Landing dengan sempurna di Bandara Internasional Soekarno-Hatta, menempuh perjalanan selama 16 jam 20 menit lamanya, dari Aeroport Paris-Charles de Gaulle.
Hembusan nafas lega terdengar dari Abellard setelah Pramugari membuka pintu pesawat. Akhirnya selamat juga, batin Abellard. Bagaimana tidak, pesawat sempat berputar beberapa kali di holding area. Abellard yang pertama kali naik pesawat komersial, memeluk istrinya erat,dan berpikiran negatif.
"Jika aku mati lebih dulu, apa kau akan balikkan dengan si Tigor, mantanmu itu? tanya Abellard serius, saat pesawat masih terus berputar-putar
Pertanyaan konyol Abellard yang disambut tawa pelan kedua anak dan istrinya.
" Tenang Dad, aku yang akan memberkati Mommy dan Papa baru kami nanti" ucap Maxim bercanda. Sedangkan Jill masih terus menahan tawanya, akibat pertanyaan konyol Daddynya.
"Dan aku yang akan jadi bridesmaid mommy, Dad" kekeh Jill sambil mengangkat 2 jarinya membentuk tanda V. Lalu menahan perutnya kembali. Sungguh Jill ingin meledakkan tawanya, tapi takut di protes penumpang yang juga sedang tegang karena pesawat belum landing dari waktu yang di tentukan.
Ingin mengutuk kedua anaknya, yang tidak mendukungnya, malah mendukung Mommynya dengan si Tigor. Tapi takut Tuhan mendengar kutukannya dan melaksanakannya. Jangan!
"Awas kalian berdua ya.Tunggu pesawat ini landing, Daddy remes kalian berdua" ucap Abellard, sambil memperagakan cara meremas dengan kedua telapak tangannya.
"Jill..tega sama Daddy" ucap Abellard memasang mimik sesedih mungkin dan melirik putrinya. Yang di lirik, malah makin tertawa. Ih gemes, pengen ku cubit pipinya pakai tang, ucap Abellard dalam hati.
"Sudahlah sayang, mereka hanya bercanda saja. Tenanglah, jika itu terjadi, aku tidak akan menikah dengan Tigor" ucap Ditha mengelus tangan suaminya. Abellard bernafas lega. Dia tidak terima, jika istrinya di miliki pria lain. Big No!!
"Tapi aku akan menikah dengan paribanku, si Andi Siregar" ucap Dhita jahil. Ia tau bakal seperti apa respon, suami pencemburu buta tersebut.
"Hahahaha..." akhirnya lepas sudah tawa Jill dan Maxime mendengar candaan mommynya, disambut pelototan para penumpang.
"Kau.... Benar-benar ya..." jawab Abellard sedih. Ternyata besarnya cinta Abellard tidak cukup membuat istrinya tidak berpaling ke kaum adam lainnya. Ingin rasanya Abellard, menangis, jika tidak tau tempat.
"Jangan peluk aku, sayang!. Aku marah" ucap Abellard sungguh-sungguh. Entah kenapa, semarah apapun dirinya, dia masih tetap memanggil istrinya dengan panggilan sayang.
"Sayang aku hanya bercanda. Mana mungkin aku bisa berpaling dari pria sepertimu. Semua yang perempuan di dunia ini inginkan, ada padamu" ucap Dhita coba menggombal suaminya.
"Bohong" tuduh Abellard. Padahal hatinya berdetak cepat, di gombal istrinya dengan kalimat seperti itu.
Ayo, gombal lagi, batin Abellard.
"Benar Hasian" ucap Dhita merayu. Kata "hasian", kata yang paling Abellard sukai dari semua bahasa. Karena Abellard tahu, jika istrinya sudah mengucapkan kata tersebut,istrinya sungguh-sungguh.
"Benarkah Mom?, Mommy sangat mencintai Pria pencemburu di sebelah Mommy? tanya Maxime masih terkekeh.
"Tentu saja" jawab Dhita sambil mengecup pipi kiri suaminya. Yang membuat suaminya serasa melayang dengan 2 kata pendek itu.
"Jadi, jika ada yang lebih tampan dari Daddy, lebih gagah dan lebih kaya, bagaimana Mom? kali ini pertanyaan dari Jill, Putrinya.
" Mommy pertimbangkan" jawaban yang sukses membuat Jill dan Maxime tertawa kembali. Sedangkan Abellard, yang baru saja melayang dengan dua kata Dhita sebelumnya, mendadak lesu. Baru aja naik, langsung di hempaskan ke bumi. Parah! pikir Abellard langsung, sambil melirik tajam mereka bertiga.
"Maafkan aku sayang, hanya bercanda, supaya kau tidak cemas menunggu pesawat landing" ucap Dhita, coba merayu suaminya kembali.
"Lihat, kau sudah tidak cemas lagi kan? Malah berganti marah sekarang" ucap Dhita mengedipkan matanya. Memang susah melebutkan hati Lion-nya ini.
"Aku mending cemas karena pesawat gagal landing daripada cemas kau memikirkan pria lain, sayang" balas Abellard menatap istrinya sungguh-sungguh. Sedangkan kedua anaknya, langsung menggunakan headphone, pura-pura tidak tau Daddynya mode marah saat ini.
"Holan ho do hasianku (hanya kau sayangku) " bisik Dhita, yang membuat Lionnya senyum-senyum dan melupakan amarahnya. Abellard tidak tau arti 3 kata depannya, yang penting telinganya menangkap kata "hasian" (sayang)sudah cukup baginya.
Ingin membuka seatbelt sebentar, dan memeluk istrinya sebagai balasan kata hasiannya, Abellard terkejut mendengar instruksi dari Pramugari agar penumpang tetap di tempatnya dan mengencangkan seatbelt, karena pesawat akan landing segera.
Menempuh jarak 40 menit untuk tiba di salah satu rumah sakit jantung terbaik di Jakarta. Mereka turun tanpa ada yang menyambut, karena iparnya, Dika, pulang sebentar untuk mengganti pakaian. Namun iparnya, sudah memberitahu Abellard ruangan tempat mertuanya di rawat via WhatsApp.
"Mom,untuk apa kita ke rumah sakit? Siapa yang sakit, mom?" tanya Jill penasaran. Mendadak perasaannya tak enak. Siapa yang akan mereka jenguk? Apakah Oma-nya?
Maxime yang sudah lebih dulu di beritahu alasan mereka berkunjung ke Jakarta pun mendadak diam. Dia tahu, adiknya sangat dekat dengan Omanya. Hampir setiap hari mereka selalu video call. Bahkan saat memasak pun, adiknya akan menelpon omanya untuk sekedar menanyakan resep masakan Indonesia. Karena Jill tahu, Daddy dan dirinya sangat suka masakan Indonesia.
"Mom, please. Siapa yang kita jenguk" tanya Jill kembali lalu menatap Daddy dan Maxime. Saat melihat Maxime diam saja, tidak bertanya apapun. Jill sadar, hanya dia yang tidak tau tujuan kedatangan mereka ke Indonesia.
"Apa Oma yang di rawat di sini, Mom, Dad?"ulang Jill kembali.
Melihat Mommynya mulai terisak,Jill paham, pasti Omanya yang sedang di rawat.
Tapi kenapa tidak ada satupun dari mereka yang memberitahunya. Bahkan dia masih sempat tertawa di pesawat tadi, padahal oma kesayangannya sedang berjuang hidup dan mati. Kau bodoh Jill! Bisa-bisanya tidak tau Oma sakit! Batin Jill. Dia mulai terisak.
"No.. Jangan menangis sayang. Maafkan Mommy dan Daddy merahasiakan ini darimu. Kami hanya tidak mau kau menangis sepanjang perjalanan. Kau tau pasti, Oma tidak suka melihatmu menangis. Ayo, kita masuk, dan jangan perlihatkan air mata kita di depan Oma. Supaya Oma kuat melawan penyakitnya dan lekas sembuh. Kau mau melakukannya untuk Oma, sayang? tanya Abellard sembari menghapuskan air mata putrinya. Dan memberi kode kepada istrinya supaya berhenti menangis.
"Ayo ke toilet sebentar" ajak Maxime mengulurkan tangannya ke Jill. Ia selalu merasa sedih setiap adik kembarnya menangis. Mungkin ini yang dinamakan ikatan batin anak kembar.
"Memang, Oma di toilet?" tanya Jill, yang terdengar bodoh di telinga Maxime.
"Bukan, mau mencuci wajahmu, sebelum masuk ke ruangan Oma. Mommynya juga, ayo" ucap Maxime mengulurkan tangan satunya lagi ke Mommynya.
"Jangan modus kamu, ingin pegang tangan istri Daddy ya!. Biar Daddy yang antar Mommymu ke toilet. Jaga Jill" ucap Abellard berjalan mendahului anak-anaknya.
"Ish, padahal sama-sama mau ke toilet, kenapa ga barengan saja. Dasar pria bucin"! Ucap Maxime pelan, namun terdengar oleh Abellard.
"Daddy mendengarmu, Max!".
"Daddy doakan kau berlipat kali bucin dari Daddy, Max!"
"Never!!" jawab Maxime, menggandeng adiknya menuju toilet perempuan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 38 Episodes
Comments
madam_sosin
aq baca berurut ko tenang ya
2022-10-16
0