Bab 5

"Gimana ujiannya tadi?" tanya Jill pada Kinanti. Kinanti yang sedang minum salah satu merk air mineral tersebut tersedak. Darimana Jill tau dia sedang ujian.

"Tadi cukup mudah, mungkin karena gw sudah sering latihan dari kelas 10,Jill" jelas Kinanti. Sembari menyerahkan 1 botol air dingin mineral untuk Jill.

"Kangen banget sama kamu, Kinan" ucap Jill jujur. Satu-satunya sepupu perempuan yang Jill punya. Sepupu dari pihak Daddynya semua laki-laki. Hanya, Kinan seorang sepupu perempuannya. Sayang tinggal jauh dari negara tempat tinggalnya. Beberapa kali, Jill video call dan mengajak Kinanti, sekolah dan tinggal bersamanya di Paris. Tapi, Kinan selalu menolak dengan alasan tidak bisa jauh dari Ibunya. Buktinya sekarang dia mengejar kuliah di Yogyakarta, sedangkan tantenya di Surabaya. Aneh, Kinan memang!

"Iya, mana kamu makin gede, makin cantik bangett, Jill!. Pakai skincare apa sih, Jill" tanya Kinanti menepuk pundak Jill.

"Ga pake apapun Kinanti, original asli dari Pabriknya" kekeh Jill menepuk tangan Kinanti.

"Emang bener kamu mau di jodohin sama tante, Jill?! Kamu ma..

Ucapan Kinanti terputus karena dehemam seseorang.

Ehemm...!

Menoleh ke arah suara, refleks Kinanti berdiri dan memegang lengan pria kemeja biru muda yang di gulung ke atas tersebut. Sepertinya baru pulang kerja.

Jill menatap lingkaran jam di tangannya, Pkl. 19.15 wib,sambil melihat sekeliling cafe tempatnya nongkrong, rata-rata pegawai kantoran yang sedang menikmati waktunya sembari menunggu kemacetan terurai. Pantas saja ramai sudah jam pulang kerja toh!, batin Jill.

Saking asyiknya ngobrol dengan Kinanti, tidak sadar sudah 2 jam di Cafe ini. Kinanti sengaja berlama-lama di cafe ini, demi menghindari obrolan Mommy dan Pamannya. Ck!

Beralih ke Kinanti yang menghampiri pria itu, mengajak Pria tersebut duduk di sebelah Kinanti. Jill hanya terus memandang mereka tanpa suara..

Satu kata untuk Pria tersebut, tampan!

Tapi bukan tipenya..

Bukan idaman Jill..

Aura-nya sangat jauh dari Daddynya, batin Jiill membandingkan.

Dia lupa, karakter manusia tak pernah sama!

"Jill, kenalin pacar aku, Marchel"

"Beib, kenalin ini Jill, sepupu aku. Baru tiba siang ini dari Paris" ucap Kinanti menjelaskan.

"Hai.. Aku Jill. Silakan duduk" ucap Jill mempersilahkan pria di depannya duduk.

"Mau minum apa, Beib?" tanya Kinanti dengan suara manjanya. Kinanti sudah menjalin kasih dengan Marchel sejak dia duduk di kelas 2 SMA, dan Marchel adalah Kakak Kelasnya di SMA yang sama. Kinanti yang menyukai Marchel, siswa populer di sekolahnya. Kinanti juga yang menyatakan cinta lebih dulu pada Marchel. Mendapat 69 kali penolakan dari Marchel, tidak membuat Kinanti menyerah. Hingga akhirnya Marchel mengiyakan di pernyataan cinta ke 70,bertepatan dengan ulang tahun sekolahnya.

"Biasa aja Nan, Black Coffee less Sugar" ucap Marchell sembari memainkan ponselnya mengecek emailnya, tanpa menatap Kinanti.

"Bentar ya, aku order dulu. Kalian ngobrol aja dulu" ucap Kinanti menengadahkan tangannya pada Marchel, dan menerima credit card untuk pembayaran kopi hitam tersebut.

Bukan karena Kinanti tidak mampu bayar. Tapi memang Marchel tidak pernah mau di traktir oleh perempuan. Meskipun kekasihnya sendiri.

Kinanti segera menuju counter pemesanan Black Coffee. Sembari melirik ke arah meja no. 27 tempatnya tadi.

Semenit

Lima menit

Sepuluh menit

Tak ada sepatah kata pun yang terlontar dari Jill dan Marchel dalam pandangan Kinanti. Bahkan hanya sekedar basa basi pun, tidak.

Kinanti yang sengaja mengetes sepupu dan kekasihnya tersebut menggeleng tidak percaya, melihat kelakuan mereka berdua. Dingin ketemu Kulkas. Klop Bekunya!! batin Kinanti. Pada akhirnya, dia percaya, kekasihnya tidak akan tertarik dengan sepupunya yang sangat cantik itu. Begitu pun, sepupunya Jill, sepertinya tidak tertarik dengan pria tampan di depannya. Kinanti tersenyum puas.

"Jadi, bagaimana Jill tentang omongan tante tadi, kamu mau kalau di jodohin sama kolega papa?!" tanya ulang Kinanti, dengan segelas Black Coffee less sugar ditangannya. Di letakkan di depan kekasihnya.

Marchel pura-pura tidak mendengar obrolan mereka dan tetap lanjut membalas email dari clientnya.

"Ogah ah.. ga minat, Nan" ucap Jill bergidik, membayangkan dirinya yang masih belia, yang harus bersenang-senang di masa mudanya, malah berperut buncit dengan anak yang lahir tiap tahunnya.

"No..."! Jill mengibaskan tangannya, menghalau mimpinya tersebut. Membuat heran Kinanti dan Marchell atas kibasan tangannya tersebut.

"Emang belum ada calon gebetan, Jill" ucap Kinanti terus terang.

"Ga ah, buat apa. Nanti pasti datang sendiri" jawab Jill santai. Emang iya, pria ngapain di kejar. Capek dong lari-lari mengejar,batin Jill.

"Gimana datangnya, kalau ga kenalan dulu, Jill"

"Ntar aja ah bahasnya, belum waktunya"

"Kamu, ga ada teman yang bisa di kenalin sama Jill, beib? Bukan tanpa alasan Kinanti bertanya. Lingkungan kerja kekasihnya selalu berhubungan dengan Direktur-Direktur Perusahaan dari yang muda sampai yang sudah sepuh. Tapi Kinanti berharap, salah satu Direktur muda bisa kekasihnya kenalkan pada sepupunya ini.

"Tergantung.. jawab Marchell akhirnya membuka suara

" Tergantung dia suka pria yang seperti apa dulu dong, Kinan" jawab Marchel lagi. Yang membuat Jill mendelik padanya.

" Sixpack, putih, tinggi, CEO atau..

" Tidak usah, terima kasih.. Saya tidak punya kriteria apapun. Cukup Pria yang bisa membuat saya jatuh cinta saja, sudah cukup! ", papar Jill jengah dengan pria di depannya.

Marchell terdiam mendengar penjelasan wanita di depannya. Menarik, batin Marchell. Menatap mata biru wanita di depannya, satu kata menurut Marchel, Cantik! Dengan mata biru dan wajah Flawlessnya. Marchell tersadar, karena tadi hanya sekilas melihat Jill sebelum fokus ke email clientnya.

"Lalu, katakan bagaimana caranya, pria akan membuatmu jatuh cinta tanpa berkenalan lebih dulu,Jill?Benar?" tanya Marchel memastikan namanya. Baru kali ini dia penasaran dengan orang yang baru di kenalnya kurang dari sejam!

"Yes.." angguk Jill, terdiam tanpa menjawab pertanyaan Marchell sebelumnya. Jill hanya menjawab pertanyaan paling akhir Marchel. Menurutnya, buat apa menjawab pertanyaan seperti itu.

Tapi berbeda dengan Marchel, yang masih penasaran menunggu jawaban tersebut.

"How Jill?" tanya Marchel lagi dengan alis naik turun.

"No comment" ucap Jill santai. Lalu berdiri dan mengambil handbag-nya.

"Kinan, aku duluan ke rumah sakit ya. Takutnya, Daddy dan Maxime mencariku. Lihatlah, sudah 73 panggilan dari Maxime masuk dari tadi, ucap Jill sambil menunjukkan ponselnya.

" Astaga, kenapa tidak kau angkat, Jill?. Maxime pasti marah besar kali ini. Kau tau Max lebih cerewet daripada Om Abellard.

" Iya, tadi aku silent "

" Aku duluan ya.. Aku masih ingat arah rumah sakit kok. Itu kan? ", tunjuk Jill ke arah rumah sakit yang berjarak beberapa meter dari Cafe tempat mereka nongkrong saat ini.

"Baiklah, hati-hati Jill"

Jill melangkah pergi setelah berpamitan dengan Jill dan kekasihnya tersebut.

Sebenarnya, Jill hanya malas berlama-lama dengan kekasih sepupunya itu. Jill tidak nyaman dengan pertanyaan Marchel.

Sebenarnya pertanyaannya masih wajar. Hanya, Jilll tidak suka saja.

Whateverlah, batin Jill!

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!