bab 2

Wajah Sandra tampak begitu tertekan, tubuhnya ia paksa untuk meyakinkan ucapan para petugas, yang mengatakan kalau kekasihnya telah melangsungkan pernikahan dengan wanita lain hari ini.

Sandra menerobos keramaian tamu undangan yang menghadiri acara pernikahan mewah itu. Kedua telapak tangan Sandra kini meremas kuat tali tas selempang sederhana yang ia kenakan.

Langkahnya begitu berat untuk bergerak, namun sekuat tenaga Sandra menyeret langkahnya dengan perasaan campur aduk.

Perasaan hancur yang dominan menguasainya saat ini, mendengar kabar pernikahan sang kekasih dengan wanita lain.

Sandra harus menghentikan semuanya, sang kekasih harus tahu kalau saat ini dirinya sedang mengandung benih pria itu. 

"Aku harus menghentikan semua ini. Kendrick harus tahu tentang calon bayi kami," monolog Sandra dengan langkah terburu-buru.

Ia bahkan mengacuhkan tatapan para tamu undangan yang menilai penampilannya tidak layak berada di acara mewah itu.

Seseorang bahkan menghina wanita itu, yang mengatakan Sandra,  sengaja berada di sana hanya sekedar mencari makanan mewah gratis. 

"Bugh" Sandra menjengol seorang pria bermata mesum ke arahnya.

"Maaf!" Ucap Sandra yang fokusnya hanya tertuju ke arah depan.

"Tidak masalah, nona," sela pria dengan postur tubuh gemuk itu yang menilai penampilan Sandra dengan nafsu.

"Sekali lagi, maaf!" Ucap Sandra yang tidak menghiraukan tatapan lapar pria tersebut. Sandra segera melanjutkan langkahnya. Namun pria berusia setengah abad itu menahan pergelangan tangannya.

"Maaf!" Ucap Sandra yang mencoba menahan amarahnya.

Pria itu mendekati tubuh Sandra dan membisikkan sesuatu yang begitu tidak sopan.

"Tidak, semudah itu kau bisa lepas dariku, setelah menyentuhku, wanita murahan," bisik pria itu dengan kekehan penuh hinaan.

Sandra melayangkan tatapan kelam kepada pria yang tersenyum mesum kepadanya. Tanpa menunggu waktu lama, Sandra menyikut, perut buncit pria itu dari arah samping depan, membuat pria mesum itu meringis sakit.

"Dasar wanita, murahan!" Bentaknya tidak terima.

Suasana meriah dengan iringan musik romantis yang menggema, membuat orang-orang tidak mendengar bentakan kasar pria itu. Para tamu undangan pun, kini sibuk menyaksikan adegan romantis di depan sana.

"Cium, cium, cium," sorak para tamu sambil bertepuk tangan dengan antusias.

Sandra segera memusatkan perhatiannya, saat mendengar sorakan tersebut, yang mendadak membuat dadanya sesak pilu.

"Akh! Tuan Kendrick Louis begitu tampan!" Seru salah satu wanita dengan tatapan memuja.

Sandra yang mendengar, segera setengah berlari ke arah kerumunan para tamu undangan.

Sandra meninggalkan pria mesum itu dengan wajah penuh kesakitan, wanita itu bahkan memberikan pukulan di wajah — menjijikkan pria mesum itu.

Wanita yang kini penampilannya terlihat berantakan dan raut wajah yang sulit dipahami, menerobos para tamu undangan itu dengan tergesa-gesa.

"Hey!" Seru seorang wanita muda yang tidak terima dengan sikap — Sandra yang menyenggolnya.

"Dasar wanita lusuh," hina salah satu dari tamu undangan.

"Kenapa, wanita jelek dan jijik seperti dia ada di acara mewah ini," sahut yang lain.

Begitu cibiran yang terdengar dari tamu undangan, saat melihat Sandra yang mencoba menerobos ke depan. Wanita itu bahkan menyingkirkan dengan kasar, saat salah satu wanita sombong mencoba menampar wajahnya.

Sandra hanya ingin menyakinkan perasaannya saat ini. dengan wajah kusut dengan linangan air mata bercampur keringat dingin, Sandra kini sudah berada di kerumunan tamu undangan paling depan.

Bagaikan ditikam ribuan benda tajam tepat di atas dada, saat menyaksikan dengan mata sempurna, sang kekasih yang begitu dicintainya dan percaya, kini sedang melakukan adegan romantis dengan setelan jas pengantin pria.

Air mata Sandra kini mengalir bebas membasahi kedua pipinya, melihat wajah bahagia pria yang begitu dicintainya sedang menatap penuh puja dan kasih sayang kepada pembelai pengantin wanita.

Sakit, sesak, ngilu dan terasa begitu menyakitkan di rongga leher, menyaksikan kekasih kita sedang bercumbu mesra dengan seorang wanita lain.

Sandra memegangi perutnya, dimana benih sang kekasih telah mengisi rahimnya. Ia yang berharap mendapatkan posisi sebagai pengantin wanita, kini hanya mendapatkan luka dan kekecewaan atas pengkhianat prianya.

Wanita dengan wajah menyedihkan itu, menepuk-nepuk dadanya yang begitu menyesakkan. Ia sudah tidak mampu menopang tubuhnya, kedua kakinya tiba-tiba mati rasa melihat pemandangan penyakitkan di depannya.

"Tidak! Ini tidak boleh terjadi, aku yang seharusnya ia menikahi ku yang sedang mengandung, anaknya," gumam Sandra dengan wajah pucat bercampur syok. 

"Aku yang sudah lama hidup bersamanya, seharusnya aku yang berada di sana," monolognya lirih dengan wajah memilukan.

"Kau, tega melakukan ini padaku, Kendrick. Kau tega," lanjut Sandra yang tampak begitu kacau.

Bagaimana tidak begitu terpukul dan kacau, hidup selama 6 tahun dalam satu atap bagaikan pasangan suami-istri yang berbahagia, dan tiba-tiba ia positif hamil dan kini dirinya di tinggal sang kekasih dengan menikahi wanita lain.

"TIDAK!" teriak Sandra tanpa sadar di tengah kerumunan tamu undangan. Teriakkan Sandra mengalahkan suara sorakan kebahagiaan orang-orang yang ada di sana.

"Tidak!" Sekali lagi Sandra berteriak.

Ia pun lantas berjalan mendekati kedua pasangan baru saja sah menjadi suami-istri.

Seluruh tamu undangan terkejut dengan teriakan Sandra yang begitu menggelegar, keluarga kedua pasangan pengantin baru dan tentu saja — pria yang masih berstatus kekasihnya begitu terkejut, saat melihat kehadiran Sandra dengan wajah menyedihkan mendekat ke arahnya.

"S-sayang!" Kendrick terlihat membulatkan kedua bola matanya dengan berkata lirih tanpa suara, melihat kehadiran wanita yang selama 6 tahun menemaninya.

Kini semua mata memandang Sandra dengan raut bingung dan heran. Namun tidak dengan sosok wanita setengah abad yang berada di antara barisan pasangan suami-istri baru itu.

Dia adalah — ibu Kendrick. Yang hanya memandangi Sandra dengan tatapan tajam dan senyum sinis.

"Akhirnya, aku bisa memisahkan mereka dan memperlihatkan kepada wanita miskin itu tentang sebuah derajat dan harkat martabat seorang wanita untuk putraku," batinnya dengan senyum puas.

"Dia siapa?" Tanya wanita yang baru saja menjadi istri — Kendrick.

Namun Kendrick hanya terdiam dengan pandangan terus ia tujukan kepada — wanita yang kini sudah berdiri tepat di depannya dengan tatapan terluka.

"Plak, plak" dengan emosi yang begitu menyakitkan, Sandra menampar kedua pipi — Kendrick.

Seluruh orang yang ada di sana terkejut dengan apa yang — Sandra lakukan. Tidak terkecuali istri Kendrick yang merasa tidak terima suaminya menerima perlakuan kasar dari seorang wanita asing.

Sandra masih melayangkan tatapan tajam yang digenangi air mata, sedang Kendrick hanya bisa membuang pandangannya ke arah samping sambil mengelus pipinya yang terasa panas.

"Dia siapa?" Tanya wanita di samping Kendrick dengan pandangan tidak suka ia berikan kepada — Sandra.

"Sayang!" Seru wanita dengan pakaian pengantin mewah itu.

"S-sayang," ucap Sandra dengan lirih dan tersenyum miris ke arah samping.

"A-aku tidak mengenalnya," jawab Kendrick dengan perasaan gugup.

Sontak Sandra menolehkan wajahnya dengan tatapan semakin tidak percaya dan terluka.

"Benarkah!" Seru istri Kendrick yang melirik Sandra dengan wajah jijik.

"Iya! Aku tidak mengenalnya," timpal Kendrick yang segera membuang pandangannya kembali.

Sandra hanya bisa terdiam dengan tubuh membeku di tempatnya, air matanya pun semakin tak terbendung lagi, ia merasakan sebuah luka basah tepat di dadanya saat mendengar ucapan — pria yang begitu dicintainya kini memberikan luka menganga di dalam rongga dadanya.

"Tapi kenapa ia menampar mu?" Tanya wanita itu lagi yang memeriksa wajah merah bekas tamparan — Sandra.

"Mungkin dia sedang mengalami tekanan batin hingga membuatnya, sakit jiwa," ucap Kendrick dengan teganya. Pandangan yang dulu penuh cinta kini berubah dengan tatapan hina dan dingin.

"Benarkah!" Pekik istri Kendrick yang kini memandang — Sandra berang.

"Hey! Kau …."

"Aku, kekasihnya dan seharusnya berada di posisi ini," potong Sandra tiba-tiba dengan pandangan kecewa yang ia berikan kepada — Kendrick yang juga memandangnya.

Orang-orang yang ada di sana pun kembali terkejut, atas pengakuan — Sandra. Termaksud istri Kendrick yang begitu syok.

"Omong kosong macam apa ini?" Sela istri Kendrick, melihat sang suami dan Sandra bergantian.

"Yah! Aku kekasihnya. Kami sudah menjalin hubungan selama 6 tahun dan saat ini aku sedang mengan …."

"Cukup!" Sentak Kendrick lantang dengan raut wajah garang, memotong ucapan — Sandra.

"Cukup! Sebaiknya kau, pergi dari sini!" ucap Kendrick marah sambil menunjuk wajah terkejut — Sandra 

"Pergilah dari sini. Kau hanya seorang wanita murahan menjijikkan. Aku tidak pernah menganggap mu kekasih. Aku hanya ingin bersenang-senang saja. Aku juga tidak akan tertarik dengan … wanita miskin tidak berguna seperti dirimu," tandas Kendrick dengan nada sarkas.

Berhasil membuat seluruh tubuh Sandra mendadak lumpuh, kini wanita itu meluruh di atas tanah berumput itu.

"Tidak! Kau bohong!" Pekik Sandra menutup kedua telinganya dan menangis histeris.

"Kau bohong. Apa artinya selama enam tahun kau memperlakukan aku penuh cinta dan kasih, sayang!" Pekik Sandra yang diiringi tangisan pilu. 

Perdebatan mereka pun disaksikan oleh para tamu dan keluarga — Louis dan pihak mempelai wanita.

"Katakan, apa!" Teriak Sandra kembali yang kini memegang kedua kaki Kendrick.

"Jangan menyentuh, suamiku!" Bentak istri Kendrick dan mendorong kasar tubuh Sandra menggunakan salah satu kakinya.  

"Pergilah, anggap saja kita tidak pernah memiliki kenangan seindah yang kau pikirkan dan jangan pernah berharap lebih dariku. Aku hanya menganggap mu sebagai pelampiasan saja.  saat jauh dari wanita yang aku cintai selama ini dan kini menjadi, istriku," ungkap — Kendrick yang semakin membuat perasaan Sandra semakin hancur dan terluka.

Punggung wanita yang masih dengan posisi bersimpuh dengan kedua telapak tangan berada di atas tanah berumput itu terlihat, bergetar bersamaan iringan isakan lirih yang begitu menyayat hati siapapun mendengar juga merasakan perasaannya. 

Tapi, semua mata kini hanya memandang dan menilai Sandra dengan sinis dan cibiran sarkas. Yang membuat Sandra makin terpuruk.

"Wanita murahan menjijikkan sepertimu, pantas diperlakukan hina seperti ini," ujar istri Kendrick yang menampilkan wajah sinis.

"Dasar wanita tidak punya kehormatan dan rasa malu."

"Iya, bisa-bisanya dia mengaku sebagai wanita tuan muda Louis yang terpandang."

"Kasihan sekali, padahal wajahnya lumayan cantik. Tapi tidak memiliki harga diri.

"Mungkin dia, melakukannya demi sebuah materi dan status."

"Wanita zaman sekarang sungguh, merisaukan."

"Hm! Sungguh miris."

Begitu gunjingan para sebagai tamu undangan dengan tatapan berbeda dari mereka. 

Sandra yang mendengar hanya bisa mengepalkan kedua tangannya di atas rumput dengan menggenggam kuat rumput tersebut.

Kondisi mental dan emosionalnya kini sedang tidak baik-baik saja, ia butuh sesuatu pelampiasan dan juga sebuah sport. Namun Sandra tidak memiliki tempat untuk membuang semua perasaan sesak yang kini ia rasakan.

"Penjaga!" Teriak nyonya besar Louis.

"Paman Sam!" Panggil wanita berwajah licik itu kepada kepala pelayan di Mansionnya.

"Saya nyonya," sahut sang pelayan dengan membungkukkan badan.

"Usir dia!" Perintah wanita itu dengan wajah tegas.

"Baik, nyonya," jawab sang pelayan dan melaksanakan perintah nyonya besar — Louis.

Sementara ayah Louis hanya bisa terdiam di atas kursi roda dengan pandangan tertuju kepada Sandra tanpa ekspresi.

Kendrick masih membuang pandangannya dengan kedua tangan terkepal erat, terlihat gumpalan kristal menetes di ekor matanya.

Istri Kendrick sendiri melihat Sandra dengan wajah pongah dan tanpa meninggalkan sikap anggunnya sebagai keluarga terpandang.

Masih terdengar isakan lirih dari — Sandra. Hari ini begitu melelahkan. Ia baru saja mendapatkan kabar bahagia tentang kehamilannya dan kini ia harus menerima kenyataan pahit, atas pernikahan sang kekasih dengan wanita lain.

Belum lagi ia mendapatkan perlakuan hina dari pria yang selama ini ia cintai dan juga para sebagian tamu undangan.

Sandra menegakkan punggungnya, sambil menghapus air mata di pipi, ia sekuat tenaga bangkit dan menahan rasa ngilu menyakitkan di dalam rongga dadanya.

Kini wanita tangguh dan mandiri itu sudah berdiri dengan tegak juga tatapan mata tajam menatap satu persatu orang-orang yang ada di hadapannya.

Ia membalikkan badan dengan wajah sembab, namun tatapan matanya tersirat sebuah dendam dan rasa sakit hati juga kecewa.

Kini tatapan kelam kosong itu, hanya tertuju pada satu titik yang mulai hari ini ia benci.

Sandra menyeret langkahnya dengan susah payah untuk menahan gejolak semua emosi yang kini merasuk di dalam tubuhnya yang rapuh.

Kendrick pun menatapnya dengan tatapan penuh arti, namun raut wajah pria itu terlihat datar terhadap — Sandra.

"Bugh, bugh," 

Sandra yang begitu marah, memberikan sebuah pukulan keras di kedua sisi rahang tegas — Kendrick.

Semua orang yang hadir di sana menjerit kaget, melihat aksi brutal Sandra.

"Bugh" kembali Sandra mendaratkan sebuah pukulan tepat di ulu hati pria yang dulu dicintainya itu. Saat Kendrick meringis sakit dengan tubuh setengah membungkuk.

"Hey! Apa yang kau lakukan kepada, suamiku!" Pekik istri Kendrick.

Wanita itu berusaha membantu suaminya yang terjerembab ke belakang untuk bangkit. Sambil melirik Sandra dengan tajam.

"Penjaga!" Teriak ibu Kendrick.

"Cepat! Bawa dia keluar dari sini. dasar wanita tidak memiliki etika. Bisa-bisanya dia membuat keributan di pesta mewah ku," sambung wanita setengah abad itu.

"Lepaskan, dia sialan," teriak istri Kendrick tepat di hadapan — Sandra.

Wanita korban pengkhianat kekasihnya itu, meraih kerah jas pengantin berwarna putih, pria yang melukainya dan meremas kuat hingga melilit leher panjang — Kendrick.

"Terimakasih, karena darimu aku bisa belajar tentang ketulusan cinta dari seorang pria. Terimakasih, kau membuatku sadar lebih awal tentang dirimu yang tidak berhak mendapat cinta dan kesetiaan dariku. Terimakasih, kau memperlihatkan watak dan kepribadian aslimu. Terimakasih, atas enam tahun kebersamaan kita yang tidak berarti untukmu dan menjadi mimpi buruk untukku. Selamat dan semoga kau selalu berbahagia." Sandra berkata dengan nada getir di hadapan wajah pria yang melukainya. Ia berusaha menahan air mata yang terus memberontak ingin berjatuhan. Sandra juga berusaha menahan emosinya yang begitu ingin berteriak di hadapan — Kendrick.

Rongga dada dan tenggorokannya begitu nyesek, mengucapkan kata-kata yang sangat melukai perasaannya. Apalagi melihat respon dari pria yang dulu sangat ia cintai dengan tatapan datar.

"Berhentilah, menjadi pria brengsek. Semoga, kau selalu setia kepada pasangan kamu," lanjut Sandra yang setetes air mata mengalir bebas membasahi wajah sembabnya. 

Kendrick, refleks memalingkan wajah, Sandra tersenyum ketir melihat sikap mantan kekasihnya dan meninggalkan sebuah benih berharga di dalam rahimnya.

Sandra mengurungkan niatnya untuk memberitahu atas kehamilannya kepada pria di hadapannya ini.

Sandra sadar ia bukanlah wanita tepat untuk menjadi bagian dari keluarga terpandang itu.

Kini Sandra hanya butuh ketenangan untuk menenangkan perasaannya yang tersakiti. Sandra butuh sebuah pelukan hangat dari seseorang. Namun semuanya hanya keinginan semu. Wanita itu baru sadar kalau ia hanya hidup sebatang kara tanpa mengetahui sanak keluarganya.

"Berbahagialah!" Bisik Sandra dan segera melepaskan cengkraman tangannya.

Sandra berjalan mundur dengan masih menatap wajah mantan kekasihnya dengan senyum penuh luka dan kekecewaan.

Sandra pun meninggalkan pesta pernikahan mewah itu, dengan membawa sebuah luka menganga yang begitu sakit dan ngilu.

Terpopuler

Comments

Agustina Kusuma Dewi

Agustina Kusuma Dewi

sandra i dipihak mu
jd keingetan se seorang, yg berjuang demi anakny
Allah ga akan menutup mata, atas perjuananmu

2024-06-23

0

neng ade

neng ade

gila tuh si Kendrik hidup bersama 1 atap tanpa ikatan selama 6 thn dngn Sarah .. seolah tak ada arti nya. sm sekali kini Sarah lagi hamil cuma 1 jalan yg harus ditempuh utk pertahankan kehamilan nya meski tanpa ada yg mendampingi ..

2024-06-20

0

Vera Desi Mamahit

Vera Desi Mamahit

ya ampun..... di awal cerita aja, aku nya udah mewek thor...😭
gimana cerita selanjutnyaaa, bisa bengkak mata ku

2024-03-14

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!