Bukan Pengantin Pilihan

Bukan Pengantin Pilihan

Awal mulah

"Queen ayo temani aku !!" kata Nara kepada saudara kembarnya.

Sebelum Queen menjawab, Nara sudah menyeretnya keluar.

Mata Queen langsung membulat saat melihat seorang pria tampan baru saja keluar dari mobil, ia kehilangan kata-kata karena terpesona dengan ketampanan pria yang sedang berjalan kearahnya dan Nara.

"Hai, kenalkan namaku Gavin" ucap pria itu memperkenalkan diri, ia mengulurkan tangan nya ke arah Queen.

Queen masih terdiam membeku, ia masih saja menatap wajah Gavin yang begitu tampan.

Alis Gavin mengkerut melihat kelakuan Queen. Saat menyadari hal itu Queen langsung membalas jabatan tangan Gavin, ia merutuki kebodohannya sendiri karena bersikap memalukan.

"Queenara biasa di panggil Queen" balas Nya kemudian.

"Nara benar kalian sangat mirip" ucap Gavin sambil melepaskan tangannya.

"Namanya juga kembar" sahut Nara kemudian.

Gavin langsung terkekeh dan itu berhasil membuat Queen menghangat, ia merasa tawa Gavin begitu indah.

Queen dan Nara adalah kembar identik, keduanya begitu mirip. Mereka hanya memiliki seorang Ayah karena ibu nya sudah meninggal dunia saat melahirkan keduanya.

"Sudah berapa lama kalian pacaran ?" tanya Queen basa-basi saat mereka masuk kedalam rumah.

Gavin menoleh kearah Queen "Mungkin enam bulan" jawabannya.

Di ruang tamu ada sang Papa yang sedang duduk di sofa, melihat kedatangan Nara dan Gavin, senyumnya langsung mengembang. Tapi saat melihat kedatangan Queen senyumnya langsung hilang. Berganti dengan tatapan tajam dan penuh kebencian.

"Aku harus pergi, Papa tidak menyukai kehadiran ku" bisik ku pada Nara.

Namun dengan cepat Nara menahan tangan Queen "Ku mohon tetaplah disini ! temani aku"

Queen merasa bingung dengan sikap Nara, tapi mendengar nada bicara Nara yang menyedihkan membuatnya mengurungkan diri untuk pergi.

Harun berdiri dan mendekati Gavin "Bagaimana kabarmu ? dan apa yang membuat mu datang kesini ?" ucapnya dengan ramah.

"Kabar saya baik Om, saya kesini untuk menyampaikan sesuatu " balas Gavin seraya mencium punggung tangan Harun.

Harun tersenyum mendengar hal itu "Silahkan duduk !"

"Terima kasih Om"

Mereka semua duduk di sofa ruang tamu, tak berapa lama pelayan rumah datang sambil membawakan cemilan dan teh hangat.

"Ada hal penting apa yang ingin kamu sampaikan ?" tanya Harun penasaran.

"Aku ingin melamar Nara putri Om untuk menjadi istriku"

Queen langsung menatap sang Papa, ia pikir Harun akan terkejut mendengar hal itu tapi ternyata salah. Harun bersikap biasa saja namun berbeda dengan Nara, wanita itu langsung menegang dan raut kecemasan sangat nampak di wajahnya.

"Bukan kah ini terlalu cepat ? apalagi kalian baru mengenal beberapa bulan" Queen langsung menyahut saat melihat ekspresi Nara.

Mendengar hal itu Harun langsung memberikan tatapan tajam kepada Queen, ia semakin tak suka dengan sikap putri keduanya itu.

"Diam kamu Queen ! ini bukan urusanmu, lebih baik kau pergi saja" ucap Harun

"Ta-pi Pa"

"Kalau Papa bilang pergi ya pergi" bentak Harun hingga akhirnya tak ada jalan lain selain menurut saja apa yang di katakan Harun.

Queen berdiri ia meninggalkan ruang tamu dan berjalan menuju kolam renang. Disana Queen melepaskan sandalnya lalu mencelupkan kedua kakinya pada air yang tenang itu.

Saat Queen sedang asik menikmati kesendiriannya, tiba-tiba Nara datang wanita itu langsung melakukan hal yang sama seperti Queen.

"Aku akan menikah Queen" ucap Nara langsung.

Queen tak menoleh ia terus menatap kedepan "Bukan kah ini terlalu cepat ? kalian kan baru beberapa bulan pacaran"

"Aku tak bisa menolak nya, karena ini demi Papa"

Mendengar hal itu Queen langsung menoleh dan menatap Nara dengan seksama "Maksudnya gimana ? kenapa demi Papa ?"

"Papa memiliki banyak hutang karena kalah bermain judi, jadi jika aku menikah dengan Gavin maka hutang Papa akan lunas karena Gavin yang akan melunasinya"

Terdengar helaan napas panjang dari Nada, sementara Queen begitu terkejut, ia sama sekali tak tahu apa yang di alami sang Papa.

"Tapi aku yakin pernikahan kalian akan bahagia, karena kan kalian saling mencintai" ucap Queen walau awalnya ia merasa terlalu cepat jika Nara dan Gavin menikah.

Nara tertawa pelan "Kamu tidak merasakan jadi aku Queen. Terkadang aku ingin sekali menjadi dirimu"

"Menjadi diriku sangat sakit Nara, Papa selalu menyalahkan kehadiran ku karena kematian Mama, itu terlalu menyakitkan Nara"

"Jangan berputus asa, aku yakin suatu hari nanti Papa akan merasa beruntung memiliki anak seperti mu"

Queen tertawa sarkas, menurutnya itu terlalu mustahil terjadi. Selama ini Harun hanya menganggap mempunyai satu anak yaitu Nara sementara dirinya di anggap tidak ada.

Dari kecil Queen sering di abaikan, bahkan tak di pedulikan sama sekali. Tapi ada hal yang masih di syukuri oleh Queen. Papa nya tidak mengusirnya dan masih membiayai sekolahnya selama ini hingga menjadi seorang desainer.

"Selamat ya karena sebentar lagi kamu akan menjadi pengantin, pasti kehidupan kamu kedepannya akan berubah" ucap Queen mengalihkan pembicaraan.

Nara tertawa "Iya, aku ingin bebas"

Walau bingung dengan jawaban Nara, tetap saja Queen ikut tertawa.

Setelah puas bercerita dan sedikit bercanda, Gavin menghampiri untuk berpamitan pulang.

"Aku pulang dulu !" ucap Gavin pada Nara.

"Iya hati-hati di jalan" balas Nara kemudian.

Queen hanya terdiam, saat Gavin hendak di antarkan ke mobil Nara langsung menarik tangan Queen untuk minta di temani.

"Kamu aja Ra ! aku disini saja" tolak Queen dengan halus.

"Please temani aku !"

Entahlah apa yang terjadi dengan Nara, kenapa ia ingin di temani dengan Queen. Padahal Nara bisa saja mengantar Gavin kedepan sendiri seperti layaknya pasangan kekasih.

Karena Nara memaksa akhirnya Queen menurut, ia menemani Nara mengantar Gavin ke mobil.

"Yang akur ya kalian" pesan Gavin

Queen membalas dengan senyuman, dan di balas lagi oleh Gavin. Untuk kesekian kalinya Queen terpesona dengan paras Gavin.

Menurut pandangan Queen. Gavin sangat sempurna, ia tampan, tinggi dan mapan. Tapi entah kenapa sikap Nara berbeda jauh.

"Aku duluan ya masuk", ucap Nara setelah Gavin memasuki mobil.

"Tapi mobil Gavin belum pergi Ra"

"Udah biarin aja ! yang penting udah aku anterin, Dah" tanpa menunggu jawaban Queen lagi Nara sudah melenggang pergi.

Sementara Queen tetap diam di tempat, ia menunggu sampai mobil Gavin tak terlihat lagi barulah ia masuk kedalam rumah.

"Buang saja Queen perasaan ini ! nanti kau akan terluka karena Gavin akan menjadi suami Nara, kamu tidak ingin kan menjadi pelakor" batin Queen sambil melangkahkan kakinya menuju kamar.

Queen paham perasaan yang ia rasa sekarang sangat lah salah. Apalagi laki-laki yang ia sukai adalah pacar saudara kembarnya sendiri. Masa iya dirinya akan menjadi pelakor.

Terpopuler

Comments

@Ani Nur Meilan

@Ani Nur Meilan

Nara sebenarnya cinta ngga sich sama Gavin 🤔🤔🤔🤔🤔

2022-10-18

0

Anha Ruheni

Anha Ruheni

ada apa dengan mu Nara ? jgn bikin queen tambah dibenci sama papa mu

2022-10-18

0

manda_

manda_

lanjut thor

2022-10-16

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!