Bab 4 Padepokan Karang Sejagad

Hari berikutnya aku mulai bergerak mewujudkan semua rencanaku bahkan andaikan bisa ingin memberikan sihir agar semuanya bisa terwujud dalam satu malam saja.

Aceng sudah memberikan kabar bahwa akan mulai mengerjakan semua proyek yang kuberikan hari ini secara serentak, meski harus menyewa tenaga dan peralatan kontraktor rekanannya juga.

"Mbak tolong di print masing masing selembar dengan ukuran A3 yah...!" Ucapku sembari menyerahkan sebuah flashdisk pada salah seorang karyawan yang bekerja di sebuah counter fotocopy sebelah kantor kecamatan.

Flashdisk itu berisi data data beberapa contoh model hunian modern yang ku unduh dari sebuah situs griya estika semalam.

"Baik mas...loh kamu bukannya Agung Riyadi yah anak stm negeri 2...?" Ujar mbak mbak pegawai fotocopy itu.

"Eh iya mbak benar...maaf dengan mbak siapa yah soalnya aku sudah banyak lupa dengan teman teman semua..." Balasku sambil tersenyum ramah.

"Ihh sombong yah mentang mentang sudah sukses hihihii... Eh kamu kerja di mana sekarang ? ingat Widya ngga smea negeri 1." Ujar mbak itu sembari sibuk di depan komputernya.

"Ya ampun...Wid iya aku ingat... hahahaaa...yang dulu ikut kelabasan sampai kedung ombo itu kan yah, trus kita pulangnya naik minibus nya di atas." Ujarku riang mengingat memori zaman putih abu-abu tujuh tahun yang lalu.

"hehehe itu juga gara gara kalian kan anak anak stm 2 pada nakal nakal semua... hihihi." Ujarnya sambil tersenyum dan tertawa kecil tampak gembira.

Aku ingat dulu kami berlima teman sekelasku mau healing sekalian berkunjung ke tempat salah satu teman yang tinggalnya di Grobogan, namun gara gara godain Widya yang saat itu juga bersama temannya mau ke Sragen, justru ikut gabung sama kami.

"Kok bengong...Gung...ingat pernah ngintip cd ku saat naik ke atap bis itu yah hihihi?" Ujar Widya menggodaku sambil tertawa kecil.

"Iya Wid...biru muda kan yah dulu itu hahahaa..." Balasku yang membuat wajahnya memerah, untung saja counter itu cukup lengang karena baru saja pelanggan yang fotocopy telah pergi.

"Eh Gung ini gambar design rumah yah...? kamu jadi arsitek kah sekarang?" Kata Widya kembali serius.

"Ah ngga kok Wid...itu hanya beberapa contoh calon hunianku nantinya." Jawabku jujur.

"Weisshh keren ini Gung...seleramu bagus Gung." Kata Widya sambil memasukkan beberapa lembar kertas A3 lalu mulai ngeprint.

"Wid ini counter fotocopy kamukah? setauku rumahmu kan di Delanggu kan?"; Tanyaku kepo.

"Aku cuma kuli di sini Gung, ini counter milik kakakku dan sekarang aku tinggal sama mereka di sini." Jawabnya.

"Ohhh...iya lama lama juga kamu akan punya counter kamu sendiri....mudah mudahan..." Ujarku lalu memberikan selembar uang nominal ratusan ribu pada Widya.

"Aminnn makasih doanya Gung..yah kembaliannya ngga ada Gung, beneran dari tadi mulangin duit terus soalnya." Kata Widya.

"Iya gapapa Wid kalo ada sisanya buat kamu aza lah lumayan buat nambahin uang makan nanti. Ya sudah makasih yah Wid aku pamit dulu." Ujarku lalu segera kurapikan berkas yang kuterima dari Widya dan kumasukkan ke dalam sling bag.

"Gung ini beneran sisanya banyak ini cuma kepake 15 ribu doank." Kata Widya sambil buru buru keluar dari counternya untuk menghampiriku.

"Ya elah Wid kaya ma siapa aza...beneran lah, malah pengennya ngajakin maksi bareng kamu aza tapinya aku buru buru." Ujarku basa basi modus

"Eh boleh kok gimana klo makan malam aza." Ujarnya tampak harapan di matanya.

"Ehm iya kapan kapan yah kamu tinggal disini kan?" Tanyaku sambil menatap wajah manisnya. Wajah yang mengingatkanku pada seorang artis bollywood bernama Shriya Saran.

"Heem.....beneran yah? aku tunggu loh..." Ujarnya sambil tersenyum manis memperlihatkan deretan giginya yang putih tampak rapi.

Aku hanya tersenyum mengangguk lalu melambaikan tangan dan bergegas menghampiri kendaraanku yang ku parkir di seberang jalan, lalu meluncur pergi setelah membunyikan klakson yang di balas oleh Widya dengan senyum merekah dan lambaian tangannya.

Sesuai rencanaku hari ini aku ingin mengunjungi Kyai Danuri dan putranya Sensei Hartomo di Padepokan Karang Sejagad yang merupakan tempatku belajar menimba ilmu beladiri untuk kegiatan ekskul sekolahku saat itu. Dari Kyai Danuri aku belajar pencak silat sampai nyaris tahap akhir dan dari Sensei Hartomo aku mendalami karate sampai dapat sabuk coklat.

Padepokan yang juga merupakan kediaman Kyai Danuri dan keluarganya itu lokasinya hanya 3 kilo saja dari stm negeri 2 tempatku menimba ilmu formal, sedangkan Sensei Hartomo kebetulan juga merupakan salah satu staf pengajar di stm itu.

"Asalamualaikum !!" Ujarku sopan menyapa Kyai Danuri yang sedang menikmati waktunya bersama Nyai Danuri istrinya di pendopo

"Walaikumsalam....!!!" Jawab beliau berdua berbarengan.

Aku segera menunduk dan menyalim buku tangan guruku yang sudah terlihat lebih tua itu, bergantian. Sementara Kyai Danuri kulihat memperhatikan aku dengan seksama.

"Maaf nak...kamu ini siapa?" Tanya Kyai Danuri padaku sambil tersenyum ramah, meski terus menatapku secara seksama.

"Agung...siswa stm negeri 2 yang ikut menimba ilmu di sini guru..." Jawabku masih sambil berdiri di hadapan guruku suami istri itu.

"Agung....?...Ohhh Yaa Alloh...ini kamu nak, ayo duduklah...iya ingat kamu muridnya Hartomo kan? hehehe" Ujar Kyai Danuri sambil terkekeh sementara Nyai Danuri turut mempersilahkanku duduk sementara dirinya berpamitan untuk ke dalam.

"Sudah jadi orang rupanya kamu nak...kesini bawa mobil...iya iya .. hehehe sudah lama kok nak anak anak stm sudah ngga kesini lagi, ya sejak Hartomo pindah ke Surabaya." Ujar Kyai Danuri membuatku tertegun sejenak.

"Kamu rupanya masih ingat sama gurumu yang sudah tua bangka ini nak...? trus apa hal yang membawamu kesini? maaf gurumu ini tak suka basa basi." Lanjut Kyai Danuri langsung ke inti.

"Aku memang sengaja berkunjung semata mata kerinduan seorang murid terhadap gurunya, juga ingin bertemu Sensei namun seperti kata guru Sensei sedang berada di Surabaya." Ujarku sopan.

"Iya nak sudah ada mungkin 3 tahun lebih, sensei mu hanya pulang kesini paling kalo lagi libur sekolah." Kata Kyai Danuri.

"Guru mohon maaf sebelumnya aku mohon guru menerima sedikit jerih payahku sekaligus rasa syukur dan terima kasih ku yang tak terhingga atas bimbingan dari guru, aku mampu bertahan hidup di perantauan." Ujarku lalu merogoh amplop coklat berisi uang tunai 25 juta dari saku jaketku kemudian menyerahkannya di genggaman tangan Kyai Danuri.

Kyai Danuri tampak tertegun namun segera tersenyum dan mengusap usap baju jaket yang kupakai.

"Kamu ini kok aneh aneh segala tow nak. kamu masih ingat gurumu ini saja aku sudah senang, tapi baiklah kuterima baktimu ini, dan ku doakan semoga penghidupan kamu lebih baik lagi dari sebelumnya." Ujar Kyai Danuri tampak terharu.

"Aminnn trimakasih guru, begitu juga saya slalu berdoa smoga guru sekeluarga slalu di anugerahi kesehatan dan kenikmatan yang melimpah." Jawabku.

Setelah itu aku kembali menghampiri mobilku saat Nyai Danuri keluar dengan membawa air panas yang masih mengebul serta sepiring ubi yang tampak baru saja di angkat dari penggorengan.

Aku lalu kembali lagi sambil menjinjing kardus berisi bahan sembako dan sekarung beras yang sempat kubeli di minimarket pasar kecamatan tadi, lalu menyerahkan nya pada Nyai Danuri. Dan beliau tampak begitu semringah menerimanya.

Setelah itu aku kembali duduk di kursi bambu berseberangan dengan Kyai Danuri, lalu bercerita tentang kegiatanku saat ini dan kebutuhanku yang ingin merekrut beberapa anggota padepokan untuk menjadi karyawanku nantinya.

"Baiklah nak nanti hari minggu datanglah kesini boleh pagi boleh siang atau sore bahkan malam terserah kamu, nanti akan kupilihkan sendiri teman teman yang kamu butuhkan itu." Ujar Kyai Danuri.

"Baiklah guru terimakasih banyak, aku slalu mohon doa restu guru.." Ujarku, sekaligus berpamitan pada beliau untuk mohon diri.

"Baiklah hati hatilah sampaikan salamku pada orang tuamu nak, dan juga terimakasih karena telah melahirkan anak berbakti seperti kamu." Ujar Kyai Danuri membuatku tersenyum.

"Akan saya sampaikan pesan dan salam dari guru pada bapakku guru, sampai jumpa guru!" Ucapku lirih sambil mencium buku tangannya sebelum aku pergi.

Bagaimanapun juga Kyai Danuri adalah salah satu yang sangat berjasa dalam hidupku, karena berkat bimbingannya dalam ilmu pernapasan, aku mampu menguasai ilmu sapta indra yang membuat fungsi indraku sangat kuat terlebih dengan intuisi yang lebih tajam dari orang biasa, membuatku hampir tak terkalahkan di arena perjudian dan membuatku bergelimang uang.

"

"

Episodes
1 Bab 1 Pulang Kampung
2 Bab 2 Mbak Sari
3 Bab 3 Api Dalam Sekam
4 Bab 4 Padepokan Karang Sejagad
5 Bab 5 Romansa Di Tengah Kesedihan
6 Bab 6 Kencan Tak Terduga
7 Bab 7 Air Terjun Tujuh Bidadari
8 Bab 8 Berani Berbuat Berani Tanggung Jawab
9 Bab 9 Lekas Sembuh Ibuk
10 Bab 10 Empat Tangan Besi Dari Pengging
11 Bab 11 Mengumpulkan Bukti
12 Bab 12 Bentrok
13 Bab 13 Pertikaian
14 Bab 14 Anti Klimaks
15 Bab 15 Masalah Baru
16 Bab 16 Mbak Dimana Kamu
17 Bab 17 Kau Jual Aku Beli
18 Bab 18 Berpikir Cermat Bertindak Tepat
19 Bab 19 Jangan Ganggu Dia Lagi
20 Bab 20 Trimakasih Nak
21 Bab 21 Apa Kau Sudah Gila
22 Bab 22 Serat Bumi Sejati
23 Bab 23 Merintis Usaha
24 Bab 24 Meniti Sepenggal Kenangan
25 Bab 25 Sisi Lain Farhan
26 Bab 26 Mohon Izinkan Ibuk
27 Bab 27 Proposal Buat Calon Mertua
28 Bab 28 Healing Bersama
29 Bab 29 Healing Bersama 2
30 Bab 30 Mendadak Ingin
31 Bab 32 Orang Dari Masa Lalu
32 Bab 33 Sebuah Reuni Kecil
33 Bab 31 Berziarah
34 Bab 34 Berani Judi Berani...?
35 Bab 35 Pertemuan Kembali
36 Bab 36 Kenapa Ga Nikah Denganku Saja
37 Bab 37 Kisah Usang Yang Terulang
38 Bab 38 Pesona Yesi Yuliana
39 Bab 39 Tak Akan Sama Lagi
40 Bab 40 Kedatangan Tamu Penting
41 Bab 41 Ngopi Bareng Keluarga Baru
42 Bab 42 Ada Pertemuan Ada Perpisahan
43 Bab 43 Desas Desus
44 Bab 44 Penjual Soto Yang Aneh
45 Bab 45 Habis Gelap Pasti Terang
46 Bab 46 Perjalanan Memulai Impian
47 Bab 47 Suasana Baru Keluarga Baru
48 Bab 48 Membangun Kerajaan Bisnis
49 Bab 49 Membangun Kerajaan Bisnis 2
50 Bab 50 Menghitung Modal
51 Bab 51 Properti Baru Harta Lagi
52 Bab 52 Aceng Jatuh Cinta
53 Bab 53 Meeting Pertama
54 Bab 54 Morning Rhapsody
55 Bab 55 Cemburu Kecil
56 Bab 56 Mendadak Berbeda
57 Bab 57 Saudara Sampai Mati
58 Bab 58 Coffee Time
59 Bab 59 Kembalikan Uangku
60 Bab 60 Selamat Bergabung
61 Bab 61 Rencana Rencana
62 Bab 62 Shock Terapy Dari Kampung
63 Bab 63 Malam Syukuran
64 Bab 64 Ada Yang Mau Kubicarakan
65 Bab 65 Dilema Di Tengah Keceriaan
66 Bab 66 Gelisah
67 Bab 67 Mulai Kompak
68 Bab 68 Ayo Mulai Kerja
69 Bab 69 Persiapan Terakhir
70 Bab 70 Mungkinkah Akan Ada Affair
71 Bab 71 Bayangan Persoalan
72 Bab 72 Memulai Sistem Kapitalis
73 Bab 73 Kalo Bisa Gadai Kenapa Harus Beli
74 Bab 74 Awas Kalo Ngecewain
75 Bab 75 Hati Hati Slalu Nak
76 Bab 76 Buatkan Kamar Mandi !
77 Bab 77 Dia Mantan Geisha
78 Bab 78 Beri Kami Fasilitas
79 Bab Tertarik Bisnis Properti
80 Bab 80 Keuntungan Kami Berapa
81 Bab 81 Stok Mulai Tipis
82 Bab 82 Trimakasih Ak
83 Bab 83 Evaluasi
84 Bab 84 Hal Tak Terduga
85 Bab 85 Bucin
86 Bab 86 Sisi Lain Empat Tangan Besi
87 Bab 87 Tak Lancar Sepenuhnya
88 Bab 88 Citizen Underground
89 Bab 89 Sepotong Kue Dari Bawah Tanah
90 Bab 90 Saatnya Rileks
91 Bab 91 Sekuntum Mawar Ungu
92 Bab 92 Surga Yang Tertunda
93 Bab 93 Tadi Ngapain ?
94 Bab 94 Kami Butuh Duit
95 Bab 95 Tolong Aku Ak
96 Bab 96 Bagaimana Dengan Adikku
97 Bab 97 Terlalu Dangkal
98 Bab 98 Dia Menyukaimu
99 Bab 99 Kalap
100 Bab 100 Karena Kita Saling Mencintai
101 Bab 101 Hari Yang Aneh
102 Bab 102 Akhirnya Affair
103 Bab 103 Mencari Celah
104 Bab 104 Makin Nakal
105 Bab 105 Wanita Itu Tyas
106 Bab 106 Akhirnya Kisruh Juga
107 Bab 107 Aku Juga Cinta Dia
108 Bab 108 Rapuh
109 Bab 109 Mari Kita Evaluasi
110 Bab 110 Cinta Yang Dalam
111 Bab 111 Membagi Tugas
112 Bab 112 Cerita Kusam
113 Bab 113 Integritas Yang Di Pertanyakan
114 Bab 114 Keliaranku
115 Bab 115 Retno Dilecehkan
116 Bab 116 Kerusuhan Di Hari Pembukaan
117 Bab 117 Rusuh
118 Bab 118 Biang Kerok
119 Bab 119 Suasana Tegang
120 Bab 120 Mencoba Perfect
121 Bab 121 Aku Sangat Mencintaimu Ak
122 Bab 122 Sebuah Kabar Buruk
123 Bab 123 Penyesalan
124 Bab 124 Menahan Kesedihan
125 Bab 125 Di Tunggu Bapak
126 Bab 126 Cerita Berkawan
127 Bab 127 Aku Ada Masalah Bro
128 Bab 128 Doakan Saja
129 Bab 129 Kehadirannya
130 Bab 130 Lintang Kemukus
131 Bab 131 Jangkar Kembar
132 Bab 132 Buah Kecerobohan
133 Bab 133 Memulai Lelaku
134 Bab 134 Orang Baru
135 Bab 135 Jangan Dilayani
136 Bab 136 Jati Diri
137 Bab 137 Tak Tau Balas Budi
138 Bab 138 Hadirnya Sang Legenda
139 Bab 139 Gambaran Mahakarya Masa Lalu
140 Bab 140 Akhir Kisah Farhan
141 Bab 141
Episodes

Updated 141 Episodes

1
Bab 1 Pulang Kampung
2
Bab 2 Mbak Sari
3
Bab 3 Api Dalam Sekam
4
Bab 4 Padepokan Karang Sejagad
5
Bab 5 Romansa Di Tengah Kesedihan
6
Bab 6 Kencan Tak Terduga
7
Bab 7 Air Terjun Tujuh Bidadari
8
Bab 8 Berani Berbuat Berani Tanggung Jawab
9
Bab 9 Lekas Sembuh Ibuk
10
Bab 10 Empat Tangan Besi Dari Pengging
11
Bab 11 Mengumpulkan Bukti
12
Bab 12 Bentrok
13
Bab 13 Pertikaian
14
Bab 14 Anti Klimaks
15
Bab 15 Masalah Baru
16
Bab 16 Mbak Dimana Kamu
17
Bab 17 Kau Jual Aku Beli
18
Bab 18 Berpikir Cermat Bertindak Tepat
19
Bab 19 Jangan Ganggu Dia Lagi
20
Bab 20 Trimakasih Nak
21
Bab 21 Apa Kau Sudah Gila
22
Bab 22 Serat Bumi Sejati
23
Bab 23 Merintis Usaha
24
Bab 24 Meniti Sepenggal Kenangan
25
Bab 25 Sisi Lain Farhan
26
Bab 26 Mohon Izinkan Ibuk
27
Bab 27 Proposal Buat Calon Mertua
28
Bab 28 Healing Bersama
29
Bab 29 Healing Bersama 2
30
Bab 30 Mendadak Ingin
31
Bab 32 Orang Dari Masa Lalu
32
Bab 33 Sebuah Reuni Kecil
33
Bab 31 Berziarah
34
Bab 34 Berani Judi Berani...?
35
Bab 35 Pertemuan Kembali
36
Bab 36 Kenapa Ga Nikah Denganku Saja
37
Bab 37 Kisah Usang Yang Terulang
38
Bab 38 Pesona Yesi Yuliana
39
Bab 39 Tak Akan Sama Lagi
40
Bab 40 Kedatangan Tamu Penting
41
Bab 41 Ngopi Bareng Keluarga Baru
42
Bab 42 Ada Pertemuan Ada Perpisahan
43
Bab 43 Desas Desus
44
Bab 44 Penjual Soto Yang Aneh
45
Bab 45 Habis Gelap Pasti Terang
46
Bab 46 Perjalanan Memulai Impian
47
Bab 47 Suasana Baru Keluarga Baru
48
Bab 48 Membangun Kerajaan Bisnis
49
Bab 49 Membangun Kerajaan Bisnis 2
50
Bab 50 Menghitung Modal
51
Bab 51 Properti Baru Harta Lagi
52
Bab 52 Aceng Jatuh Cinta
53
Bab 53 Meeting Pertama
54
Bab 54 Morning Rhapsody
55
Bab 55 Cemburu Kecil
56
Bab 56 Mendadak Berbeda
57
Bab 57 Saudara Sampai Mati
58
Bab 58 Coffee Time
59
Bab 59 Kembalikan Uangku
60
Bab 60 Selamat Bergabung
61
Bab 61 Rencana Rencana
62
Bab 62 Shock Terapy Dari Kampung
63
Bab 63 Malam Syukuran
64
Bab 64 Ada Yang Mau Kubicarakan
65
Bab 65 Dilema Di Tengah Keceriaan
66
Bab 66 Gelisah
67
Bab 67 Mulai Kompak
68
Bab 68 Ayo Mulai Kerja
69
Bab 69 Persiapan Terakhir
70
Bab 70 Mungkinkah Akan Ada Affair
71
Bab 71 Bayangan Persoalan
72
Bab 72 Memulai Sistem Kapitalis
73
Bab 73 Kalo Bisa Gadai Kenapa Harus Beli
74
Bab 74 Awas Kalo Ngecewain
75
Bab 75 Hati Hati Slalu Nak
76
Bab 76 Buatkan Kamar Mandi !
77
Bab 77 Dia Mantan Geisha
78
Bab 78 Beri Kami Fasilitas
79
Bab Tertarik Bisnis Properti
80
Bab 80 Keuntungan Kami Berapa
81
Bab 81 Stok Mulai Tipis
82
Bab 82 Trimakasih Ak
83
Bab 83 Evaluasi
84
Bab 84 Hal Tak Terduga
85
Bab 85 Bucin
86
Bab 86 Sisi Lain Empat Tangan Besi
87
Bab 87 Tak Lancar Sepenuhnya
88
Bab 88 Citizen Underground
89
Bab 89 Sepotong Kue Dari Bawah Tanah
90
Bab 90 Saatnya Rileks
91
Bab 91 Sekuntum Mawar Ungu
92
Bab 92 Surga Yang Tertunda
93
Bab 93 Tadi Ngapain ?
94
Bab 94 Kami Butuh Duit
95
Bab 95 Tolong Aku Ak
96
Bab 96 Bagaimana Dengan Adikku
97
Bab 97 Terlalu Dangkal
98
Bab 98 Dia Menyukaimu
99
Bab 99 Kalap
100
Bab 100 Karena Kita Saling Mencintai
101
Bab 101 Hari Yang Aneh
102
Bab 102 Akhirnya Affair
103
Bab 103 Mencari Celah
104
Bab 104 Makin Nakal
105
Bab 105 Wanita Itu Tyas
106
Bab 106 Akhirnya Kisruh Juga
107
Bab 107 Aku Juga Cinta Dia
108
Bab 108 Rapuh
109
Bab 109 Mari Kita Evaluasi
110
Bab 110 Cinta Yang Dalam
111
Bab 111 Membagi Tugas
112
Bab 112 Cerita Kusam
113
Bab 113 Integritas Yang Di Pertanyakan
114
Bab 114 Keliaranku
115
Bab 115 Retno Dilecehkan
116
Bab 116 Kerusuhan Di Hari Pembukaan
117
Bab 117 Rusuh
118
Bab 118 Biang Kerok
119
Bab 119 Suasana Tegang
120
Bab 120 Mencoba Perfect
121
Bab 121 Aku Sangat Mencintaimu Ak
122
Bab 122 Sebuah Kabar Buruk
123
Bab 123 Penyesalan
124
Bab 124 Menahan Kesedihan
125
Bab 125 Di Tunggu Bapak
126
Bab 126 Cerita Berkawan
127
Bab 127 Aku Ada Masalah Bro
128
Bab 128 Doakan Saja
129
Bab 129 Kehadirannya
130
Bab 130 Lintang Kemukus
131
Bab 131 Jangkar Kembar
132
Bab 132 Buah Kecerobohan
133
Bab 133 Memulai Lelaku
134
Bab 134 Orang Baru
135
Bab 135 Jangan Dilayani
136
Bab 136 Jati Diri
137
Bab 137 Tak Tau Balas Budi
138
Bab 138 Hadirnya Sang Legenda
139
Bab 139 Gambaran Mahakarya Masa Lalu
140
Bab 140 Akhir Kisah Farhan
141
Bab 141

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!