada Nayla lingkungan daerah sini, sambil mencari sarapan pagi mereka.
"Nay kita sarapannya di jalan aja ya, sambil liat mana yang kamu suka buat sarapan, kalau kita masak keburu telat kita."
"Iya gak apa-apa kok, santai aja." jawab Nayla yang merapihkan pakaiannya.
Setelah sarapan di pinggir jalan, Nayla dan Linda baru sampai di tempat kerja, Nayla sempat grogi dan malu, dengan tidak percaya diri. Takut tidak di terima oleh bosnya. Linda menyemangati sahabatnya, agar tidak grogi.
Setibanya di depan restoran, Linda buru-buru masuk ke dalam ruangan, melihat apakah bosnya sudah datang atau belum. Ia meninggalkan Nayla seorang diri di depan lestoran tempat ia bekerja.
"Nay, aku ke dalam dulu ya, mau ngecek beberapa yang tertinggal, sebelum bos datang. Entar aku balik lagi ke sini, oke." ucap Linda yang berlalu meninggalkan Nayla seorang diri.
Nayla yang di tinggalkan seorang diri oleh sahabatnya , di depan lestoran yang cukup besar, membuat Nayla takjub dengan kemewahan tempat kerja Sahabatnya. Tiba-tiba ada sebuah mobil mewah terparkir di depan lestoran itu, ada seorang pria tampan turun dari mobil dan berjalan angkuh dan dingin. Pria itu menutup pintu mobilnya dengan nada yang kencang, membuat Nayla merasa kaget dan..
.
.
.
*Heh. P**elan-pelan dong tutup pintunya, mentang-mentang punya mobil bagus*. Seenaknya saja, gak mikir ada orang.
like, komen, dan kasih hadiah ya kskak-kakak 🙏🙏🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 92 Episodes
Comments