The Ending
Bilah pedang yang tajam menusuk tepat di jantung perempuan bermahkota merah bata, netra obsidian miliknya masih terlihat bercahaya meskipun hidupnya sudah diujung tanduk.
Mulutnya melengkung, menciptakan senyuman indah yang sangat cantik. Ujung bibirnya mengeluarkan darah, begitupun dengan perutnya yang sudah ternganga.
"Kamu menang, rajaku"
Tangan yang bersimbah darah terulur ke pipi sang lelaki. Lelaki itu mencabut pedang yang menusuk tubuh perempuan di depannya, ia menahan sang wanita yang kini terjatuh ke pelukannya.
Lelaki itu menatap sang perempuan dengan tatapan getir, suhu tubuh sang perempuan semakin dingin.
"T..tidak! Delia! Cordelia maaf! Maafkan aku, ini, aku tidak bermaksud membunuh mu!"
Ia memeluk tubuh perempuan bermahkota coklat bata, Cordelia namanya, sosok yang paling ia cintai setelah sang ibunda dan pengasuhnya.
Cordelia terbatuk. Sepotong darah segar keluar dari mulutnya, rasa sakit yang amat sangat kini terasa jelas oleh tubuh mungilnya itu, ia berusaha tetap fokus meskipun kesadarannya kian melemah.
Merasa waktunya sebentar lagi, ia mulai berbicara, mengucapkan ucapan terakhir pada sang suami tercintanya.
"Jangan biarkan korban lain berjatuhan, cukup aku saja yang menjadi korban dari kegilaan mu akan kekuatan itu. Sudah cukup, Luis, kamu menang sekarang"
Tangan Luis mencengkram bahu Cordelia, tidak terima jika itu adalah kata-kata terakhir sang pujaan hati.
Haus akan kekuatan membuatnya melakukan segala cara, termasuk membuat perjanjian dengan iblis yang membuatnya harus menumbalkan banyak nyawa tidak bersalah.
Awalnya, Luis hanya menumbalkan orang-orang kriminal dan penjahat, lama-lama ia mulai menculik warga dari kerajaan lain secara diam-diam dan terakhir, ia malah membunuh istrinya.
Kini tidak akan ada orang yang bisa mengalahkan Luis karena kekuatannya sudah terisi penuh, namun konsekuensinya adalah ia kehilangan tempatnya bersandar, satu-satunya rumah yang dia miliki.
Hanya penyesalan yang ia rasakan.
"Sialan! Sialan! Sialan!! Iblis brengsek!! Mengapa kau mengendalikan aku dan membuatku membunuh istriku!!? Kau sudah mendapatkan banyak nyawa, jadi mengapa kau masih menginginkan dia!!?"
Luis berteriak sambil menengadah keatas langit, lubang besar tercipta karena ledakan kekuatannya memperlihatkan awan hitam yang mulai menumpahkan air hujan. Para prajurit berdatangan, sekarang status Luis bukan raja lagi melainkan seorang monster yang membahayakan kerajaan.
["Kau bertanya kenapa?"]
Suara asing yang terdengar menakutkan mulai menggema di dalam istana berdarah, itu adalah suara iblis yang membuat Luis membunuh Cordelia.
["Itu karena nyawa istrimu sangat berharga, satu nyawanya mampu menyaingi semua nyawa yang sudah kau korbankan. Bodoh, kau seharusnya tidak meminta bantuan padaku manusia"]
Nafas Luis memburu, dia terengah-engah dengan wajah yang mengeras marah. Rasa penyesalan, sedih, marah dan putus asa menyatu dalam dirinya.
"AGRH!!"
Ia berteriak. Gelombang teriakannya mampu membuat semua prajurit di sana tumbang seketika, saking kuatnya kekuatan yang ia miliki. Bahkan sekarang kekuatan Luis sudah setara dengan seekor naga dewasa.
"Siapapun bunuh saja aku, aku tidak bisa hidup di dunia ini tanpa Cordelia!!"
Luis terjatuh, masih memeluk tubuh Cordelia yang kini tinggal jasadnya saja. Ia menatap wajah sang istri, mengecup keningnya pelan kemudian menangis.
"Aku ingin mati,"
Tidak ada yang menyaut ucapannya. Di dalam istana yang sudah hancur, hanya ia yang hidup. Semua orang di sana sudah ia bunuh, termasuk teman dan orang-orang terpercayanya.
Rambut birunya yang murni kini hilang, digantikan dengan rambut coklat tua yang ternodai oleh darah, netra kristal miliknya berubah menjadi merah karena kekuatan iblis yang dia miliki.
Kini dia sendirian. Hidup dengan penyesalan dan kekuatan besar yang sudah dia peroleh.
["Kamu menang Rajaku"]
Ucapan Cordelia terngiang di kepalanya. Dia menggeleng, menolak ucapan sang istri.
"Tidak ratuku, aku kalah"
Dengan perasaan yang hampa ia mengambil pedangnya. Pedang yang sama yang ia pakai untuk membunuh Cordelia, juga teman-teman berharganya. Luis memutuskan untuk mengakhiri hidupnya dan menyusul semuanya yang sudah tiada.
'Aku kalah karena kehilangan dirimu'
Saat pedang itu hampir menyobek perutnya suara lain terdengar dari langit.
[Berhenti, kau tidak akan bunuh diri kan?]
Luis membeku, ia tidak bisa mengendalikan tubuhnya sendiri, dia pikir suara itu hanya imajinasinya saja.
"Apa masalahmu? Biarkan aku mati,"
Suara itu tertawa garing, kini Luis menatap langit dengan tatapan putus asa.
[Jika kau mati maka aku tidak bisa membantumu, katakan padaku keturunan Daaris. Apa yang kau inginkan?]
"Aku--"
[Aku tidak bisa menghidupkan orang mati lho ya, apalagi yang kau bunuh itu banyak sekali]
Luis tersenyum getir. Bahkan mahkluk dalam imajinasinya saja tidak bisa memenuhi keinginan gila untuk membangkitkan seseorang dari Kematian. Padahal hanya itu yang ia inginkan sekarang.
"Aku tidak ingin apapun selain itu"
Suara Luis terdengar sangat lemah. Dia kembali mengangkat pedangnya, hendak melanjutkan kegiatan bunuh dirinya yang sempat tertunda.
Namun, lagi-lagi suara itu menghentikan aksinya. Kini ia menawarkan hal yang menarik perhatian Luis.
[Aku memang tidak bisa menghidupkan orang mati, tapi aku bisa memutar balikkan waktu]
Luis terbelalak. Jika dia bisa memutar balik waktu maka dia tidak akan melakukan perjanjian dengan iblis seperti yang Cordelia sering katakan padanya, dia bisa memperbaiki banyak hal dan mungkin mencegah hal buruk lainnya.
Melihat mata Luis yang bercahaya lagi, sosok dibalik suara itu menyeringai.
[Akan ku putar balikkan waktumu,]
Senyuman tipis yang muncul di wajah Luis menghilang, ia memiliki satu pertanyaan sekarang.
"Ada syaratnya kan?"
Pemilik suara itu terdiam, sedetik kemudian ia tertawa terbahak-bahak.
Benar, tidak ada yang gratis di dunia ini. Semua pasti memiliki resiko dan bayarannya masing-masing.
[Bagaimana kalau aku bilang bayarannya adalah nyawamu?]
Luis langsung mengangguk tanpa ragu, dia tidak peduli dengan nyawanya sendiri.
"Aku tidak peduli. Asal aku bisa membuat akhir bahagia untuk Cordelia dan teman-teman ku, aku tidak masalah nyawaku menjadi bayarannya"
Suara itu mendengus mendengar jawaban yakin dari Luis.
[Huh, tidak menanggap penting nyawa diri sendiri. Kau memang keturunan Daaris]
Setelah mengucapkan itu tubuh Luis perlahan memudar, bersamaan dengan itu ia bisa merasakan perasaan terbakar yang panas menjalar ke seluruh tubuhnya.
'Benar, nyawaku akan menjadi bayarannya'
Luis menerima takdir kematiannya sebagai bayaran karena memutar balik waktu. Ia mulai menutup matanya, menahan rasa sakit yang muncul dalam tubuhnya.
Dia pikir semuanya sudah selesai, namun suara itu kembali berbicara.
[Aku tidak bisa menghilangkan rasa sakit itu. Tahanlah sebentar, setelah itu kau akan kembali ke 14 tahun yang lalu, saat kau belum menyentuh pusaka iblis itu dan melakukan perjanjian dengannya. Kau tidak perlu membayar apapun, ini adalah harga yang harus aku berikan padamu karena perjanjian ku dengan Daaris]
Mata Luis terbelalak kaget. Ia menatap ke atas langit yang gelap, kemudian mulutnya membentuk sebuah senyuman.
Dia tidak tahu siapa itu Daaris, tapi ia berjanji, saat kembali nanti dia akan mencari tahu tentang sosoknya.
"Terima kasih, iblis atau malaikat, siapapun anda terima kasih"
[Huh, tidak buruk menerima ucapan terima kasih dari keturunan Daaris. Jaga perempuan itu dan teman-teman mu, kau harus tau mendekati perempuan mu di kehidupanmu yang sekarang itu akan sulit]
Luis terkekeh meskipun dia merasakan sakit seperti dilempar ke dalam kobaran api, tapi dia masih bisa tersenyum.
"Aku tidak peduli, sesulit apapun aku akan tetap memilikinya"
[Semoga berhasil. Luis Shane De Rowan, sang keturunan Daaris De Rowan]
Pandangan Luis mulai menggelap, hanya kegelapan tanpa ujung yang ia lihat. Beberapa menit kemudian secercah cahaya muncul, ia mendekati cahaya itu lalu penglihatannya buta untuk sesaat.
[The Ending]
Episode 1 completed
next chapter [Ongoing]
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 35 Episodes
Comments
ChiArt_27
Salah satu sifat tokoh utama, Gak takut mati🤧🛐. Kayaknya, Dia udah capek ya Thor, orang-orang terdekatnya pada mati semua😭.
Seenggaknya, Sayangi dirimu dulu, baru menyayangi orang lain😭 Salut deh
2022-10-23
0