bab 5

"Berhati-hatilah, nak!" Seru nenek Grace Benjamin.

Wajah wanita tua itu terlihat khawatir, saat melihat Sandra berjalan dengan lincah dalam keadaan perut membesar.

Kini kehamilan Sandra sudah memasuki tahap akhir,. Dimana ia akan menunggu masa-masa kelahirannya.

Kedua pasangan suami-istri yang menyelamatkan — Sandra, merasa bahagia akan kehadiran wanita itu. Mereka sudah menganggap Sandra sebagai seorang cucu dan bukan lah' orang asing.

Keduanya tidak memiliki seorang anak pun, membuat mereka merasa bahagia akan kehadiran anggota baru di rumah sederhana mereka.

"Selamat pagi, nenek!" Sapa Sandra. Tidak lupa senyum hangat ia berikan kepada pasangan lansia itu.

"Selamat pagi, kakek!" Kali ini Sandra menyapa, pria tua yang duduk di kursi meja makan paling depan.

"Selamat pagi, sayang. Kemarilah dan mari kita, sarapan," sahut nenek Grace.

"Tidak perlu, kakek. Aku bisa sendiri," sela Sandra, menghentikan pria tua yang akan membantunya duduk.

"Kakek hanya khawatir, nak," ujar kakek yang bernama Benjamin.

Sandra mengelus senyum indahnya, ia begitu beruntung memiliki keluarga baru yang sangat menyayanginya.

Sandra pun begitu dibuat kagum akan hubungan pasangan suami-istri di hadapannya yang masih bertahan sampai sekarang.

Nyatanya, sebuah hubungan awet tidak perlu dengan limpahan materi atau kehidupan terjamin, hanya diperlukan kepercayaan dan ketulusan.

Dari sini Sandra dapat belajar arti ketulusan dan kesetiaan, melalui hubungan nenek Grace dan kakek Benjamin yang usia pernikahan mereka sudah memasuki setengah abad.

Sandra masih bisa melihat cinta kakek Benjamin kepada istrinya, begitupun dengan nenek Grace yang terus berusaha melayani suaminya dengan penuh kesabaran juga — cinta.

Sandra terus teringat akan ucapan nenek Grace. "Sebuah ikatan cinta tidak butuh sebuah, materi ataupun fisik dari pasangan. Hubungan kokoh hanya membutuhkan asupan kepercayaan dan saling menghargai. Pria yang mencintaimu dengan ketulusan hati akan … memperlakukanmu seperti seorang ratu. Saat dia marah, dia akan memelukmu. Saat ia kecewa terhadapmu, ia akan membuatmu bahagia. Ia akan selalu menyebutkan namamu saat berdoa di hadapan, Tuhan dengan tetesan air mata."

Sandra begitu kagum dengan kehidupan pasangan di depannya, nyatanya yang dikatakan, nenek Grace benar. Hubungan mereka begitu kokoh, meskipun hanya diiringi — kesederhanaan. Hanya cinta dan ketulusan yang terlihat begitu berlimpah mewarnai hari-hari pasangan itu.

………..

"Makan lah' nak. Kasihan cicit, nenek. Pasti dia sudah kelaparan," sentak nenek Grace, membuat — Sandra terkejut.

Sandra dengan patuh menyantap sarapan pagi sederhana yang disajikan nenek Grace. Tatapannya terus memperhatikan nenek Grace melayani suaminya, meskipun gerakannya terlihat lambat.

"Hari ini, kami akan mengantarmu ke klinik!" Seru kakek Benjamin.

Pria tua itu berucap dengan nada lembut dan wajahnya terlihat bersahaja.

"Tidak perlu, kek. Aku bisa kesana sendiri," tolak Sandra lembut.

Sandra merasa tidak enak hati, terus menjadi beban buat nenek Grace dan kakek Benjamin.

"Kami hanya ingin kau mendapatkan layanan kesehatan di saat masa kehamilan mu, nak," lanjut nenek — Grace.

"Tidak!" Sandra sekali lagi menolak dengan gelengan kepala.

"Lebih baik, kalian menyimpan uangnya untuk kalian saja. Aku, bisa menggunakan sebagian gajiku. Aku tidak tega terus menggunakan keuangan kalian setiap melakukan pemeriksaan," tandas Sandra. Tatapannya pun kini terlihat berkaca-kaca.

Nenek Grace menggenggam telapak tangan Sandra. Wanita tua itu, juga memberikan ciuman hangat di dahi — Sandra.

"Berada bersama kalian saja aku sudah sangat, bersyukur juga beruntung," lanjutnya dengan lirih.

"Terimakasih, kalian bisa menerimaku sebagai bagian dari hidup, kalian. Maaf, kehadiranku membuat kalian kerepotan," sambungnya lagi.

Suasana haru kembali terasa, saat pasangan suami-istri itu bangkit dan memeluk tubuh bergetar — Sandra.

"Kami, yang beruntung memiliki wanita hebat sepertimu. Kami tidak merasa keberatan maupun terbebani atas kehadiranya. Kami malah begitu bahagia dapat merasakan memiliki seorang anak," sela kakek Benjamin dengan ekspresi wajah tulus.

"Sejak dulu, kami sangat mengharapkan kehadiran seorang anak di gubuk sederhana kami, tapi rencana Tuhan berkata lain. Kami hanya bisa pasrah dan menerima keputusan sang pencipta dengan ikhlas. Hingga akhirnya Tuhan mendengar doa-doa kami dengan menghadirkan wanita cantik di hidup kami," sambung sang kakek.

Wajahnya pun begitu sangat bersahaja, bahkan pria tua itu mengusap rambut Sandra sebagai kasih sayang seorang ayah.

Sandra hanya bisa terharu mendengar ucapan sang kakek, rasa kagumnya kepada kedua pasangan itu pun kian bertambah. Mereka adalah sosok yang berhati baik juga tulus.

"Jadi, jangan pernah menganggap dirimu orang asing. Karena bagi kami, kau adalah… cucu satu-satu kami. Nenek dan kakek, sudah tidak sabar ingin menimang calon cicit, kami," potong nenek Grace, yang wajahnya terlihat antusias untuk menyambut kelahiran bayi — Sandra.

Sandra bangkit dengan perlahan, usia hamil tua, membuat perutnya membesar dan pergerakannya pun terlihat susah. Tapi Sandra begitu menikmati, proses kehamilannya tanpa seorang suami siaga di sisinya.

"Terimakasih!" Ucap Sandra sambil merangkul kedua pasangan itu.

"Terimakasih, atas ketulusan kalian. Aku menyayangi, kalian," ucap Sandra lirih. Mencium puncak kepala pasangan itu bergantian.

"Kami, juga sangat menyayangimu, nak," balas nenek Grace.

Senyum keharuan terlukis di wajah cantik — Sandra. Tiada hentinya ia bersyukur atas kebaikan Tuhan kepadanya dalam masa-masa proses, keluar dari keterpurukan.

Ia hanya bisa berdoa, agar bisa membahagiakan putrinya, selalu ada untuk putrinya dan selalu menjadi tembok kokoh untuk sang calon bayinya kelak.

……

"Nek, kek!" Seru Sandra yang mengejutkan pasangan itu yang sedang bersantai di teras rumah sederhana tersebut.

Rumah yang hanya terbuat dari bahan kayu, rumah sederhana namun begitu nyaman dan tentram.

Kedua pasangan itu menoleh bersamaan. "Ada apa, sayang," sahut nenek Grace.

Sandra berjalan dengan langkah susah dengan perut sudah membesar itu.

"Hati-hati, nak!" Seru kakek Ben.

Sandra tersenyum, meraih telapak tangan sang kakek yang sudah dihiasi keriput.

"Aku tidak apa-apa, kek. Jangan terlalu berlebihan mengkhawatirkan ku," sahut Sandra yang terus memamerkan senyumnya.

"Aku, lebih khawatir dengan kesehatan, kakek," lanjutnya.

Sang kakek tertawa lepas, mendengar ucapan Sandra. Nenek Grace menepuk pelan paha sang kakek, yang selalu saja menggoda — Sandra.

"Berhentilah, menggodanya," sela nenek Grace.

"Kau mau berangkat kerja sekarang, nak?" Tanya nenek Grace.

Sandra yang sedang menggelayut manja di lengan tua, kakek Benjamin pun menoleh, ia segera mengangguk, mengiyakan pertanyaan nenek — Grace.

Nenek Grace menghela nafas panjang dengan tatapan tertuju kepada Sandra khawatir.

"Kau, seharusnya mengambil cuti kehamilan. Nenek khawatir sayang," ujar nenek Grace.

Sandra tersenyum dan kini menggenggam telapak tangan tua nenek Grace. "Aku akan baik-baik saja dan akan selalu berhati-hati," balas Sandra.

"Bagaimana, dengan pemeriksaan mu nak?" Timpal kakek Benjamin.

Sandra mengalihkan tatapannya kepada sang kakek. "Aku, akan ke klinik sendiri saja, sepulang dari restoran nyonya Belleza. Aku khawatir, wanita pemarah itu memotong gajiku lagi," terang Sandra.

Terdengar helaan nafas dari pasangan suami-istri itu. "Yah, kau harus berhati-hati kepadanya, dia wanita pemarah," timpal sang kakek.

"Kalian tenanglah, aku sudah terbiasa dengan ucapan kasarnya," jelas Sandra dengan wajah biasa.

"Tapi, kami tetap saja khawatir, nak," timpal nenek Grace.

"Percaya padaku, aku bisa menghadapi sikap arogan nyonya, Belleza," sahut Sandra.

"Baiklah! Tapi kau harus tetap berhati-hati. Apalagi, mereka memberikan tanggung jawab pekerjaan berat," pesan sang nenek yang tersirat kekhawatiran.

"Hm!" Aku berangkat dulu," jawab Sandra dan segera berpamitan.

Ia tidak lupa mencium kedua pipi pasangan itu bergantian. Sandra begitu menyayangi mereka. Dan menganggap keduanya adalah — malaikat penyelamat.

Sandra pun berjalan dengan membawa perut besarnya, menuju sebuah jalan setapak yang terbuat dari kayu, jalan setapak yang menyerupai jembatan kayu.

Beruntung, tempatnya bekerja tidak terlalu jauh, hingga ia hanya perlu berjalan kaki.

Sandra di terima bekerja di salah satu restoran mewah di pulau kecil itu, restoran yang hanya diperuntukan untuk para wisatawan yang sedang berlibur di pulau itu yang memiliki destinasi wisata indah, apalagi pulau yang menjadi tempat baru Sandra memiliki lautan bersih dengan pemandangan laut yang memukau.

Meskipun Sandra harus menerima berbagai cibiran dan gunjingan dari rekan kerjanya atau atasannya, Sandra hanya bisa diam dan menerima dengan lapang dada demi — mengumpulkan biaya kelahiran juga membantu keluarga barunya untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Sandra rela diberikan tanggung jawab pekerjaan berat hingga ia terkadang pulang larut malam. Ia hanya bisa menerima dengan keikhlasan dan kesungguhan.

Sandra menulikan setiap mendengar ucapan hina mereka tentang dirinya yang — hamil tanpa seorang suami.

Tidak ada yang menyukainya di lingkungan tempatnya bekerja, mereka seakan menjauhinya dan jijik kepadanya. Tidak kecuali sang atasan. Yang selalu berlaku semena-mena terhadapnya.

Sandra hanya bisa diam dan menerima perlakuan mereka dengan sabar. Ia tidak punya pilihan lain, atau ia akan kehilangan pekerjaan.

Dimana hanya di restoran itu lah' dirinya bisa diterima bekerja sepanjang hari, meskipun hanya menerima gaji tidak seberapa dibanding dengan rekan lainnya.

Wanita hamil itu hanya bisa tersenyum pilu, saat menerima ketidakadilan di lingkungan kerjanya.

Bekerja sepanjang hari dengan tanggung jawab pekerjaan berat namun gaji tidak sampai setengah gaji rekan kerjanya yang — lain.

Itu lah' yang membuat, nenek Grace dan kakek Benjamin khawatir dan kasih kepadanya.

Namun semuanya harus Sandra lakukan, demi mengumpulkan uang untuk biaya persalinan dan kebutuhan bayinya nanti.

Meskipun hanya bisa menabung sedikit saja, Sandra sudah bersyukur masih ada yang bisa diandalkan, saat tiba-tiba ia melahirkan.

Terpopuler

Comments

Ramlah Kuku

Ramlah Kuku

yg sabar Sandra

2024-02-10

0

Truely Jm Manoppo

Truely Jm Manoppo

sabarrrr Sandra

2024-01-08

0

Astuti tutik2022

Astuti tutik2022

Sabaaar dan semangat

2023-11-25

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!