Part 5

Faris dan Ina sudah tiba di rumah,setelah acara selesai Faris memutuskan untuk pulang.

"Bi,,dimana Alena?".Tanya Faris saat tak melihat Alena.

"Nyonya Alena masih di kamar Tuan,kondisi Nyonya kurang sehat".Bi Rahma memberitahu.

"Alena sakit Bi?".Tanya Faris

"Iya,,,sejak semalam Nyonya demam Tuan".

"Mas aku langsung istirahat ya,,badanku capek semua ini".Ina memotong pembicaraan Bi Rahma dan Faris.

"Istirahat lah sayang".Faris mencium sekilas bibir istrinya perlakuan yang tak pernah ia tunjukan pada Alena.

"Bibi nggak perlu memasak banyak ya,kemungkinan aku dan Ina akan makan di luar malam ini,Siapkan saja buat Alena".Ucap Faris sebelum menyusul sang Istri kedalam kamar.

"Baik tuan".

Didalam kamar Ina begitu manja memeluk sang suami.

"Mas yakin nggak ngajak Alena makan malam bersama kita?Aku merasa tak enak jika kita hanya pergi berdua saja bagaimanapun Alena masih istrimu Mas".

"Kau dengar kata Bibi tadi Alena masih sakit,Lagi pula aku tak perduli dari awal Aku menikahi mu karena hanya ingin fokus dan membahagiakan kamu saja sayang".Faris mencium setiap inci wajah Ina.

"Mas harus adil jadi aku tak merasa bersalah padanya,aku tak ingin di cap sebagai istri yang menguasai Mas Faris"Ucap Ina seakan ia begitu bijaksana

"Kamu ngomong apa sih sayang,kamu itu kekasihku sebelum aku menikahi dengan Alena,Jangan merasa bersalah padanya.Seharusmya kamu marah pada Alena karena perjodohan konyol itu kami menikah dan menyakiti hatimu".Faris merasa bersalah pada kekasihnya.

"Maaf kan aku Mas,,kalau begitu aku akan mengikuti semua perkataan Mas".Ucap Ina dengan memasang wajah semanis mungkin lalu mengecup bibir suaminya.

"Apa kau sedang menggoda ku sayang? Ayo kita mencicil nya sekarang,membuat Faris Junior".Faris menggendong Ina menuju tempat tidur.

"Sayang hentikan Akhhhh,,,a,,ku ,,,,,".Ucap Ina terbata-bata dengan sedikit *******

"Ada Apa sayang?".Faris mengehentikan aktivitas panasnya.

"Aku lagi datang bulan,kita tak bisa melakukannya sekarang".Cicit Ina

"Astaga kenapa kau tak bilang dari awal sayang".Faris terlihat frustasi.

"Maaf".Ucap Ina sendu

"Tidak apa-apa,,ayo lebih baik kau mandi sekarang".Faris mengusap lembut pipi sang istri.

Ina pun mengangguk dan segera berlari kekamar mandi.

"Huh selamat,,,,".Ina mengusap dadanya

"Aku akan terus menghindar untuk berhubungan intim dengan Mas Faris,aku harus cari alasan dan cara agar Mas Faris tidak curiga.Aku takut ia tak menerima keadaan ku yang tak suci lagi,Aku juga belum mencapai tujuanku".Gumam Ina di depan cermin kamar mandi.Ternyata ada rahasia dan rencana besar yang ia siapkan untuk Faris.

Walau hubungan mereka sebagai sepasang kekasih sudah lama,Faris tak pernah meminta Ina untuk berhubungan badan dengannya,Faris sangat menjaga kekasihnya itu dan kini mereka berdua sudah menikah wajar jika Faris meminta haknya.

Faris pun memilih untuk keluar kamar,Ia sebenarnya ingin melihat keadaan Alena yang sedang sakit,Ia sedikit merasa bersalah karena sudah menampar Alena kemaren.Tapi rasa gengsi muncul di hatinya Faris pun mengurungkan niatnya.

Tak terasa dua hari waktu berlalu.

Alena pun sudah mulai pulih,Alena masih betah di dalam kamarnya.Ia baru saja selesai makan malam yang Bi Rahma berikan untuknya.Ia sebenarnya sengaja berlama-lama di dalam kamar ia belum siap bertemu Faris dan Ina.

"Apa Ina menyiapkan segala keperluan Mas Faris Bi".Tanya Alena,ia sedikit penasaran selama dua hari ini tak keluar kamar.

"Boro-boro nya,,Nyonya Ina saja bangunnya siang".Cibir Bi Rahma.

"Maklum masih pengantin baru Bi,,Pasti lelah melayani suaminya hehehehe".Alena terkekeh

"Bibi kok kesal ya melihat kemesraan mereka".Omel Bibi.

"Kita harus terbiasa akan hal itu mulai sekarang Bi".Ucap Alena ragu.Ia juga tak tau apakah ia mampu melihat semua perhatian dan kasih sayang yang Faris berikan untuk Ina.

"Nyonya yang sabar ya,,Apa Nyonya mencintai Tuan Faris?".Tanya Bi Rahma tiba-tiba.

"Siapa yang tak jatuh cinta pada Pria seperti mas Faris Bi,,bahkan aku tak sanggup lama-lama menatap mata indahnya".Ucap Alena jujur.

"Lalu kenapa Nyonya tidak berjuang mendapatkan Cinta Tuan,dan Nyonya malah membaurkan Tuan menikah lagi".

"Itu sepertinya mustahil Bi,,apapun yang aku lakukan untuknya selama ini tak ada artinya bagi Mas Faris Bi,,,lagi pula aku sadar diri.aku merasa tak pantas menjadi Istri dari seorang Faris.Status sosial kami sangat jauh berbeda".Alena merasa minder dengan statusnya yang dulu hanya anak seorang supir.

"Cinta itu tak memandang Miskin dan Kaya Nyonya,Andai Tuan bisa melihat ketulusan dan cinta di mata Nyonya.Mungkin kalian berdua adalah pasangan suami istri yang paling bahagia".

"Bibi bijaksana sekali,Tapi aku sadar cinta tak bisa di paksa kan Bi,,,Melihat Mas Faris bahagia dengan Ina itu sudah membuat ku merasa senang.Aku tak akan lagi melihat wajah murung mas Faris".Ucap Alena lirih.

"Bibi yakin suatu saat nyonya akan mendapatkan kebahagian lebih dari pada Tuan Faris yang rasakan sekarang".Doa bi Rahma begitu tulus

"Terima kasih,Bibi selalu ada buat Alena.Kalau tidak ada Bibi mungkin aku tidak ada teman untuk bercerita".Alena merasakan hatinya sedikit lega.

"Apapun buat Nyonya akan Bibi lakukan,Bibi tau Nyonya adalah wanita baik".

Alena memeluk Bi Rahma dan terisak di diperlukan wanita paruh baya itu.

"Kalau begitu Bibi ke dapur dulu ya mau membereskan meja sisa makan malam Tuan Faris dan Nyonya Ina".Ucap Bi Rahma setelah tangis Alena reda.

"Maaf ya Bi,,belum bisa bantu Bibi di dapur.Pasti Bibi kerepotan bekerja sendiri".

"Nggak apa-apa.Nyonya fokus saja pada kesehatan nyonya dulu ya".Bi Rahma pun segera berlalu pergi sambil membawa piring bekas Alena makan.

Alena pun segera meminum obatnya sebelum ia kembali beristirahat.

Tok,,,tok,,,suara diketuk terdengar membuat Alena kembali membuka matanya yang sudah mulai terpejam.

"Ya tunggu sebentar".Ucap Alena sambil berjalan membukakan pintu.

Faris masuk begitu saja saat Alena membuka pintu untuknya.

"Kenapa lama sekali sih membuka pintunya".Omel Faris

"Mas mau ngapain kekamarku?".

"Numpang mandi!".Jawab Mas Faris ketus

Setelah berkata seperti itu bukanya mandi Faris malah merebahkan tubuhnya di kasur Alena dengan santainya.

"Mas belum mandi?kenapa malah tidur diatas kasurku?".

"Aku ingin tidur disini".

"Kenapa Mas tiba-tiba mau tidur bersama ku".Alena merasa heran.

"Aisss,kau sama Ina itu sama saja cerewet.Ina memintaku untuk adil dan menyuruhku untuk tidur bersama mu malam ini,cepat tidur di sampingku".Faris pun menarik Alena ke kasur untuk segera tidur.

Alena yang malas berdebat pun akhirnya memilih untuk tidur di samping Faris,Hatinya terasa gugup karena ini baru pertama kali ia tidur satu ranjang dengan suaminya.

"Besok bangunkan aku pagi-pagi aku harus pergi bekerja".pesan Faris sebelum ia tertidur.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!