Kring
Kring
Kring
Alarm berbentuk kepala gajah terus berdering membuat kepala Netty merasa pusing mendengarnya.
Netty yang tahu jika hari ini ia tidak bekerja dengan malas mematikan alarm itu dan melanjutkan tidurnya.
"Aarrgghh... Merdeka untuk hari ini. Hari ini aku merdeka, ya hari ini aku merdeka!" Netty terus mengulangi perkataannya sambil memejamkan matanya.
Meski ucapannya mengatakan merdeka namun hatinya terasa sangat pedih, karena sebentar lagi waktunya untuk membayar cicilan apartemen sahabatnya yang masih belum lunas.
Mengingat jika tanggalnya sebentar lagi Netty pun langsung bangkit dari rebahannya.
"Tidak! Aku tidak boleh bermalas-malasan, aku harus segera mencari pekerjaan lain untuk menghasilkan uang yang banyak!" Netty menyemangati dirinya sendiri dan langsung bergegas masuk ke kamar mandi.
Di kamar mandi Neti sangat kebingungan sebab ia tidak memiliki sabun, odol, ataupun peralatan mandi lainnya.
Merasa tidakberdaya dengan keadaannya, Netty pun hanya jebar-jebur mengguyur tubuhnya dengan air tanpa menggunakan sabun.
Setelah menggunakan outfit yang sangat memadai, Netty dengan bersemangat menata hari yang cerah ini untuk mencari puing-puing rupiah.
Karena mandi tanpa sabun, Netty merasa kurang percaya diri dengan bau badannya.
Netty memilah-milah botol perfume yang ia punya. Semuanya hampir bersih tanpa ada isi, beruntung dari 10 botol ada 1 botol yang masih menyisakan setetes parfum.
Wajah Netty nampak berseri-seri karena kesenangan.
"Syukurlah, ini aja sudah sangat cukup." Netty pun menuangkan cairan parfum itu ke telapak tangannya dan mengusapnya ke seluruh tubuh.
Setelah Netty keluar dari kamarnya ia tidak dapat menemukan keberadaan sahabatnya. Namun Neti menemukan secarik kertas di atas meja makan.
"Selamat pagi sahabatku. Hari ini aku ada janji dengan sutradara, aku melihatmu masih tertidur sangat lelap jadi aku tidak tega untuk membangunkanmu. Aku ada sedikit roti makanlah sebelum beraktivitas. Aku akan pulang terlambat. tanda tangan Ajeng syantik tralala."
Begitulah isi pesan surat dari Ajeng.
Netty lagi-lagi hanya tersenyum melihat perhatian sahabatnya.
Netty pun mengambil sebungkus roti itu lalu memakannya sambil berjalan keluar apartemen.
Tiba saatnya Netty di sebuah kedai kopi tempat yang sama ketika ia bertemu dengan Rain.
"Hay, selamat pagi?" sapa Netty kepada Rain.
"Pagi. Aku pikir kamu tidak jadi datang?" jawab Rain sambil melihat jam di tangannya.
"Hehehe, maaf banget ya. Aku kelelahan jadi bangun terlambat."
Dalam hati Netty merutuki dirinya sendiri, karena dia hampir saja melupakan jika ia ada janji dengan Rain.
"Ya udah gak masalah. Jadi gimana, jadi mau ikut nggak?" tanya Rain..
"Em, sepertinya aku cukup bekerja paruh waktu saja untuk membagikan brosur. Karena aku tidak bisa pergi keluar kota dan meninggalkan sahabat ku sendiri. Aku di sini saja," jawab Netty.
Jadi, waktu itu Rain akan di pindahkan tugas kerja di luar kota. Jadi Rain berniat untuk mengajak Netty untuk bekerja menjadi sales di kota dimana Rain di tugaskan.
Meski wajah Rain sedikit kurang puas dengan jawaban netty, namun Rain tidak dapat memaksanya.
"Okelah jika begitu. Aku berangkat duluan ya? Bye..!"
"Maaf banget ya, semoga sukses selalu untuk mu," jawab Netty.
Kini, Netty kembali membagikan brosur produk AEIR PHONE di sebuah mall.
Tanpa di duga, Netty tidak sengaja menabrak seseorang di belakangnya.
"Oh, maaf bang, maaf saya tidak sengaja." Netty langsung membungkuk meminta maaf.
Vander menatap Netty dengan heran.
Dia lagi. Begitulah pikir Vander.
Ketika Netty menaikan kepalanya, betapa terkejutnya dia ketika melihat sosok mengerikan di depannya.
"Ka-kamu!?" Netty menunjuk wajah Vander.
Sial, dia lagi. Astaga, kesialan apalagi yang akan terjadi padaku. batin Netty merasakan jika bertemu dengan Vander, nasib baiknya akan berubah menjadi buruk.
"Bukankah kamu mengatakan tidak ingin bekerja yang bersangkutan dengan perusahaan AEIR PHONE?" tanya Vander membuka suara.
"Ee...!" Netty pun langsung menyembunyikan brosur di tangannya.
"Tidak! Aku tidak berkerja untuk AEIR PHONE. ini aku hanya sedang menggantikan teman aku saja!" sahut Netty mencoba mengelak.
Namun jelas Vander tidak akan percaya begitu saja, karena Ia pernah melihat Netty di lampu merah.
"Di mana teman kamu?" tanya Vander.
"Emmm, dia sedang sakit," jawab Netty ragu-ragu.
"Jika begitu suruh saja dia mati, karena setelah ini dia tidak usah kembali lagi bekerja untuk perusahaan AEIR PHONE." Vander lagi-lagi membuat nyali Netty langsung menciut.
Sialan, bos macam apa ini? Netty menggerutu dalam hatinya.
"Bisakah anda tidak seperti ini? bisakah anda menjadi bos yang baik, atau bisakah anda menjadi bus yang tidak arogan, atau bisakah anda menjadi bos yang sedikit punya hati?" Netty benar-benar merasa sangat kesal.
"Tidak!" jawab Vander singkat.
Dhuor!
Netty pun benar-benar tidak dapat habis pikir, bagaimana ada mahluk jenis seperti ini hidup di bumi. Terbuat dari tanah apakah dia ini? batin Netty.
"Baiklah, tidak perlu berakting lagi. Jujur sebenarnya aku sendiri yang memang bekerja di sini. Aku tidak menggantikan siapapun! Terus, apa urusan anda, apalagi kesalahan saya? Saya tidak bekerja di dalam gedung anda yang megah dan mewah itu. Saya tidak lagi mengotori lift pribadi anda yang biasa saja itu. Masalah buat anda jika saya bekerja seperti ini? Apakah perusahaan anda akan bangkrut jika saya bekerja untuk anda!"
Netty berteriak di dalam mall, seketika semua orang pun langsung berpusat pada Netty dan Vander.
Tiba-tiba.
Plak!
Sebuah tangan putih mulus menampar wajah Netty. Dia adalah Chamber, calon ibu tiri Vander.
"Berani sekali wanita seperti mu berteriak di depan putra saya?" Chamber mendelik geram ke arah Netty.
Tubuh Netty gemetar hebat. Selain rasa sakit, dia juga merasa takut dan juga malu. Namun demi harga diri, Netty kembali menatap Chamber.
"Ternyata anak dan ibu sama saja! Sama-sama tidak berprikemanusiaan dan sangat sombong! Mulai saat ini, saya bersumpah, jika saya tidak akan lagi bekerja di bawah perusahaan AEIR PHONE!" teriak Netty menentang Chamber.
Ketika Netty akan pergi, ia membalikan kepalanya dan menatap Vander.
"Kesombongan mu akan menjatuhkan mu!" ucap Netty sebelum ia pergi.
Chamber tidak memperdulikan ucapan Netty. Chamber menghampiri Vander dan tersenyum padanya.
"Sayang, kamu tidak papa?" tanya Chamber sangat manis, seolah-olah Vander benar-benar putranya.
Namun Vander yang sama sekali tidak menyukai seorang wanita, tidak tersentuh dengan pembelaan Chamber.
Vander pergi begitu saja dan meninggalkan Chamber seorang diri.
Melihat keangkuhan calon putranya, Chamber pun menggenggam erat tangannya.
"Dasar anak kurang ajar! Tunggu saja, kehancuran yang di katakan gadis itu akan segera tiba. Kamu dan keluarga mu akan mati di tanganku!" geram Chamber dalam hati.
Di sisi lain, Netty terdiam di sebuah jembatan layang. Ingin sekali ia menangis, namun tuhan sepertinya tidak mengizinkannya untuk menetaskan air mata.
"Mengapa dia sangat arogan sekali. Meski gaji yang di tawarkan sangat tinggi, bahkan untuk pekerja seperti aku, namun siapa yang sanggup jika bosnya macam macan sepertinya. Aaaahh, menyebalkan sekali!" umpat Netty dalam hati.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 27 Episodes
Comments
𝐙⃝🦜しÏA ιиɑ͜͡✦ᵉ𝆯⃟🚀ʰⁱᵃᵗᵘˢ
sabar ya Netty semua dukamu akan terbayar dg bahagia suatu saat nanti...tetaplah bekerja dg jujur dan halal juga jgn pernah berhenti berdoa mohon petunjukNya...
2022-10-15
3
𝐙⃝🦜しÏA ιиɑ͜͡✦ᵉ𝆯⃟🚀ʰⁱᵃᵗᵘˢ
sombong bgt ya bos Vander...mulutnya selalu saja mengeluarkan kata2 yg pedas...
2022-10-15
3
❀_Ayu_❀
Heeemm... kesombongan akan membawa Mu akan kehancuran....😌.
Vander, kata² yg diucapkan Vander & calon Mak Tiri emang bikin nyesek....🙁.
2022-10-15
2