"Turunkan Kakak? Oh ya ampun, anak ini! Sedang apa kau! Hei?!" pekik Lea meronta-ronta, merasa sangat terkejut ketika melihat aksi tak terduga yang dilakukan Tuan Muda Claude kepadanya.
Dibalik keterkejutan tersebut, ada jantung yang berdebar dengan kencang.
"Kak Lea, izinkan aku membantu Kakak memakaikan perban baru ya. Sebagai permintaan maaf ku, atas apa yang telah aku perbuat kepada Kakak!" mohon Tuan Claude perlahan menurunkan Lea, keatas sofa.
Sementara Lea, hanya bisa diam dengan ekspresi wajah yang sulit untuk ungkapkan hanya dengan kata-kata.
"Kak Lea ..."
"Eh, maaf. Tapi ini udah malam Tuan Muda, sebaiknya Anda masuk ke kamar Anda cuci kaki Anda, lalu tidur tidak baik jika anak Muda yang dalam masa pertumbuhan seperti Anda begadang, itu akan merusak kesehatan Anda nantinya." Ucap Lea.
Claude tertegun, menatap tak percaya kepada Kak Lea. Apakah dimata Lea, dia tampak seperti anak-anak? Apakah menurut Kak Lea dirinya ini, masih seperti kekanak-kanakan! Padahal Claude sudah berusaha untuk merubah dirinya, menjadi sosok dewasa. Karena baginya umur itu hanyalah angka, tidak akan menjadi penghalang untuknya.
"Kak, aku ini bukan anak kecil lagi! Aku sudah besar sekarang. Seharusnya Kakak yang begitu, karena Kakak begitu ceroboh!" ungkap Claude spontan.
Membuat Lea melototkan kedua bola matanya. Memang benar, semua yang diucapkan oleh Claude semuanya benar. Lea itu sangat ceroboh, pelupa dan penakut apalagi kegelapan. Dan Claude hafal semuanya, karena setiap Tuan Claude mengajak untuk menonton film hantu Lea yang akan sangat menolaknya, karena ketakutannya akan hantu yang berada di kegelapan, bisa-bisa dia tidak akan bisa tidur dengan nyenyak dimalam hari memikirkan hantu-hantu itu berkeliaran dengan wajah, menakutkan mereka.
"Tuan Muda, kenapa berbicara seperti itu? Ingat ya, tidak boleh berbicara seperti itu lagi. Bagaimanapun, Kak Lea orang yang lebih tua dibandingkan Tuan Muda. Jadi Tuan Muda harus menghormati Kak Lea, sebagaimana Tuan Muda menghormati kedua orang tua Tuan Muda."
"Mulai sekarang, mulailah menjadi yang terbaik. Anggaplah Kakak sebagai keluargamu juga, atau anggap saja Kak Lea sebagai Kakakmu saja bagaimana? Ini akan sangat mengasikkan, kita kan keluarga? Kak Lea menyayangi kalian, seperti keluarga sendiri. Apalagi Tuan Muda, seumuran dengan adik Kak Lea, oke!" Lea tampak mengedipkan matanya kearah Claude.
Sementara Claude, tampak diam tak berkutik memandangi dengan sangat intens, wajah cantik tersebut yang selalu menggetarkan hatinya ketika memandangnya.
"Aku tidak bisa menganggap, Kak Lea sebagai keluarga. Karena Kak Lea bukanlah keluargaku, melainkan--"
"Ada yang kau katakan?" tanya Lea.
"Tidak, sebaiknya biarkan aku membantu Kak Lea. Setelah itu aku akan pergi," sahut Claude tanpa menunggu persetujuan dari Lea lagi, langsung saja merampas perban baru dari tangan Lea lalu menarik tubuh ramping tersebut untuk duduk berhadapan dengannya.
Dan Lea, hanya bisa menurut saja. Karena tidak ingin berurusan dengan orang seperti Tuan Claude. Diam melihat, bagaimana Claude memasangkan perban baru untuknya walaupun sakitnya harus dia tahan sendiri.
"Aaww ... Aaww, pelan-pelan!" ringis Lea seraya menarik tangannya dari Claude.
Claude yang belum selesai, memasangkan perban dari tangan Lea pun dengan paksa menarik ulang tangan Kak Lea, hingga menimbulkan rintihan kesakitan dari sang empu.
"Tuan, astaga! Pelan-pelan! Sakit tahu!" kesal Lea.
Inilah alasannya, mengapa Lea melarang keras Tuan Muda Claude untuk membantunya memasangkan perban ditangannya. Karena pada akhirnya, Lea yang akan marah-marah dan berakhir memaki pria tersebut.
"Kak!"
Kali ini bukan Lea yang berteriak, tetapi Tuan Muda Claude.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 69 Episodes
Comments
Lestari Lestari
🔥🔥🔥🔥
2022-11-01
0
Rika Ulfi
semangat thour buat ceritanya
2022-10-13
1