Matahari sudah menampakkan cahayanya pada dunia. Burung-burung kecil bernyanyi riang dengan kicauannya yang saling bersahutan. Suasana pagi hari yang hangat seolah memberi semangat. Tapi tak demikian dengan Delia. Sudah jam 6 lewat,tapi Delia masih enggan beranjak dari kasur empuknya.
" Del,kamu udah bangun ?" teriak bu Susi dari luar kamar.
"udah ma,bentar lagi Delia keluar" sahutnya dari dalam kamar dengan malas.
"kenapa males banget rasanya ?" tanyanya pada pantulan wajahnya di cermin besar di atas wastafel.
Beberapa menit kemudian Delia keluar dari kamarnya,ia segera duduk di bangku meja makan. Segelas susu yang sudah disiapkan oleh ibunya segera diminum hingga tandas dalam sekali teguk. Lalu memasukkan kotak bekal makanannya ke dalam tas sekolahnya. Memang sudah menjadi kebiasaan,Delia selalu membawa bekal untuk ia makan saat jam istirahat.
Tin tiiin.....
suara klakson motor Rehan memanggil Delia. Gadis itu pun bangkit dari duduknya lalu meraih tangan ibunya untuk salim. Setelahnya ia berjalan keluar rumah. Seperti biasa,bu Susi akan mengantar Delia sampai ke depan rumah. Saat Delia dan ibunya sudah tampak keluar Rehan turun dari motornya lalu menghampiri bu Susi untuk salim.
"pagi tante ?" sapa Rehan pada bu Susi dijawab semestinya.
Lalu bu Susi berjalan ke halaman samping,untuk menyirami tanamannya setiap pagi dan sore. Sementara Rehan dan Delia duduk-duduk dulu di teras depan rumah sambil menunggu waktu.
Karena waktu yang sudah siang,takut telat sampai sekolah. Rehan mengajak Delia untuk berangkat. Delia berjalan dengan malas berangkat ke sekolah. Sementara Rehan sudah menyalakan mesin motor bebeknya.
Baru saja mendudukkan bokongnya di boncengan motor Rehan,dan Rehan sudah menginjak gigi 1 tiba-tiba Delia minta turun lagi dan segera berlari ke halaman samping rumahnya dimana sang ibu yang sedang asyik menyirami tanaman-tanamannya.
"loh,kok belum berangkat,udah siang. nanti kalian telat loh ke sekolahnya" tanya Bu Susi
Tanpa banyak kata,Delia meraih tangan ibunya yang sedikit kotor terkena tanah dan ada daun-daun kecil yang menempel di tangan. Lalu salim lagi sampai berulang ulang,dan satu hal yang cukup aneh,karena Delia tiba-tiba minta ibunya itu mencium keningnya,padahal tak biasanya.
Delia kemudian berlari dan naik ke boncengan motor Rehan. Mereka pun akhirnya berangkat sekolah. Karena jarak ke sekolah tak seberapa jauh dalam waktu 20 menit keduanya sudah sampai di sekolah. Beruntung keduanya datang sebelum bel masuk berbunyi.
Delia masih saja berjalan dengan malas. Rehan yang melihat sikap aneh Delia pun tak segera bertanya.
"kamu kenapa sih,aneh banget hari ini ?" tanya Rehan ingin tahu.
Tapi tak dijawab oleh sahabatnya itu,justru Delia melenggang meninggalkan Rehan yang masih terdiam ditempatnya. Menyadari dirinya ditinggal,Rehan segera berlari menyusul langkah Delia.
Delia dan Rehan segera duduk dibangku mereka yang berada di barisan tengah paling belakang. Semua teman-temannya memandang aneh pada Delia yang terlihat gelisah,padahal biasanya gadis itu cukup ceria.
Beberapa jam berlalu,jam sekolah berakhir. Delia mengajak Rehan untuk cepat-cepat pulang. Bahkan ia menarik-narik seragam Rehan agar lelaki itu segera bangkit dari duduknya untuk segera pulang.
Delia merasakan firasat tak enak sejak dari bangun tidur. Bahkan sampai dia merasa malas pergi ke sekolah. Puncaknya,setelah bel jam pulang sekolah berbunyi.
Benar saja,setibanya di rumah. Delia mendapati sebuah bendera putih dengan palang hitam berkibar di depan rumahnya. Sudah banyak orang hadir disana.
Dengan langkah yang terasa berat,Delia masuk ke dalam rumahnya. Ruang tamu sudah dalam keadaan kosong. Kursi dan meja sudah di pindah entah kemana. Karpet sudah digelar menutupi seluruh ruang tamu.
"ibu....." tubuh Delia seketika luluh,terjatuh lemas ke lantai,beruntung Rehan yang masih berada di belakangnya dengan sigap menangkap tubuh Delia yang jatuh sehingga tak sampai membentur lantai.
Di ruang tamu itu ada jenasah yang ditutupi kain putih jenasah dengan foto yang dikalungi dengan rangkaian bunga melati. Terjawab sudah firasatnya,sang ibu sudah tiada. Sudah terbujur kaku tak lagi bernyawa.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 33 Episodes
Comments