Episode 4 [Akademi]

Akademi sihir Shion adalah salah satu akademi bergengsi dan diminati banyak orang, tidak hanya kalangan bangsawan saja tapi rakyat biasa juga bisa masuk ke sana asal mereka memiliki sihir dalam diri mereka.

Satu-satunya akademi yang menerima semua jenis murid, di sanalah tempat protagonis kita berada.

Luis terdiam dalam kamar asramanya, sambil merapihkan barang-barang yang dibawa dari rumah. Sekarang ini ia sedang menyiapkan hati karena sebentar lagi dia akan bertemu dengan teman sekamarnya.

Kamar asrama untuk murid berisi empat orang. Di masa lalu, Luis sekamar dengan seorang harpi, elf dan rakyat biasa.

Ketiga orang itu adalah sahabatnya yang bertahan dengan dia sampai akhir, dan mereka juga orang-orang yang Luis bunuh dengan kejam.

Awalnya Luis tidak akrab dengan ketiga orang itu, sampai suatu hari si harpi mendekatinya dan mengajaknya berteman. Luis berteman dengan mereka, namun ia lebih akrab dengan si rakyat biasa.

Si elf adalah rivalnya, sedangkan si harpi itu seperti penengah antara dia dan si elf.

Si rakyat biasa berperan sebagai teman diskusi. Jujur saja, Luis sangat kagum dengan pola pikirnya. Di masa lalu saat Luis jadi raja, si rakyat biasa itu ia angkat menjadi penasihat dan bangsawan.

Kali ini pun dia berniat untuk menjadikannya penasihat dan berteman dengan mereka semua.

Luis kembali gugup. Berkali-kali ia menarik nafasnya berusaha menenangkan diri, untungnya dia bisa menghilangkan kegugupannya tepat saat pintu terbuka.

Lelaki dengan telinga runcing dan memakai baju akademi yang sama dengan Luis, ia yang membuka pintu, sama seperti di masa lalu.

"Ah"

Netra kristal milik Luis bertatapan dengan lelaki bermahkota zamrud, ia tersenyum tipis kemudian menyapa mereka.

"Halo, kalian pasti teman sekamarku kan? Salam kenal, aku harap kita bisa akrab kedepannya"

Luis berbicara dengan sopan membuat ketiga orang yang di depannya mematung kaget, dilihat dari mata dan warna rambutnya saja mereka sudah tahu kalau Luis itu pangeran dari negri tempat akademi shion berdiri. Mereka tidak menyangka kalau sikap Luis lebih ramah dan baik, berbeda dengan bayangan mereka.

"Salam kenal pangeran, nama saya William. Saya rakyat biasa,"

Yang berbicara pertama adalah William, dia si rakyat biasa yang menjadi sahabat karib Luis di masa depan. Penampilannya sederhana, rambutnya agak panjang berwarna coklat tua yang selaras dengan bola matanya, ia tidak tinggi atau pendek, di pinggangnya terlihat sebuah pedang biasa yang menempel bersama tas lusuhnya.

"Aku Six,"

Yang ketus itu Six, si Elf cantik namun tampan secara bersamaan. Sifatnya memang judes, tapi sebenarnya dia agak penyayang dan peduli.

Dia memakai kalung hitam dan anting-anting. Rambutnya pendek berwarna hijau tua, sedangkan netra miliknya berwarna biru langit yang cerah. Di punggung Six terdapat sebuah anak panah dengan ukiran khas klan Elf.

"Ah! Halo, saya Hansoo. Eum, bisa anda lihat dari sayap saya kalau saya itu seorang harpi"

Yang bicara dengan wajah canggung itu Hansoo.

Hansoo memiliki sayap hitam yang terlipat di punggungnya, itu adalah ciri dari harpi. Rambutnya hitam bak jelaga, sedangkan netra miliknya berwarna violet. Hansoo tidak membawa senjata, Luis tahu itu karena senjata milik Hansoo akan muncul saat ia menjatuhkan bulu sayapnya. Lagipula, bulu sayap Hansoo juga bisa dijadikan senjata dan perisai.

Di mata Luis mereka bertiga masih sama, bahkan kata-kata perkenalan mereka pun sama persis seperti dalam ingatan Luis di masa lalu.

Luis bersyukur bisa melihat mereka lagi, sahabatnya yang berharga. Ia mengangguk paham setelah ketiga orang itu memperkenalkan diri, dia harus bertindak seolah-olah ia tidak kenal mereka semua dan ini adalah pertemuan pertama mereka meskipun jauh dalam lubuk hatinya ia ingin memeluk mereka bertiga sambil berucap kata maaf dan terima kasih beribu-ribu kali.

"William, Six dan Hansoo ya? Salam kenal semuanya, namaku Luis Shane De Rowan, kalian bisa memanggil ku dengan nyaman. Tolong lupakan kalau status ku itu pangeran, saat di akademi aku sama seperti kalian semua. Kita adalah murid, tidak kurang dan tidak lebih, jadi ku harap kita semua bisa bersikap santai"

Ketiga makhluk itu kembali tersentak. Sikap Luis sangat berbeda dengan para bangsawan yang mereka tahu. Sikapnya lebih ramah, ia juga terlihat tulus dan tidak palsu.

Hansoo menghela nafas lega, dia khawatir akan sekamar dengan seseorang yang sombong dan angkuh.

Six mendengus tak peduli sedangkan William tersenyum lembut kepada Luis.

'Aku merindukan kalian semua, teman-teman'

Bermahkota Zamrud\=rambutnya warna hijau

Netra\= untuk mendeskripsikan warna mata

Terpopuler

Comments

anggita

anggita

coba mampir ng👍like

2022-10-19

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!