Mommy, My Angel

Mommy, My Angel

bab 1

"H-hamil?! A-aku hamil?" Pertanyaan dengan nada terbata terucap dari bibir mungil seorang wanita cantik. 

Antara syok dan bahagia mendengar kabar yang diberikan oleh seorang dokter di hadapannya. Raut wajah tidak percaya terus ia perlihatkan sambil sesekali menatap monitor di sampingnya yang memperlihatkan sebuah titik kecil berwarna hitam.

"Benar. Dan masa kehamilan anda memasuki 8 Minggu," jelas sang dokter sambil menunjuk angka perhitungan masa kehamilan, wanita itu.

Mata indah dengan iris coklat itu berkaca-kaca, saat mendengar penjelasan dokter wanita di sampingnya. Ia begitu terharu mendapatkan kabar bahagia hari ini.

Sandra Matthew, begitu bahagia dengan kabar kehamilannya. Wanita dengan tubuh semampai itu kini berjalan di perantara koridor klinik kandungan, dengan pandangan terus tertuju kepada hasil gambar USG di tangannya.

Wajahnya terlihat sembab dengan air mata keharuan atas kabar gembira tersebut. Wanita yang memiliki rambut panjang sebahu itu terus melangkah dan sesekali mengusap perutnya halus.

Sebuah bisikan kecil diucapkan dengan tangan masih setia mengelus perutnya yang masih rata.

"Dia pasti akan sangat bahagia," gumam wanita berusia 25 tahun itu yang, kini sudah berada di halte bus.

Sandra membuka tas selempang kecil yang ia pakai untuk mengambil ponselnya. Ia berencana akan memberikan kabar bahagia tersebut kepada — kekasihnya yang sudah menjalin hubungan selama hampir 6 tahun lamanya. Dan mereka juga sudah tinggal dalam satu atap tanpa sebuah ikatan sakral.

Sandra sendiri adalah seorang — wanita yang hidup sebatang kara. Kedua orang tuanya sudah meninggalkan pasca kecelakaan 15 tahun lalu. Saat itu Sandra masih berusia 10 tahun. Wanita berkulit putih itu, akhirnya menetap di sebuah panti asuhan, setelah keluarganya menolak untuk merawat dirinya yang waktu itu sedang dalam kesedihan.

Hingga memasuki usia remaja, Sandra bertekad keluar dari panti asuhan dan memilih hidup mandiri. Sandra bekerja di salah satu restoran mewah di negaranya. Dirinya bekerja sambil melanjutkan kuliah di salah satu perguruan tinggi di sana, beruntung Sandra merupakan seorang pelajar pintar dan hemat. Ia mendapatkan rekomendasi beasiswa untuk meneruskan ilmunya di salah satu bidang seni.

Di tahun pertama ia memulai hidup mandiri, Sandra dipertemukan oleh sosok pria tampan dan dari kalangan konglomerat.

Kendrick Louis, merupakan sosok pria yang penyayang dan lembut. Pria dengan tubuh ideal itu — menaruh perhatian kepada Sandra pada pandangan pertama.

Kendrick sangat jatuh cinta kepada kepribadian, kecerdasan dan kecantikan — Sandra.

Dalam hitungan beberapa bulan, akhirnya Kendrick menyatakan perasaannya kepada sang pujaan hati. Yang mendapatkan jawaban yang sungguh membuat pria itu begitu bahagia.

Sandra dan Kendrick pun, menjalani kisah cinta mereka penuh dengan keromantisan dan kasih sayang. Mereka bahkan terkenal dengan pasangan paling romantis di kalangan kampus.

Sandra beruntung memiliki sosok Kendrick yang begitu mencintainya, pria itu menjadi salah satu penyemangat dalam hidupnya.

Begitupun dengan Kendrick, yang paling merasa beruntung memiliki wanita secantik Sandra dalam hatinya. Ia terus menjalin kasih dengan sang wanita, meskipun harus mendapatkan tantangan dari kedua orang tuanya.

Satu tahun mereka menjalin kasih, keduanya sepakat hidup bersama dalam satu atap. Sandra dan Kendrick tidak memusingkan sebuah perjanjian sakral yang akan terus mengikat hubungan mereka agar lebih kokoh.

Mereka menjalani hubungan indah mereka dengan penuh cinta dan kasih sayang. Tidak bisa menampik, kalau keduanya sudah berhubungan sangat jauh. Keduanya layaknya sepasang suami-istri yang begitu — harmonis.

Tidak bisa di pungkiri, mereka hidup di sebuah negara atau kota yang membebaskan sebuah hubungan. Dan mereka tidak pernah ikut campur dalam private seseorang.

…….

"Nona!" Seru seorang pria yang berasal dari arah kemudi.

Pria dengan pakaian khas sopir taksi itu, menegur Sandra yang tampak begitu menghayati lamunannya.

"I-iya?" Sahut Sandra kelabakan. 

Dirinya yang terhanyut dalam masa-masa pertama kali bertemu dengan sang kekasih, membuatnya lupa diri dan keadaan.

"Kita sudah sampai di tujuan, nona," timpal sang sopir.

Sandra lagi-lagi terkejut, perjalanan menuju kediaman sang kekasih terasa begitu cepat.

Wanita itu menoleh kesamping, benar saja, ia kini sudah berada di sebuah pagar tinggi dan sebuah bangunan Mansion megah dan kokoh di hadapan.

"Oh iya, tuan. Terima Kasih," jawab Sandra sembari turun dari mobil taksi itu.

"Sekali lagi, terimakasih tuan," ucap Sandra dengan tulus saat memberikan ongkos taksi dan beberapa nilai dollar sebagai tip.

Wanita dengan tampilan sederhana itu mengulas senyum saat berdiri tepat di depan pagar tinggi kediaman sang kekasih.

Sandra yang sejak tadi mencoba menghubungi kekasihnya, namun tidak mendapatkan jawaban, terpaksa harus mendatangi sang kekasih di kediaman mewahnya. 

Apalagi sudah dua pekan, mereka tidak bertemu. Dan rasa rindu itu kini kian membuncah.

"Aku yakin, sangat… yakin, kalau dia pasti bahagia mendengar kabar ini," monolog Sandra dalam hati, sembari melemparkan senyum kedepan.

Senyum indah itu, kini berganti dengan dahi yang tiba-tiba mengkerut heran dan penasaran saat melihat, suasana kediaman sang kekasih nampak meriah. Ramai oleh orang-orang berlalu lalang dengan setelan pakaian formal.

Sandra melangkah dengan wajah kebingungan, netra coklatnya merotasi sekeliling pekarangan luas di dalam sana dengan perasaan yang tidak menentu.

Kerutan pada dahinya terlihat begitu jelas, saat beberapa petugas keamanan mencegahnya untuk masuk ke dalam.

"Maaf! Aku ingin menemui seseorang di dalam sana." Sandra berkata dengan nada gugup dengan debaran jantung yang tiba-tiba membuatnya gelisah.

Kedua pria dengan tubuh kekar itu memandangi Sandra dengan tatapan menelisik. Mereka melihat penampilan Sandra penuh curiga.

Salah satu dari mereka mendekati wanita yang kini berdiri dengan tatapan terus tertuju ke arah dalam Mansion mewah itu. 

"Bisa tunjukkan, undangan anda, nona?" Tanya petugas tersebut yang berada di samping — Sandra.

Refleks, Sandra menatap pria di sampingnya dengan pandangan bingung dan juga penasaran.

"U-undangan?" Tanya Sandra kembali dengan terbata. Tatapan matanya pun tersirat rasa penasaran.

Kedua petugas itu juga semakin menelisik ekspresi wajah Sandra dan bahasa tubuh wanita itu dengan curiga.

"Undangan, pernikahan tuan muda Louis," tandas sang petugas dengan wajah dingin.

Sandra terlihat terkejut dengan kedua bola mata membesar, tubuhnya pun mendadak tegang dan membeku. Wanita cantik itu, menatap sang petugas bergantian. 

"T-tuan m-muda … Louis?! Sandra bergumam lirih dengan wajah pucat.

Sandra kembali menatap ke arah dalam Mansion, ia melangkah sedikit demi sedikit dengan tatapan tidak percaya dengan apa yang ia dengar baru saja. 

"T-tidak! I-itu t-tidak… mungkin," gumamnya dengan wajah pucat dan suara terbata.

"Bisa saja, tuan muda Louis yang lain," batin Sandra yang mencoba mengelak semua apa yang ia ketahui.

Lama hidup bersama dengan Kendrick, Sandra, sudah mengetahui segala pribadi sang kekasih. Terutama status dan kehidupan sang kekasih yang berasal dari keluarga konglomerat terpandang, juga merupakan anak tunggal dari tuan besar Louis.

Sandra mencoba menyakinkan perasaan dan firasatnya yang sekarang mendadak membuatnya gelisah dan berwajah pucat.

"Anda, mau kemana nona?" Tegur salah satu petugas tersebut yang menghalangi langkah — Sandra menuju ke dalam.

"S-saya mau kedalam menemui, kekasihku," tandas Sandra dengan suara bergetar.

Seluruh aliran darah dalam tubuhnya terasa berhenti mengalir, membuat sekujur tubuhnya mendadak lemas dan lemah tak berdaya.

"Maaf! Anda tidak bisa kedalam tanpa menunjuk kartu undangan, anda," pungkas petugas itu dengan nada tegas.

"Tapi aku ingin menemui Kendrick, kekasihku!" Sentak Sandra tanpa sadar akibat terlalu dikuasai segala emosi.

Beberapa orang dengan pakaian mewah mereka, menghentikan langkah dan memandangi — Sandra dengan aneh. Bahkan ada yang bersikap sinis saat wanita itu menyebutkan nama tuan muda Louis tanpa pengucapan hormat.

Sedangkan, kedua petugas itu saling melirik dan kembali menatap Sandra dengan tatapan — dingin.

"Lepas!" Sentak Sandra sekali lagi yang mencoba menarik pergelangan tangannya yang di cekal para petugas keamanan.

"Anda tidak boleh masuk dan mengundang keributan," perintah salah satu petugas itu.

"Tapi aku mau menemui kekasihku, Kendrick Louis!" Teriak Sandra pas di depan muka kedua pria itu.

"Jangan bermimpi untuk menjadi nyonya muda di sini, nona. Anda sungguh tidak pantas dengan gelar itu." Salah satu petugas itu menghina Sandra dengan perkataan sarkas.

Sandra menatap petugas itu dengan tatapan tajam yang mana kedua matanya sudah berubah merah dan berkaca-kaca.

"Lepas! Dan aku tidak peduli," gertak Sandra tanpa rasa tersinggung sedikitpun dengan ucapan sarkas, salah satu petugas tersebut.

Sandra berusah melepaskan diri agar bisa menyakinkan dirinya sendiri, kalau yang sedang melangsungkan pernikahan bukanlah sang kekasih.

"Lepaskan aku!" Pekik Sandra semakin ingin melepas diri.

"Anda, tidak bisa masuk kedalam nona," bentak salah satu petugas itu.

"Tapi aku kekasih tuan muda di sini. Kami sudah lama bersama," tandas Sandra dengan nada penuh tekanan.

Kedua petugas itu semakin menatap Sandra dengan sinis, mereka juga menyeret paksa Sandra ke tempat kosong, agar tidak menimbulkan ketidaknyamanan pada para tamu undangan.

"Ck! Itu tidak mungkin nona," sela sang petugas dengan wajah mencibir.

"Apa maksud anda. Aku benar kekasih, Kendrick Louis," jelas Sandra dengan wajah tak kalah sengitnya.

"Anda, terlalu mempunyai keinginan tinggi untuk bisa menjadi pendamping, tuan muda Louis. Tapi sayang, keinginan anda hanya akan menjadi sia-sia," pungkas petugas itu dengan nada penuh cemoohan yang ditujukan kepada — Sandra.

Wajah cantik Sandra mendadak semakin tegang dan memucat, tubuhnya pun kini mulai dibanjiri keringat dingin.

Dengan tatapan mata yang penuh keingintahuan, Sandra melayangkan pertanyaan kepada kedua petugas sombong di hadapannya. "A-apa maksud kalian?! Tanya Sandra dengan ucapan gugup dan bergetar.

"Lebih baik, anda tinggalkan tempat ini. Sebelum kami mengusir anda dengan kasar," timpal salah satu petugas dengan sarkas.

"KATAKAN PADAKU, SIAPA YANG KALIAN MAKSUD!" Teriak Sandra dengan refleks, membalikkan keadaan yang semula salah satu tangannya di cekal kuat, sekarang Sandra melakukan perlawanan dengan memelintir dengan mudah tangan petugas yang mencekalnya.

"Katakan, siapa yang kalian maksud melakukan pernikahan di dalam sana," ulang Sandra dengan wajah emosi.

Salah satu tangannya kini mencekal leher pria bertubuh tinggi kekar itu dan tangan satunya, memelintir tangan sang petugas kebelakang.

"Hey nona!" Seru petugas satunya dengan wajah garang.

Sandra menajamkan tatapannya penuh kengerian, tatapan mata merah dengan gumpalan air mata membuat Sandra begitu mengerikan.

"Lepaskan dia, wanita sialan," gertak petugas itu.

Pria itu ingin membantu rekannya yang raut wajahnya sudah berubah merah akibat cekalan kuat Sandra.

"Bugh" dengan emosi, Sandra memberi tendangan tepat di perut pria itu. Hingga membuat sang petugas tersebut mundur kebelakang dan terjatuh.

"Katakan, siapa yang kalian maksud?" Bisik Sandra dingin yang semakin menguatkan cekalannya. Petugas itu pun kini benar-benar susah bernafas.

"T-tuan m-muda, Kendrick Louis," sahut sang petugas yang berada di cengkram tangan Sandra.

Bagaikan tersambar petir, Sandra terpaku, terkejut, syok atas apa baru saja ia dengar.

"Tidak! Tidak mungkin," gumamnya lirih dengan wajah tidak percaya.

Ia juga tanpa sadar melepas kedua tangannya kepada sang petugas, wanita itu kini hanya bisa bergeming dengan tubuh tiba-tiba membeku.

"Tidak! Ini pasti cuma bualan mereka," ucap Sandra lirih dan mencoba untuk segera melangkah masuk.

Namun, lagi-lagi pergerakannya terhenti oleh kedua petugas itu. Tanpa banyak membuang waktu, Sandra melumpuhkan keduanya dengan sekali pukulan tepat, di titik kelemahan kedua pria di hadapannya.

Setelah kedua petugas itu sudah tak sadarkan diri, Sandra segera berjalan ke arah dalam Mansion. Ia juga setengah berlari.

Sangat mudah, untuk melumpuhkan penjaga kediaman sang kekasih. Apalagi, Sandra menguasai ilmu beladiri sejak kecil. Ia mendapatkan ilmu beladiri tersebut saat hidup di panti asuhan.

Mereka dipaksa untuk bisa menguasai ilmu beladiri untuk membekali diri sendiri saat berada jauh dari panti asuhan. Apalagi begitu banyak tindakan kejahatan yang melibatkan seorang wanita di bawah umur.

Sandra juga merupakan atlet taekwondo sewaktu masa sekolah dan hingga sekarang ia masih aktif, dan menjadi seorang guru taekwondo di salah satu kelas khusus, tanpa sepengetahuan kekasihnya.

 

Terpopuler

Comments

Agustina Kusuma Dewi

Agustina Kusuma Dewi

nt uma ke 7 yg ke baca , blm awalan so..menghancurkan

2024-06-23

0

neng ade

neng ade

hadir thor ... prihatin dngn nasib nya Sandra .

2024-06-20

0

Sweet Girl

Sweet Girl

Luar biasa

2024-03-16

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!