Perlakuan Gavin

Hari-hari yang Queen jalani sangatlah berat, tapi Queen menjalani semua nya dengan ikhlas. Sampai sekarang Queen masih terus menyesuaikan diri untuk tetap tinggal di rumah Gavin.

Sudah seminggu ia dan Gavin tinggal bersama, dan selama itu pula Queen terus menerima perlakuan kasar dari Gavin.

Seperti saat ini hari sudah hampir subuh tapi Gavin belum juga pulang, setiap hari memang begitu Gavin akan meninggalkan rumah lebih awal dan pulang selalu terlambat. Perlakuan Gavin membuat Queen sadar kalau dirinya bukanlah orang penting untuk hidup Gavin.

Tidak berapa lama Queen mendengar suara pintu di buka dengan keras, walaupun ia berada di dalam kamar tapi Queen dapat mendengar nya dengan jelas. Perlahan Queen bangun lalu membuka pintu kamarnya sedikit, ia mengintip melalui cela pintu yang terbuka. Tubuhnya langsung menegang saat melihat Gavin pulang bersama seorang wanita.

Bahkan Queen melihatnya dengan jelas, ketika wanita itu memeluk pinggang Gavin cukup erat.

"Kau tinggal dengan siapa sayang di sini ? apa kau tinggal sendiri ?" tanya wanita berpakaian seksi itu

"Ah tidak sayang, aku tinggal bersama pembantu ku" jawab Gavin kemudian mengecup kening wanita itu dengan mesra.

Queen yang melihat itu seketika memejamkan matanya, tidak bisa di pungkiri kalau perasaannya sangat sakit melihat sang suami bermesraan dengan wanita lain. Walau Gavin tak mencintai Queen tapi Queen sangat mencintai Gavin.

"Bagaimana kalau dia mendengar kita sedang melakukan itu ?" wanita bernama Alexa itu pun kembali bertanya.

"Biarkan saja ! jangan hiraukan yang penting kita bahagia pagi ini" jawab Gavin.

Dada Queen terasa sangat sakit mendengar semua itu, jadi selama ini Gavin hanya menganggapnya sebagai pembantu. Queen keluar kamar saat Gavin dan Alexa sudah tak ada di depan kamarnya.

Ia menuju dapur dan menghabiskan waktu disana. Dan entah kenapa ada rasa penyesalan di hati Queen karena menerima tawaran Nara untuk menggantikan posisi Nara menjadi istri Gavin.

Seandainya ia tidak menyetujui ide gila Nara, mungkin saja ia tidak akan merasakan sakit seperti ini, dan ia masih bisa bekerja sebagai desainer dengan tenang dan nyaman.

Untuk menghilangkan rasa sesak dan sakit, Queen memasak dengan banyak, setelah selesai Queen ingin menuju ruang tamu untuk menonton televisi. Tapi langkah nya langsung terhenti saat melihat Gavin dan Alexa menuruni anak tangga.

"Hati-hati di jalan sayang ! terima kasih telah membuatku senang" ucap Gavin sambil memeluk Alexa dengan mesra.

"Sama-sama, lain kali kita ketemu lagi" jawab Alexa lalu membalas pelukan Gavin.

"Pasti itu, kita akan bertemu setiap malam"

Kedua orang itu kembali bercumbu mesra, tanpa memperdulikan kehadiran Queen disana. Queen di anggap seperti angin lalu yang tidak penting.

Gavin melepaskan pelukannya, lalu membawa Alexa keluar rumah. Ia sama sekali tidak melihat kearah Queen yang dari tadi memperhatikan nya.

Setelah mengantar Alexa, Gavin kembali masuk kerumah, ia menghentikan langkah nya saat mendengar Queen memanggil.

"Ada apa ?".Gavin balik bertanya.

"Emm, bisakah kamu tidak membawa perempuan lain kerumah ini ?" dengan ketakutan yang besar, Queen memberanikan diri mengatakan hal itu. Ia pikir dirinya berhak untuk melarang perempuan lain masuk kerumah Gavin, karena bagaimana pun dirinya adalah istri sah Gavin.

Mendengar hal itu Gavin marah, ia meraih lengan Queen dan mencengkram lengan itu cukup kuat.

Queen kesakitan, sekuat tenaga ia ingin melepaskan tangannya tapi tidak bisa.

"Sudah ku bilang jangan campuri urusan ku ! memangnya kenapa kalau aku membawa perempuan lain kerumah ini ?. Ini rumahku jadi aku punya hak untuk membawa perempuan manapun" bentak Gavin.

"Tapi wanita yang kamu bawa bukanlah wanita yang baik mas, mereka semua wanita malam dan pelacur"

Gavin semakin naik pitam "Bagiku mereka jauh lebih baik dari dirimu Queen. Wanita pelacur itu adalah kamu sendiri"

Mata Queen membulat mendengar hal itu, ia tidak terima di cap wanita pelacur oleh suaminya sendiri.

"Jaga ucapan mu mas ! aku bukanlah wanita seperti yang kamu katakan"

Gavin tersenyum sinis "sudah lah Queen akui saja semua itu, kamu kan yang meracuni pikiran Nara supaya dia pergi meninggalkan aku"

"Bukan mas, aku tidak pernah melakukan itu. Nara pergi karena kemauan nya sendiri..Mas bisa bacakan surat yang Nara tulis"

"Kau pikir aku akan percaya semudah itu, wanita sampah"

Semua ucapan Gavin sangatlah menyakitkan, membuat Queen tak bisa menahan diri untuk tidak menampar Gavin.

Plaaak.

Sebuah tamparan ia berikan pada pipi Gavin. Laki-laki itu meringis kemudian melotot tajam kearah Queen.

"Beraninya kau menamparku wanita sampah" teriak Gavin menggema.

"Kamu memang pantas mendapatkan nya mas ! aku bukan sampah dan aku juga bukan pelacur"

"Kau itu sampah Queen. Sampah yang harus di lenyap kan"

Gavin mendekat ia mencengkram dagu Queen dengan kuat. "Jangan pernah kamu ulangi semua ini, kalau tidak mau hidupmu lebih menderita lagi "

Setelah itu Gavin pergi ka kamarnya, membiarkan Queen meringis kesakitan. Gavin bahkan menutup pintu kamar dengan kuat sehingga membuat Queen terhenyak kaget.

Queen berlari ke kamarnya, ia menangis dengan kencang. Entah sampai kapan ia merasakan semua ini.

"Apa karena alasan ini juga kamu tidak mau menikah dengan mas Gavin Ra ?. Kalau memang iya, kamu begitu tega menjerumuskan aku pada pria kejam itu"

"Aku kira kau menyayangiku, tapi ternyata kau sama saja dengan Papa yang hanya membuat hidupku menderita"

Lama Queen menangisi hidupnya, sejak kecil ia sering di siksa oleh sang Papa. Disalah kan karena membuat sang Mama meninggal. Dan sekarang setelah dewasa Queen juga harus merasakan kejamnya seorang suami.

Lalu hal apa lagi yang akan ia lewati, ingin rasanya Queen menyerah. Tapi Queen ingat kalau Gavin tidak akan semudah itu melepaskan dirinya.

Beberapa saat kemudian pintu kamar di buka, Queen ketakutan saat melihat Gavin memasuki kamarnya.

"Bersiaplah ! Mama memintaku membawa mu kerumah utama ! dan hapus air mata tak berguna mu itu karena aku tidak menyukai nya"

Pernikahan mereka sudah seminggu, tapi Queen belum pernah berinteraksi dengan Papa dan Mama Gavin. Mereka bertemu saat acara akad nikah itupun kedua orang tua Gavin tidak pernah mengajaknya berbicara.

"Mama dan Papa hanya ingin melihatmu, belum tentu mereka akan menyukaimu. Mereka semua tau kalau kau penyebab Nara pergi"

Entah dari mana semua itu berawal, Sekarang Gavin menganggapnya yang menyebabkan Nara pergi. Seribu kali Queen menjelaskan tapi Gavin tidak perduli akan hal itu.

"Kalau kedua orang tua mas tidak menyukai ku, lalu buat apa mengadakan pertemuan" jawab Queen.

"Ku bilang kau nurut saja ! jangan banyak bicara !"

Terpopuler

Comments

Anha Ruheni

Anha Ruheni

ceritanya keren tapi koment dan like nya sedikit ,sedihnya

2022-10-18

0

manda_

manda_

lanjut thor semangat buat up lagi

2022-10-16

0

Ina Wahyuni Nidzar

Ina Wahyuni Nidzar

keren ceritanya.... semua karya mu aku suka..... buat queen bahagia hadir kn laki" yg menyayangi nya buat gavin menyesal

2022-10-16

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!