bab 3

Pagi harinya Nayla mengemas baju-bajunya ke dalam tas, saking senengnya dapat ijin dari Papah dan Mamahnya.

Sempat lupa untuk mengabarkan temannya yang di kota, karena telah mendapat izin. Sesudah berkemas baju yang mau ia bawa, Nayla mengambil ponselnya untuk mengabarkan temannya yang sudah di kota.

Panggilan tersambung...

Tut...Tut...Tut....

"Halo," jawab Linda.

"Iya, halo, Lin."

"Gimana? Udah dapat izin belom dari orang tuamu?" tanya Linda kepada Nayla.

"Udah dong. Hehehe...," ucap Nayla yang cengengesan.

"Duh, yang dapat izin bahagia banget. Nanti aku ada temannya, gak sendirian lagi di kos kosan." jawab Linda.

"Iya, tungguin aku ya, kayaknya aku berangkatnya aga siangan deh, soalnya mau beres-beres baju dulu, paling sampai di situ aga malam. Gak apa-apa kan!"

"Iya gak apa-apa, kamu mau naik mobil apa naik kereta Nay?" tanya Linda.

"Kayaknya naik mobil deh, kamu jemput aku di terminal ya,"

"Itu mah beres, kamu tinggal kabarin kalau udah nyampe di terminal ya,"

"Iya, entar aku kabarin kalau udah nyampe, kamu gak kerja, Lin?" tanya Nayla.

"Kerja lah, aku gak mau di pecat."

"Hati-hati ya,"

"Eh, harusnya aku yang bilang kayak gitu N A Y L A."

Ha.. ha.. ha..

Nayla tertawa mendengar omongan sahabatnya, panggilan terputus. Ia menyimpan ponselnya ditempat tidurnya.

Ketukan pintu mengalihkan perhatian Nayla yang ingin meneruskan mengemaskan baju-bajunya. Ia beranjak dan membukakan pintu, masuk lah Mamanya.

"Nay, apakah sudah beres, memasukan barang-barang yang ingin Nay bawa." tanya Mamanya.

"Sudah, Mah. Nayla juga gak bawa barang banyak, hanya saja yang Nay butuhkan di sana, bawanya juga ribet dan berat." ucap Nayla yang sudah membereskan dan menyimpan tas besarnya.

"Nay, pesan Mama. Jangan pernah tinggalkan kewajiban seorang muslim, jaga kesehatan kamu. Yang penting jangan pernah melakukan apapun yang membuat Mama dan Papa kecewa sama kamu, buat Mama dan Papa bangga terhadap mu."

"Siap, Bos." sambil hormat kepada Mamahnya.

"Mamah tenang aja, Nay akan jaga diri Nay sendiri, Mamah gak usah khawatir tentang itu. Hanya yang butuhkan doa yang terbaik untuk Nay, doakan semoga kedepannya Nay bisa bahagiakan Mama dan Papa, bisa bikin Mama dan Papa bangga terhadap, Nay." ucap Nayla sambil menghampiri Mamanya, ia memeluk wanita yang selalu ada untuknya.

"Iya Nay, Mama doakan yang terbaik buat anak Mama, semoga kamu menjadi orang yang sukses dan bisa juga meningkatkan derajat kita." sambil membalas pelukan sang anak.

"Amiinn...,"

"Tapi Mama akan kesepian tanpa kamu, Nay."

"Gak usah khawatir, Mah. Kan ada si biang kerok, Adeknya Nay yang paling bandel. Mama gak akan kesepian lagi." ucap Nayla yang tahu betapa Mamanya yang berat meninggalkan dirinya.

"Adek kamu mah, tahunya main sama main saja. Mama jadi kesepian, gak ada kamu di rumah ini."

"Kan masih bisa telponan, Mah. Kalau Mama kangen kabarin Nayla, kalau ada sesuatu langsung hubungi Nayla ya,"

"Kok, Mama jadi cengeng banget sih, mana Mama Nayla yang kuat yang suka marah-marah?" jawab Nayla lagi.

"Ini juga gara-gara kamu, Nay. Kalau Mama kangen marahin kamu, bercanda kayak gini, gimana? Adek kamu gak bisa d andalkan. Di rumah ini Papa kamu juga sibuk kerja. Mama kesepian tanpa kamu, bagaimana pun ini sudah keputusan kamu, Mama hanya mendoakan yang terbaik untuk kamu."

"Udah ah, Mah. Jangan sedih, mending kita masak buat makan siang nanti."

Selesai berbicara dengan Mamahnya, Nayla menarik tangan Mamahnya menuju dapur, ia dan Mamanya memasak ala kadarnya di kampung halaman Nayla.

"Nayla berjanji, Mah. Suatu hari nanti akan membahagiakan keluarga kita. Mama tak usah lagi bekerja mencuci dan menggosok pakaian tetangga lagi." batinnya berkata.

Selesai membantu Mama memasak, ia meninggalkan Mamanya seorang diri, yang sedang menata masakannya. ia melangkah menuju kamar orang tuanya, memanggil sang Papa, untuk makan bersama. Papa tidak bekerja dan meminta izin untuk tidak masuk hari ini, karena ingin mengantarkan sang anak menuju terminal.

Tok... Tok... Tok...

"Pah..," panggil Nayla menghampiri kamar orang tuanya.

"Pah, kita makan dulu. mumpung masih anget, Pah."

"Iya bentar, Nak." sahut Papah Nayla.

Papanya menghampiri, melihat anak dan istrinya duduk d meja yang sederhana. Papa Nayla duduk di meja makan yang sudah tersaji makanan, Mamanya melayani suaminya dengan baik. Setelah itu mengambilkan untuk Nayla. Adeknya Nayla belum pulang karena ada les tambahan.

Selesai makan siang, Nayla siap-siap buat berangkat ke kota. Semua persiapan udah mulai selesai dan tinggal keberangkatannya ke terminal bersama Papahnya.

Berpamitan sama Mamahnya, yang penuh haru, Nayla di antar naik motor sampai terminal. Setibanya di terminal Nayla pamitan dan cium tangan Papahnya untuk meminta doa semoga dalam perjalanannya lancar sampai tujuan.

"Jaga diri kamu baik-baik ya, kabarin kalau terjadi sesuatu sama kamu di sana, Nay." pesan Papahnya terhadap sang anak.

"Iya, Pah. Nayla akan jaga diri selama di sana, Papah juga harus jagain Mamah sama Adeknya, Nay. Yang nakal itu ya." jawab Nayla.

"Dah, Pah. Assalamu'alaikum." ucapnya sambil melambaikan tangannya.

Nayla langsung naik ke mobil yang bentar lagi akan berangkat, Nayla duduk di dekat jendela, sambil melihat Papahnya.

Nayla tersenyum melihat papahnya tersenyum, mobil berjalan meninggalkan halaman kampung tempat tinggal Nayla.

Menikmati perjalanannya, Nayla membayangkan betapa ia sangat merindukan Keluarga dan kampung halamannya.

.

.

.

Nayla berjanji, Pah. mah. buat bahagiakan Keluarga kita. dan membanggakan Mama dan Papa suatu hari nanti, ketika Nayla sudah sukses. Tungguin Nayla pulang membawa kebahagiaan untuk Papa dan Mama..

Terpopuler

Comments

Welly Nabuasa

Welly Nabuasa

tlg ya mba klw bacaan nya ada fotonya makin seru klw baca

2022-11-04

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!