Rahim Bayaran Mr.Alex
Seorang rentenir datang kerumah Anin di pagi buta untuk menagih hutang sebesar 200 juta rupiah.Hutang itu adalah warisan dari orangtuanya yang menumpuk karena selalu kalah dalam berjudi.
Seminggu yang lalu kedua orangtua Anin meninggal dunia karena kecelakaan lalulintas,Anin lah yang berkewajiban untuk melunasi hutang setinggi gunung Kelud tersebut.Miris memang,orangtuanya yang bersenang senang tapi anaknya yang harus menanggung beban.
Anin kebingungan,dari mana dia bisa mendapatkan uang sebanyak itu?Sementara dia hanya bekerja sebagai karyawati toko pakaian dengan gaji jauh dari kata UMR.Belum lagi dia harus menghidupi dan menyekolahkan adik semata wayangnya bernama Cika.
Pria berwajah seram itu tiba tiba mengamuk,dia menendang pintu rumah Anin dengan kuat dan menimbulkan kebisingan.Kebisingan itu yang membuat para tetangga keluar rumah dan menyaksikan kejadian memalukan itu.
"Bang,tolong beri aku waktu sedikit lebih lama.Aku janji akan melunasi hutang hutang itu,"rengek Anin sambil memasang wajah memelas.
"Baiklah,aku akan memberimu waktu tiga hari.Kalau kamu tidak juga melunasinya rumah ini akan aku sita!"Ucap rentenir itu kasar.
Sang rentenir pergi dari rumah Anindira.Tak lama,Cika adik Anin yang masih duduk di bangku kelas Dua SMA memberanikan diri untuk keluar rumah.
"Kak,kita jual saja rumah ini.Uangnya kita pakai untuk membayar hutang mendiang orangtua kita,"Cika memberi sebuah pendapat.
"Apa kamu sedang bercanda?Rumah ini sudah tua,tidak akan laku terjual dengan harga dua ratus juta.Sekalipun laku terjual,kita berdua mau tinggal dimana?Dikolong jembatan?"Bentak Anin.Tanpa sadar wanita itu telah membuat adiknya mengkerut ketakutan.
"Lalu kita harus bagaimana Kak?"Cika menyodorkan pertanyaan yang membuat Anin semakin tersudut.Terlebih mata Cika berkaca kaca seolah sudah tidak kuat menanggung derita berat yang sedang mereka berdua rasakan saat ini.
"Tidak tau,Kakak pusing."Anin kembali masuk kedalam rumah dengan pikiran dan hati yang kalut.Meninggalkan Cika yang sedang menangis seorang diri di teras.
***
Siang hari,Anin memberanikan diri untuk menemui Bosnya.Dia berniat untuk meminjam uang sebesar 200 juta kepada pemilik toko pakaian tempatnya bekerja itu.
Tok...Tok...Tok...
Anin mengetuk pintu ruangan pribadi Bosnya.Setelah dipersilahkan masuk Anin langsung duduk di kursi yang ada dihadapan Bosnya.
"Ada apa Anin,tumben sekali kamu mencari saya?"Tanya wanita paruh baya itu penasaran.
"Anu Bu,saya kesini mau pinjam uang,"jawab Anin.
"Kamu mau pinjam uang Berapa?"Tanya sang Bos lagi.
"Dua ratus juta,"ucap Anin dengan ekspresi wajah serius.
"Dua ratus juta?"Wanita itu membulatkan kedua matanya seolah tak percaya dengan kata kata yang baru saja keluar dari mulut pegawainya.
"Iya Bos,saya perlu untuk melunasi hutang mendiang orangtua saya ke rentenir,"
"Maaf Anin,uang itu jumlahnya terlalu banyak.Saya tidak bisa memberimu pinjaman uang sebanyak itu.Lagi pula dengan apa kamu akan membayarnya kelak?"Ucap Bos Anin.
Perkataan Bos Anin itu benar adanya,Anin hanyalah wanita miskin berumur 23 tahun.Dia bahkan tidak memiliki warisan selain hutang mendiang orangtuanya,sekalipun sang bos memberikan pinjaman dia tidak akan pernah sanggup untuk melunasinya.
Dan lagi,meminjam uang untuk melunasi hutang adalan sebuah kebodohan.Itu sama saja dengan keluar dari kandang harimau tapi malah masuk kedalam kandang singa.Keduanya sama sama berbahaya dan menyiksa.
Dalam diam Anin menangis,dia merasa kesal pada takdir yang seolah sedang mempermainkan hidupnya saat ini.Jika waktu bisa diputar Anin memilih untuk tidak lahir ke dunia ini,terlebih menjadi anak dari pasangan suami istri yang hobi bermain judi.
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 59 Episodes
Comments
Retno Elisabeth
mampir thor
2023-08-21
0
Devi Sihotang Sihotang
selamat datang thor, semoga novel karya mu bagus
2023-03-01
1