Mansion Utama Ricchan
"Kak Lea!" pekik Caca dengan sangat keras, berlari kearah Lea, lalu memeluk pinggang ramping wanita tersebut. Tak lupa tatapan tak sukanya, dia lontarkan kepada Kakaknya yang tampak, diam di samping Kak Lea.
"Kak Lea, tangan Kakak udah mendingan? Mau Caca panggilkan Dokter lagi?' tanya Caca.
"Gak usah Ca, Kakak udah agak mendingan kok lagian ini luka cuman sedikit, gak akan buat Kak Lea yang kuat ini nangis sedikitpun!" ujar Lea dengan cengengesan berusaha bersikap biasa-biasa saja, di hadapan Caca.
Berusaha menyembunyikan rasa sakit yang dia alami, demi tidak ingin merepotkan majikannya nanti ketika mengetahui jika tangannya tengah luka dengan cukup parah. Lea sampai berbohong, jika dia tidak menangis padahal tadi dia menangis bahkan sampai, sesegukan lantaran sakit yang dia alami.
Untungnya Tuan Muda Claude, dengan sigap membawanya ke rumah sakit terdekat, untuk mendapat pertolongan pertama dari Dokter. Dan sekarang, tangannya agak mendingan walaupun masih saja sakit jika di gerakan sedikitpun.
"Really? Kak Lea, jangan bohong ya! Caca gak suka lihat Kakak sakit. Apalagi pelakunya, adalah orang yang berada di samping Kakak!" tekan Caca sembari menunjuk kearah Claude yang tampak diam, dengan wajah yang acuh.
Membuat Caca semakin geram, dan ingin melayangkan tinjunya kearah pria tampan tersebut.
"Really sayang, udah yah. Ayo istirahat, Caca pasti capek pulang dari les 'kan?" tanya Lea seraya menarik Caca mengikutinya untuk memisahkan kedua Kakak beradik tersebut yang tampak, saling memandang dengan tatapan sengit.
"Kok tahu? Pasti pela--"
'Eh, kemana manusia jadi-jadian itu, ya?' batin Caca menatap kebelakang yang tadinya, berdiri sosok tampan tersebut. Tetapi kini pria tersebut, sudah tidak ada entah kemana perginya.
"Ayo tidur, dah malem. Besok Kakak buatin nasgor sama ayam goreng crispy mau?"
"Mau banget, okelah Kak. Selamat malam Kak Lea yang cantik, Kak Lea gak boleh kecapean ingat tangan Kakak tuh perbannya segede gaban," ucap Caca cengengesan menatap tangan Kak Lea yang diperban.
Sementara Lea hanya membalasnya dengan senyuman.
"Oke, Tuan Putri yang cantik. Tidur yang nyenyak ya! Bye." Dengan perlahan Lea mengantarkan Caca sampai benar-benar sampai, ke depan pintu gadis kecil tersebut. Terlihat seorang pelayan wanita, sudah menunggui Nona kecil mereka.
"Bi, aku permisi ya. Titip Caca," sahut Lea membuat pelayan tersebut mengangguk kemudian, menatap pada tangan Lea yang diperban.
"Neng, tangannya kenapa? Habis luka ya? Kok perbannya gede gitu, Lea gak papa 'kan?" tanya pelayan tersebut pada Lea.
"Ah, ini gak kok. Cuman luka biasa palingan tiga atau dua minggu sembuh," jawab Lea cengengesan mencoba menutupi rasa sakit, yang kini telah dia rasakan karena terlalu banyak bergerak usai pulang dari rumah sakit.
"Neng, mending istirahat deh. Itu aku lihat, perbannya ada kemerahannya!"
Deg
Seketika tubuh Lea menjadi melemas, mendengar ucapan dari pelayan tersebut. Dan benar saja ketika Lea melihat kearah perbannya, tampak bercak darah yang lumayan banyak.
Sepertinya akan terjadi sesuatu.
"Astaga, tangan Kak Lea berdarah! Kak kita harus memanggil Dokter sekarang!" pekik Caca histeris hendak pergi memanggil Dokter, tetapi Lea dengan sigap menghentikan Caca.
"Ca, gak usah. Mending kamu tidur ya, percaya sama Kak Lea gak bakalan kenapa-kenapa kok ya, Bi!" Lea menatap pada Bibi pelayan.
Sementara pelayan tersebut yang tahu, arah tatapan Lea pun segera membawa paksa Nona Muda mereka memasuki kamarnya untuk segera tidur, karena sekarang suka memasuki tengah malam seluruh isi Mansion pun sudah sangat sepi.
Setelah dirasa urusannya telah selesai, dengan lelah Lea melangkah masuk kedalam kamarnya yang terletak tak jauh dari kamar majikannya.
Ceklek!
Ah!
"Cl--Claude?!"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 69 Episodes
Comments
Lestari Lestari
Semangat Thor 🔥
2022-11-01
0