Akibat terlalu cepat melangkah, Nadira justru terpeleset saat melewati lantai yang baru saja dipel oleh cleaning service disana.
"Akh!" Nadira memekik saat tubuhnya hendak terjatuh.
"Eh eh, Bu Dira!" Keenan reflek berteriak dan maju untuk menangkap tubuh bosnya itu.
Namun, ia kalah cepat dibanding seorang pria yang muncul dari arah samping dan langsung menangkap tubuh Nadira.
Nadira pun terkejut saat lengan kekar mendekap tubuhnya, ia coba membuka matanya untuk melihat siapa orang yang sudah menolongnya itu.
Betapa kagetnya ia begitu mengetahui wajah si pria amat mirip dengan Albert, suaminya.
Mereka cukup lama saling memandang, Nadira masih tak percaya dengan apa yang dilihatnya saat ini.
"Mas Albert...??" ucapnya lirih.
Sontak Keenan memasang wajah kaget mendengar apa yang diucapkan Nadira barusan.
"Ini kamu mas?" ucap Nadira sambil tersenyum.
Pria yang masih mendekap tubuhnya itu pun terheran-heran dengan ucapan Nadira, ia tak mengerti apa maksud Nadira menyebut namanya sebagai Albert.
"Hah? Kamu bicara apa ya? Saya bukan Albert, kamu salah kira!" ucap pria itu.
"Apa??" Nadira terkejut dan mengucek-ngucek matanya, ia baru sadar bahwa apa yang dia lihat tadi hanyalah halusinasi.
Tentu saja Nadira langsung menjauh dari tubuh pria tersebut dan sedikit merasa malu.
"Ma-maaf ya! Saya tadi salah kira, terimakasih kamu tadi udah tolongin saya!" ucap Nadira agak gugup.
"Bu! Ibu gapapa?" tanya Keenan yang baru menghampiri bosnya. "Hey kamu! Kalau ngepel itu yang bener dong, jangan ceroboh!" sambungnya menegur cleaning service disana.
"Maaf pak, bu, saya benar-benar minta maaf!" ucap pekerja itu merasa ketakutan.
"Enggak kok, saya baik-baik aja! Sudahlah Keenan, kamu tidak perlu memarahi dia!" jawab Nadira.
"Syukurlah! Eee terimakasih ya pak!" ucap Keenan seraya menatap sosok pria di sampingnya itu.
"Ya sama-sama, by the way tadi anda sebut saya dengan nama Albert, dia itu siapa ya?" tanya si pria dengan wajah penasaran.
"Umm, itu nama suami saya. Dia juga pemilik perusahaan ini, maaf karena saya salah sebut nama tadi!" ucap Nadira menjelaskan.
"Ah tidak apa, omong-omong perkenalkan nama saya Davin, Davin Araya!" pria itu mengenalkan dirinya kepada Nadira sembari mengulurkan tangan ke arah wanita itu.
Nadira terdiam sejenak menatap wajah pria itu, wajahnya sangat mirip dengan Albert hingga membuatnya tak bisa berpaling.
"Umm, halo!" pria bernama Davin itu merasa heran lantaran Nadira hanya diam saja.
"Ah iya, ma-maaf saya kurang fokus! Saya Nadira, salam kenal ya pak Davin!" ucap Nadira gugup dan meraih tangan Davin sambil tersenyum.
"Okay! Tangan anda dingin sekali, sepertinya anda perlu penghangatan sebentar untuk menghilangkan rasa gugup anda ini." ucap Davin.
"Ah tidak perlu, yasudah ya saya permisi dulu?" Nadira melepas tangannya lalu pamit pada pria itu.
"Nanti dulu Bu Nadira!" Davin justru mencekal lengan Nadira untuk menahan wanita itu.
"Ada apa?" tanya Nadira.
"Anda sangat cantik! Berapa usia anda? Sepertinya saya tertarik dengan sosok wanita seperti anda, selain cantik anda juga seksi!" ucap Davin sensual.
"Apa maksud kamu bicara begitu?" tanya Nadira yang sudah mulai kesal.
"Tidak ada, saya hanya bertanya. Kalau kamu setuju, nanti malam saya bisa bawa kamu ke apartemen saya. Bagaimana cantik?" ucap Davin.
Plaaakk...
Bukannya jawaban yang didapat, pria itu justru mendapat tamparan keras di pipinya oleh Nadira.
"Jangan kurang ajar ya kamu! Kamu itu siapa? Berani sekali kamu menggoda saya seperti itu!" geram Nadira.
Keenan amat terkejut dengan sikap bosnya yang galak itu, ia pun coba menahan Nadira saat wanita hendak mendekati Davin.
"Bu, Bu tahan Bu! Sabar!" ucap Keenan.
"Hahaha, kamu tanya saya siapa? Saya kan sudah bilang tadi, saya ini Davin Araya, Ceo dari PT Araya sentosa. Saya datang kesini atas undangan anda loh, ibu Nadira yang cantik. Bukankah kita sudah sepakat untuk bekerjasama?" jelas Davin.
Nadira terdiam sejenak mendengar jawaban pria itu, namun amarah tampak sudah menguasai tubuhnya akibat perkataan pria itu.
"Mulai saat ini, saya batalkan semua kerjasama yang kita bahas itu! Anda jangan pernah menginjakkan kaki di perusahaan ini lagi, atau saya akan laporkan anda ke pihak berwajib!" ucap Nadira tegas.
Davin melotot tajam ke arah Nadira, sedangkan Keenan merasa terkejut dengan ucapan bosnya itu.
"Ayo Keenan kita pergi!" pinta Nadira.
"Ba-baik Bu!" ucap Keenan menurut.
Nadira langsung pergi begitu saja diikuti oleh Keenan dari belakang dengan langkah tergesa-gesa.
"Bu, apa ibu serius memutus kontrak kerjasama kita dengan perusahaan Araya sentosa? Ini sebuah proyek yang menguntungkan loh Bu untuk kita, dampaknya bisa fatal kalau kita tidak jadi kerjasama dengan mereka." ujar Keenan.
"Biar saja Keenan, aku tidak mau bekerjasama dengan orang lancang seperti dia! Lagipun, masih banyak perusahaan lain yang mau bekerjasama dengan kita." jawab Nadira.
"Baiklah Bu, saya ikuti saja keputusan ibu!" ucap Keenan.
•
•
Nadira pulang ke rumahnya, ia masuk begitu saja ke dalam dengan tergesa-gesa karena sudah tidak sabar ingin menemui anak-anaknya.
"Assalamualaikum.." ucap Nadira disertai senyum manisnya.
"Waalaikumsallam, eh Nadira kamu sudah pulang? Tuh tuh sayang, mama kamu datang tuh, jangan nangis lagi ya!" ucap Sulastri yang tengah menggendong cucunya.
"Aduh, anak mama kok nangis sih?! Kangen ya sama mama? He'eh?" Nadira langsung menghampiri putrinya itu dan mencubit pipinya gemas.
Terlihat putrinya pun mencoba bangkit untuk lebih dekat dengan Nadira disana.
"Eh eh eh, mau ngapain sayang? Mau digendong sama mama? Iya?" ucap Nadira.
"Iya nih sayang, kayaknya Ciara mau digendong sama kamu. Kamu gendong aja dia dulu sebentar, baru abis itu kamu ke kamar!" ucap Sulastri.
"Iya Bu, sini biar aku yang gendong Ciara!" ucap Nadira.
Sulastri pun memberikan Ciara kepada Nadira, ya Ciara adalah nama yang diberikan Nadira pada putri kandungnya yang telah berusia dua tahun itu.
Benar saja, Ciara langsung terdiam begitu digendong oleh mamanya.
"Aw aw cantik banget sih anak mama! Kamu baru ditinggal sebentar masa udah kangen aja sih sayang? Mama kan harus kerja, gak bisa temenin kamu terus disini." ucap Nadira.
"Gak tahu tuh Dira, Ciara kayaknya gak bisa jauh lama-lama dari kamu. Dia selalu aja nangis tiap kali ditinggal sama kamu," ucap Sulastri.
"Hahaha, yaudah besok-besok aku bawa aja Nadira ke kantor deh Bu.." sarkas Nadira.
Sulastri tersenyum saja mendengar perkataan Nadira.
"Iya sayang? Kamu mau ikut mama ke kantor? Kamu mau dekat terus sama mama ya?" tanya Nadira pada putrinya.
Tiba-tiba Galen muncul, ia terlihat bahagia mengetahui mamanya sudah pulang ke rumah.
"Mama!!" pria berusia tujuh tahun itu langsung berlari sambil berteriak kencang menuju mamanya disana.
Akan tetapi, Nadira terdiam saja seakan tak perduli dengan kehadiran putranya itu.
Nadira masih terus fokus menggendong serta menciumi wajah Ciara sambil tertawa ria.
Bahkan, Sulastri juga ikut bersikap acuh kepada Galen dan berpura-pura tidak melihat pria kecil itu disana.
Galen pun menghentikan langkahnya, ia menunduk lesu saat menyadari tak ada satupun yang perhatian kepadanya.
"Mama jahat!" ucapnya.
...~Bersambung~...
...JANGAN LUPA LIKE+KOMEN YA GES YA!!!...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 32 Episodes
Comments
Syhr Syhr
Kasihan kali Galen digituin. 🥺
Sih lari dalam pelukannya ku saja Galen. 🤗
2022-10-12
1