"Kak!"
"Bisa tidak, diam sedikit? Bagaimana aku akan fokus, memasangkan perban ini dengan benar. Jika kepala Kak Lea, tidak diam sedari tadi," kesal Claude membuat Lea terdiam dengan wajah terkejutnya.
'Claude memarahiku? Tidak bisa dibiarkan,'
"Lepaskan! Biar Kak Lea, pasang sendiri. Sebaiknya Tuan Muda segera ke kamar Tuan saja, karena besok Anda harus ke sekolah. Dan ya, Kak Vera bilang minggu depan jika tidak berhalangan dia akan datang lagi!" ucap Lea.
Mengambil perban dari tangan Tuan Claude, lalu mempersilakan pria tampan dan Muda tersebut untuk keluar dari kamarnya, karena dia ingin beristirahat dan memasang sendiri perban ditangannya.
"Baiklah, jika Kak Lea butuh sesuatu panggil aku saja. Ini adalah tanggungjawab ku! Gara-gara aku Kak Lea menjadi seperti ini!" tekan Claude.
Lea hanya diam, menanggapinya dengan secuil senyum.
"Terimakasih untuk segalanya, Tuan Muda Claude. Tapi Tuan Muda tidak perlu sampai ingin, membantu Kak Lea. Pikirkanlah diri Tuan Muda sendiri, Tuan Muda masih sangat muda, perjalanan Tuan Muda masih panjang, Kak Lea biarlah mengurus diri sendiri." Ungkap Lea lalu menutup pintu kamarnya hingga membuat, Claude mundur beberapa langkah kebelakang.
"Kak Lea ... "
'Aku tidak akan menyerah! Mau seberapa keras, Kakak menolak! Aku akan tetap, mengurus Anda, bagaimanapun caranya,' batin Claude memantapkan tekatnya, untuk membuat Lea menerimanya, apapun yang terjadi.
***
Keesokan harinya ...
Di pagi yang cerah ini, Lea terbangun dengan tubuh yang kurang fit. Tampak wajahnya yang pucat, membuatnya tidak terlalu bersemangat untuk memulai hari. Tetapi Lea berusaha untuk bangun, karena memikirkan sarapan untuk two C.
Karena mereka, tidak bisa makan jika bukan Kak Lea yang memasakkan. Dan Lea pun, setelah membersihkan tubuhnya dengan penuh tenaga karena harus, membaluti lukanya menggunakan plastik agar tidak terkena air ketika mandi tadi. Kini bergegas, menuruni anak tangga ketika sudah beberes segalanya.
'Ya ampun, jam berapa sekarang? Aku harus segera memasak. Takutnya, mereka tidak akan sarapan jika bukan masakan ku,' batin Lea. Bergegas memakai celemek, lalu memotong berbagai sayuran berwarna hijau.
Ditengah, kegiatan memasaknya. Tiba-tiba saja Lea mendengar seseorang, memanggilnya ternyata dia adalah Caca. Gadis kecil itu, tampak sudah bersiap dengan seragam lengkapnya. Memanggil Lea, dengan begitu gembira.
"Kak Lea! Lagi ngapain? Wah, nasi goreng asik!"
"Ca, sudah abis mandi ya? Harum banget. Pakai sampo apa?"
"Sampo Putri Cinderella! Iya Kak, abis mandi. Kata Mbak Ja, aku harus mandi cepat-cepat gak boleh tungguin Kak Lea lagi, yang mandiin karena Kak Lea lagi sakit." Ungkap Caca, seraya mengambil kursi lalu mendekatkannya kearah Lea yang tengah kesulitan, memotong sayuran.
"Wah, Mbak Ja walaupun mukanya galak ternyata dia baik ya orangnya!" balas Lea cengengesan.
"Begitulah Kak. Ngomong-ngomong, mau aku bantuin potong sayurnya? Aku siap kok!" terlihat Caca ingin membantu, Lea memotong sayuran. Tetapi Lea segera menolak dengan menjauhkan semuanya, dari jangkauan Caca.
Hingga membuat, gadis kecil tersebut kesal. Kak Lea selalu menolak dirinya.
"Kak Lea, kenapa ditolak sih? Kan, niat Caca baik pengen nolongin. "
"Gak usah Ca, mending kamu main apa dulu sana. Tungguin Kak Lea selesai masak yah, oke kesayangan Kak Lea yang cantik jelita, Cinderellanya Kak Lea, ayo pergi main sana!" Lea mengusir Caca dengan halus.
Dan Caca, hanya bisa menuruti perkataan Kak Lea.
Tanpa mereka sadari, kelakuan mereka berdua tadi dilihat oleh seseorang. Tampak orang tersebut, tersenyum melihat kelakuan keduanya dengan geleng-geleng kepala.
***
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 69 Episodes
Comments
Lestari Lestari
Lanjut
2022-11-01
1