"ya sudah,kalau gitu abang balik dulu ya,oh iya apa kamu butuh orang buat ngebantuin kamu bikin kue?" ucap pria berlesung pipit itu sebelum beranjak meninggalkan Delia dengan kesibukan membuat kue pesanan.
Delia menggeleng pelan sambil menarik sudut bibirnya ke samping,terlihat manis sekali walau wajah ayu nya belepotan oleh tepung.
Bang Joko lalu keluar dari rumah Delia. Lalu mengarahkan motornya ke sebuah rumah tak jauh dari rumah Delia. Ia mengetuk pintu rumah tersebut. Tak lama berselang,keluar seorang gadis yang mungkin masih usia SMA.
"Eh,bang Joko. Ada apa bang ?" tanya gadis itu sambil keluar dari rumah.
Joko pun mengutarakan apa maksud kedatangannya yang ingin agar gadis itu membantu Delia yang sibuk membuat pesanan kue. Tapi Joko memberi syarat agar tidak mengatakan kalau dialah yang meminta untuk bantu-bantu disana.
Gadis remaja itu mengacungkan jempolnya tanda setuju. Ia lalu masuk lagi ke dalam rumahnya,mungkin berganti pakaian dulu dan berpamitan kepada orang rumahnya agar tidak khawatir. Beberapa menit kemudian,gadis berambut panjang itu pun kembali keluar rumah dengan sudah mengenakan jaket dan segera naik ke boncengan motor milik Joko.
Jam sudah menunjukkan pukul 9 malam,Delia sudah selesai membuat kue pesanan pelanggannya tepat sebelum kue itu diambil oleh si pemesan yang mengatakan akan mengambil pesanannya jam setengah sepuluh.
Delia mengucapkan terima kasih pada Amel,gadis manis yang tadi diminta oleh bang Joko untuk membantunya membuat pesanan kue. Amel tersenyum menunjukkan rentetan giginya yang berjajar rapi.
"iya kak,sama-sama. Aku juga seneng bisa bantuin kak Delia. Lagian aku gak ada kerjaan dirumah,jadi aku putusin aja ke rumah kak Delia,siapa tau ada yang bisa aku kerjain disini" ucap Amel beralasan.
Setelah puas ngobrol berdua,Delia meminta agar Amel pulang ke rumahnya. Amel pun mengangguk setuju,karena memang besok paginya ia harus bangun pagi untuk sekolah. Baru beberapa meter melangkahkan kakinya meninggalkan rumah Delia,sebuah mobil berwarna putih berhenti. Seorang wanita paruh baya keluar dari pintu bagian belakang lalu mendekati Amel.
"maaf neng,kalau rumahnya neng Delia yang punya toko kue di ujung jalan itu dimana ya ?" tanya wanita itu sopan.
Amel pun menjawab dengan mengarahkan satu jarinya menunjuk ke rumah berpagar hitam yang baru saja menutup pagarnya itu. Si wanita yang memakai baju pelayan itu mengucapkan terima kasih lalu kembali masuk ke dalam mobil.
...****************...
Tak terasa pagi pun menjelma,Delia terbangun dari tidurnya yang terasa nyaman. Semalam ia sempat bermimpi bertemu dengan Rehan,sahabat yang sudah lama tak ia jumpai sejak pria itu menikah. Rehan memang sudah dijodohkan dengan seorang gadis pilihan orang tuanya sejak dia masih duduk di kelas 12 SMA.
Delia mengusap wajahnya dengan air lalu menyapukan sabun dan meratakan dengan tangannya sambil memijit pelan menyeluruh ke permukaan wajah. Lalu membilasnya menggunakan air sampai busa-busa di wajahnya meluruh terkena air.
Gadis itu masuk kamar mandi,tak lama berselang suara gemericik air pun terdengar. Diselingi suara musik yang masih bisa terdengar sampai ke dalam kamar mandi,Delia mengikuti syair lagu sambil menyanyikannya. Suaranya terdengar cukup merdu bersahutan dengan suara gemericik air .
Delia bergegas keluar dari kamar mandi karena mendengar suara pagar rumahnya digedor dengan keras. Dengan handuk yang masih melilit di kepala,gadis itu keluar rumah untuk melihat siapa yang bertamu dengan cara yang tidak sopan sama sekali,terlebih waktunya masih pagi yaitu masih jam 7 pagi.
"kami orang yang diperintahkan untuk menagih hutang saudara Seno Aji yang sudah jatuh tempo sejak 5 tahun yang lalu" ucap satu diantara 2 pria berbadan tegap yang berdiri dengan angkuh sambil menunjukkan catatan hutang sang ayah.
Delia mengambil kertas berisikan nominal pinjaman beserta bunga yang jumlahnya sudah sangat membengkak. Gadis itu memijit kepalanya yang terasa berdenyut. Sementara 2 pria yang mengenakan jaket kulit dengan warna yang hampir sama itu masih sabar menunggu Delia membayar hutang sang ayah. Lagi dan lagi,Delia hanya meminta maaf karena belum bisa melunasi hutangnya.
Dua pria itu geram,karena tiap kali mereka mendatangi rumahnya Delia tak pernah ada dirumahnya. Itu karena Delia selalu berangkat ke kampus sebelum jam 7 pagi untuk menghindari kemacetan.
"kami beri waktu 4 hari dari sekarang,kalau lewat dari waktu itu mbak tidak juga bisa melunasi hutang ayahnya mbak,maka kami terpaksa akan mengambil cara lain" ancam pria berkepala plontos sebelum meninggalkan rumah Delia.
Hari ini hari Minggu,jadwal Delia untuk bersantai sejenak dirumah. Tapi ia harus merasakan kepala pusing karena mendapat tamu yang tak diinginkan di saat hari masih pagi.
Delia melangkah masuk ke dalam rumah setelah 2 tamunya pergi. Tapi belum juga sempat membuka pintu rumahnya,pagarnya kembali digedor dari arah luar. Gadis itu mengira kalau tamunya masih orang yang sama. Delia salah menduga,kali ini yang datang adalah Rehan,sahabat yang semalam datang di mimpinya.
"Rehan ?"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 33 Episodes
Comments